Empat Puluh Satu

415 51 15
                                    


" COMEBACK "



Yeeaaahhh
.

..

Makanan tertata rapi di mejanya, berbagai jenis sayur dan ikan lainnya terlihat sangat lezat dengan tampilan yang menggiurkan. Ruangan yang di tata begitu rapi dengan penataan bunga yang pas dengan suasana malam itu. Tidak ada yang tertinggal sedikit pun untuk hidangan dan penataan ruangan, hanya saja sebuah kursi belum terisi penuh oleh penghuninya.

" Dimana dia? apa kau sudah menghubunginya? " tanya seorang pria yang lebih tua dari dirinya dengan suara yang berbisik. ( Kakak sepupu Naeun )

" Sebentar lagi ia akan datang " balas bisiknya. Kai terus mencoba menghubunginya.

Sekitar 10 menit berlalu mereka memakan hidangan yang telah disajikan. Terlihat sosok wanita yang mereka kenal berdiri di ambang pintu sedang mengatur nafasnya. " Maaf " ia membungkuk 90 derajat.

Seorang wanita  parubaya membimbingnya untuk duduk bergabung dengan yang lainnya. " Tidak apa-apa, putriku " ucap ibu Naeun padanya. Ada nada yang tidak sinkron dalam pengucapan putriku. ' tidak pernah ibu memanggilku seperti itu ' batin Naeun. Naeun duduk di sebelah lelaki yang menemaninya tidur. Tidak lupa dia juga memberi sebuah makanan yang di suguhkan di depannya.

" Aku membawa makanan kesukaan kakek " ucap Naeun tersenyum.

" Kau yang memasaknya? " Tanya sang kakek yang sedikit tidak yakin. Pasalnya terakhir kakeknya makan masakan Naeun yang masih di bilang seorang pemula. Bukan berarti tidak enak.

" Temanku yang membantuku " jawabnya senang melihat ekspresi kakek tidak ada masalah pada makanannya.

" Suamimu tidak kau tawarin? " Tanya kakek pada Naeun. Kai yang duduk di sebelahnya hanya melihat ke arah Naeun sekilas.

Acara makan pun telah selesai, sekarang hidangan penutup telah disajikan. Semua orang diam dalam sajian penutup tersebut.

" Bukankah aneh aku datang tiba-tiba tanpa pemberitahuan sebelumnya " mereka berhenti makan saat seseorang lebih tua sedang bicara.

" Kim " panggil Kakek.

Ayah mertua Naeun itu menoleh kearahnya. " Apa semua baik-baik saja? " Kalau kakek sudah bertanya seperti itu. Semua jelas tau kalau kakek mengetahui permasalahan sekarang.

" Apa maksud kakek, tidak terjadi apa-apa. Dan semua baik-baik saja " ucapnya yang sedikit grogi.

" Kalau begitu ada yang ingin aku katakan pada kalian " semua  siap mendengar.

" Kai, cucuku.. " masih bilang seperti itu semua melotot. Pasalnya kakek tidak terlalu dekat dengan Kai.

" Dia dan istrinya, Naeun. Akan pindah ke Jepang bersamaku untuk sementara ini. Aku ingin dekat kepada cucuku sebelum aku meninggal " kakek tua itu menegakkan teh kedalam mulutnya. Kai yang namanya di sebut tersenyum bahagia mendengarnya.

" Kai memiliki banyak pekerjaan disini dan juga- " ucapannya terpotong.

" Bukankah kau bisa mengatasinya, lagian aku tidak meminta mereka untuk tinggal selamanya. Apa aku tidak boleh dekat dengan cucu-cucuku sebelum aku wafat " amuknya.

" Aboeji. Kita juga harus tanya kepada mereka berdua. Ini sangat mendadak untuk aboeji meminta mereka tinggal bersmamu, appa" ucap ibu Naeun lembut. Ia tidak ingin besannya berfikir kalau Naeun yang memintanya kesana.

" Aku sudah bicara pada Kai sebelumnya, dan dia tidak ada masalah. Bukankah begitu? " Tanya kakek kearah kai. Dan siempu malah tersenyum senang. Rencananya berhasil membawa kakek ke Seoul.


...

Se-segera mungkin Kakek Naeun mengajak cucu-cucunya berangkat ke Jepang. Naeun pulang ke appartement menyiapkan beberapa pakaian miliknya dan juga Kai yang di bantu oleh ibunya.

Sedangkan Kai dan ayahnya berada di rumah orangtuan Naeun untuk menemui Kakek Naeun. Didalam ruang private milik ayah Naeun mereka bertiga berkumpul.

" Kim " panggil kakek Naeun kepada ayah Kai. Ayah Kai langsung menegakkan kepalanya dan melihat sosok pria yang lebih tua darinya tersebut.

" Bukankah status kita sama? " Tanya Kakek. Kai dan ayahnya terlihat bingung dengan pertanyaan Kakek.

" Aku memiliki cucu, dan kini kau juga sudah menjadi seorang kakek bukan "

" Bedanya cucumu masih pada  masa senang  dengan mainanya, dan aku. Memiliki cucu yang sudah berumah tangga. Kau juga tau kenapa aku memilih putramu untuk menikahinya(Naeun). Aku sudah mendengar kabar duka perihal Naeun yang kehilangan bayinya. Mungkin dia bukan cucu pertamamu. Dan kau juga tau kalau itu adalah cicit pertama untuk ku. "  Kakek menghela nafasnya. Ia melihat kedua pria yang berhadapan dengannya.

" Aku tidak ingin melanjutkannya. Aku hanya memberimu saran yang mungkin ini akan menjadi pelajaran untukmu. Diusiamu saat ini kau kembali balik menjadi remaja. Dimana kau telah pernah mengalaminya. Saranku lebih perhatikan sekitarmu, terutama keluargamu. Kim " ucap kakek menyudahi.



...

Seminggu berada di rumah Kakek.

" Kenapa kakek senyum-senyum sendiri? Apa ada yang lucu sampai membuatmu seperti itu? " Tanya Naeun yang memberi teh  hangat di sore hari.

Kakek masih dengan senyumnya lalu ia mengambil cangkir teh yang di beri Naeun barusan. Sebenarnya kakek mengingat kejadian lucu saat Kai disuruh mengambil beberapa sayuran di kebun.
Kai telah membawa begitu banyak sayuran ia membawanya dengan mengendarai sepeda. Saat ia ingin keluar dari kebun. Ia melihat dua orang anak lelaki yang membawa keranjang yang sama dengannya. Salah satu Anak lelaki tersebut jelas berbahasa Jepang yang membuat memang tidak mengerti bahasanya.

Intinya Kai mengizinkan mereka masuk ke kebun, Kai mendorong sepedanya. Masih beberapa langkah. Dia melihat anak-anak begitu banyak masuk ke dalam kebun Kakek Naeun tersebut. Tapi Kau tidak melarangnya.
Sampai dirumah Kai membersihkan tubuhnya dan beristirahat. Naeun pergi ke pasar membeli bahan bumbu untuk makan malam.

Kakek Naeun keluar karen salah satu orang kepercayaannya untuk mengurus kebunnya. Melapor kalau ia ingin menemui suami dari cucunya.
Kedekatan kepala pengurus kebun dan kakek sudah seperti sahabat, maka tak heran kalau ia bersikap layaknya teman tanpa ada rasa terbebanin satu sama lain.

Kai pun keluar dan duduk di teras papiliun rumah kakek, Kai hanya diam menunduk saat ia di marahi oleh pengurus kebun dan kakak sepupu Naeun tetap sebagai translator Kai dalam menterjemah setiap amarah pria pengurus kebun tersebut.

Sang kakek menjadi penonton diantara mereka. Naeun yang mendengar itu ikut tertawa.

" Kakek, sekarang dimana Kai berada? " Tanya Naeun di sela tawanya.

" Jika kau ingin menemuinya kau bisa langsung ke sana( ke kebun )." Lalu Naeun tertawa kecil kembali.

" Bawakan ia minuman dingin. Dia pasti sangat membutuhkan " ucap kakek. Naeun sudah menebak pasti ia disuruh memperbaiki kekacauan/kerusakan di kebun.






Tbc💞

Tinggalkan comment di bawah.

Aku terima kritik dan saran kalian reders.

Dan semoga kalian suka dengan part-nya.

LUVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang