Empat Puluh Dua

277 34 5
                                    


Pagi-pagi suami Naeun itu tidak ada kerjaan, pasalnya istri tercinta masih masak di dapur bersama kakek. Bukan Kai tidak mau bantu Naeun masak, tapi kakek melarangnya masuk ke dapur. Firasat Kai sudah tidak enak, tau ia berpikir positif aja sama kakek dan cucu kesayangannya.

Karena gak ada kerjaan, Kai menyempatkan main game di HP  Naeun. Soal game, Kai sendiri yang mendownload permainan tersebut di hp Naeun.

Asyik dengan game-nya, beberapa notifikasi muncul di layar atas hp Naeun.
' HyungWon'

Kai langsung membuka isi chat dari teman istrinya itu. Ia membaca semua isi chatan mereka. Kai baru pertama kali ini membuka isi chat Naeun yang berbau privasi itu.

" Ada apa? Kenapa kau tersenyum seperti itu? " Tanya Naeun yang masuk ke dalam kamar. Kai langsung keluar dari chatan itu. Dan meletak Hp Naeun asal di tempat tidur.

" Tadi permainannya lucu " ucap Kai asal. Naeun percaya begitu saja dengan ucapan suaminya.

" Sarapan sudah siap " Kai langsung keluar terlebih dahulu. Naeun mengambil Hp nya dan menyimpannya di Nakas.


...

Kai dan Naeun sedang mempersiapkan barang-barang mereka. Pasalnya, lusa mereka sudah harus berangkat ke Seoul. Sebulan sudah mereka berada di Jepang. Kai mendapat panggilan mendadak oleh ayahnya. Naeun dan Kai sudah tau itu hanya alasan ayah Kai. Agar mereka segera pulang.

Sesampainya di bandara, Naeun tidak melihat supir dari keluarga Kim. Kai sibuk mendorong koper miliknya dan juga Naeun.

" Sedang cari apa? " tanya Kai yang melihat sang istri celenga celangu gak menentu.

" Belum datang ya jemputan kita? " tanya Naeun balik, bukan memberi jawaban atas pertanyaan kai.

" Siapa yang mau jemput? " ledek Kai yang menyetop taxi. " Lalu? " tanya Naeun lagi.

" Kita naik taxi, beib " ucapnya membantu supir taxi mengangkat koper-koper milik mereka. " Serius? Appa dan eomma gak tau kalau kita pulang? " Kai yang baru siap memasukkan kopernya. Kini giliran Naeun yang ia masukkan ke dalam mobil, Naeun ikut aja masuk.

Di mobil Naeun melihat Kai sedang tertidur sambil memegang tanganya, ia takut Naeun lari kali.
" Mesti di genggam kuat ya tangan aku? " tanya-nya sendiri memperhatikan tangan miliknya dan juga Kai. Naeun kembali melihat ke jalan. Anehnya, taxi yang mereka tumpangi tidak menuju ke appartement mereka.

" Ahjussi, sepertinya kita salah jalan " ucapnya kepada supir tersebut. " Tidak nona, ini sesuai dengan alamat yang di tunjukan oleh suami anda " jelas sang supir.
Naeun segera membangunkan Kai dari tidurnya. " Kai " -

" Kai bangun " ucap Naeun menggoyangkan bahu Kai.
" Kenapa sayang? " tanya Kai yang melihat Naeun. Lalu ia tidur kembali dan memeluk lengan Naeun.
" Bangun dulu, kamu mau bawa aku kemana? " tanya Naeun kembali.
" Aku mau culik kamu " jawabnya, Kai semakin mempererat pelukannya dan mengambil tangan Naeun yang satunya lalu ia ketak di atas kepalanya sambil mengelus. secara tidak langsung ia meminta Naeun untuk mengelus kembali rambutnya.

...

Akhirnya mereka sampai juga di tempat tujuan, terlihat rumah yang hampir sama dengan rumah yang lain. Kai membuka pagar kecil tersebut dan membawa kopernya masuk. " Kenapa masih disitu? ayo bantu aku bawa " Naeun tidak menggubris perkataan Naeun. Sehingga membuat Kai kembali lagi keluar pagar. " Masuk jangan bengong aja " Kai sedikit mendorong tubuh istrinya tersebut.

" Rumah kamu yang mana lagi ini? " tanya Naeun jutek. " Masih nyicil " bisik Kai di telinga Naeun.
" Kenapa harus nyicil? " tanya Naeun lagi.
" Aku jawabnya setelah kita masuk rumah ya, sayang " Kai menarik sang istri lalu menaiki tangga yang tidak terlalu tinggi. Ia membuka pintu itu, tidak terlalu banyak barang malah masih bisa di katakan kosong.

" Kamu suka? Maaf ya aku belum isi semua barangnya. besok barang yang ada di appartement kita pindahin kemari " jelas Kai takut istrinya marah.

" Kenapa kita harus pindah? di appartement kamu emang kenapa? " tanya Naeun bertubi. Kai membawa Naeun masuk kedalam kamar. Di dalam kamar Kai sudah menyuruh asistennya untuk mengisi tempat tidur beserta lemari mereka. Jadi bisa di bilang cuma kamar mereka yang baru terisi penuh dengan barang dan keperluan di kamar.

" Kamu duduk dulu. soalnya di luar belum ada sofa " jawab Kai. Naeun memandang suaminya terus menerus. Semenjak di jepang Kai banyak berubah, sifat kakek Naeun yang penyayang ternyata sudah menular ke Naeun.

" Aku baru sadar, sifat kamu dengan kakek kok bisa samaan ya " Kai terpelongoh mendengar penuturan istrinya tersebut. " Aku juga baru sadar, kamu itu ternyata masih polos. Bikin gemes tau " Kai mengunyel-unyel pipi istrinya.

" Aku serius , kamu kenapa gak cerita ke aku mau pindah. sampai beli rumah segala lagi. padahal kita udah nyaman tinggal di appartement kamu " Naeun melipat kedua tangganya di dada.

" Aku gak mau para fansmu atau para teman yang menyukaimu itu datang-datang mencari kamu. Udah tau punya suami, tetap aja mereka ngincar kamu " kesel Kai seperti anak sekolah.

" Cemburu? "-
" Iya "
" Tumben ngaku "

Drrt Drrt Drrt

Naeun mencari ponselnya di slingbag, ia melihat nama Dr.Park menghubunginya.

" Baru juga di bilang, udah ada aja yang hubungi kamu" jengah Kai yang pergi keluar dari kamar.
" Aku boleh angkat? " tanya Naeun polos. Kai menutup pintu kamar dengan membanting sangat kuat. Naeun mengikuti Kai pergi hingga ke halaman rumah mereka.

" Kai, masih menelepon juga " ucap Naeun menunjuk ponselnya. Kai menarik nafas panjang lalu membuangnya kembali dengan kasar.
" Ya udah kamu angkat mana tau dokter park ada yang mau di sampaikan penting " ucapnya santai agar Naeun paham.

" Yeoboseyo " ucap Naeun. Kai menarik koper mereka, sebelum mengangkatnya masuk kedalam. Kai nyempetin cium pipi Naeun yang terlihat chubby, ditambah dengan sikapnya yang lucu dan polos.

~Chu



TBC

LUVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang