chapter 2

1.5K 169 8
                                    

"Ah, sialan!"

Mingyu menutup pintu lemari penyimpanannya ketika tidak menemukan bir sebotol pun. "Seharusnya aku membelinya kemarin," gerutunya kesal.

Dia pergi ke kamarnya untuk mengambil jaketnya lalu berjalan keluar setelah mengunci pintu apartemennya. Pukul 11 pagi, sebenarnya Mingyu tidak mau keluar lagi di cuaca yang semakin lama semakin mendingin. Suhu di Seoul sekarang mencapai 5 derajat celsius yang artinya sudah berkurang 4 derajat sejak Mingyu terakhir pergi keluar.

Mingyu memang sedang tidak bekerja. Perusahaan yang dia tempati sedang mengalami kemerosotan sehingga pihak perusahaan berkata bahwa mereka akan mencutikan beberapa karyawannya untuk sementara waktu. Mingyu berpikir ini mungkin bukan cuti, karena perusahaan memberikannya uang yang terlihat seperti gaji terakhirnya. Mungkin perusahaan memang bermaksud untuk memecatnya secara halus. Yah, Mingyu tidak berharap banyak. Toh, dia sendiri mulai lelah bekerja di perusahaan tersebut. Dia berpikir mencari pekerjaan sambil bersantai-santai menikmati waktu 'cuti'nya.

Dia masuk ke dalam sebuah minimarket yang berada tak jauh dari apartemennya. Mingyu sebelumnya tidak pernah berbelanja di sini, dia lebih memilih pergi belanja bahan makanan di sebuah supermarket besar yang lebih lengkap. Namun dia tertarik melihat kertas yang ditempelkan di kaca minimarket tersebut. Tertulis bahwa minimarket tersebut membutuhkan orang untuk dipekerjakan disana.

Minimarket itu luas walaupun terlihat kecil dari luar. Barang-barang yang dijualpun terbilang lumayan lengkap bila dibandingkan dengan minimarket yang lain. Mingyu menemukan bir yang dicari dan mengambil tiga botol kemudian membawanya ke kasir. Dilihatnya seorang perempuan penjaga kasir yang langsung menghitung total harga pembelian Mingyu.

Mingyu mengeluarkan uangnya setelah mendengar harga yang disebutkan perempuan itu. Kemudian dia langsung bertanya tentang lowongan pekerjaan kepadanya.

"Maaf, aku melihat di depan bahwa minimarket ini membutuhkan orang tambahan?"

Perempuan itu tersenyum menanggapinya. "Ya, benar. Apakah anda tertarik untuk bekerja di sini?"

"Ehm, aku ingin melihat persyaratannya terlebih dahulu," katanya sedikit ragu.

"Baik, sebentar saya ambil berkasnya."

Perempuan itu berjalan pergi ke pintu dengan tulisan 'staff only' meninggalkan Mingyu. Mingyu hanya diam menunggu di depan meja kasir sambil mengetuk-etukan jarinya sampai pintu minimarket terbuka memperlihatkan seseorang masuk.

Identitas orang tersebut membuat Mingyu kaget bukan main. Orang itu adalah lelaki bermata indah yang dilihatnya beberapa hari yang lalu! Suatu keberuntungan baginya untuk bertemu dengan lelaki itu disini. Lelaki itu masuk lalu melepaskan jaketnya. Diangkatnya kepalanya dan kemudian matanya bertemu pandang dengan Mingyu yang masih menatapnya penuh kagum.

Lagi, mata itu lagi yang membuatku jatuh, batinnya.

Lelaki itu tersenyum sopan kepadanya dan kemudian masuk ke ruangan yang tadi juga dimasuki oleh perempuan penjaga kasir. Mingyu terheran-heran kemudian ketika melihatnya keluar dari pintu itu dengan seragam kerja minimarket ini.

"Maaf, Tuan. Apakah ada yang bisa saya bantu?" Tanya lelaki itu kepada Mingyu yang masih berdiri di depan kasir.

"O-oh, tidak. Tidak ada. Aku sedang menunggu persyaratan untuk bekerja di sini," jawabnya gugup.

"Ah, anda melihat kertas yang ditempel di depan ya?" Mingyu mengangguk. "Kalau begitu, semoga anda berpikiran untuk benar-benar bekerja di sini. Kami sangat membutuhkan orang."

Sungguh, bekerja dengan lelaki ini? Mingyu tidak tau kenapa Dewi Fortuna sedang berbaik hati kepadanya, tapi yang jelas dia pasti akan mengambil keberuntungan ini.

"Ya, aku akan mendaftar, kebetulan aku baru saja dipecat dari kantorku." Mingyu tersadar dia secara tidak langsung mengatakan bahwa dirinya payah sehingga dipecat oleh kantornya, tapi sepertinya lelaki itu tidak merendahkannya karena langsung tersenyum.

"Kebetulan sekali! Semoga anda akan betah bekerja disini," katanya sambil tersenyum.

Tuhan, ternyata bukan hanya matanya yang indah, tapi juga senyumnya, batin Mingyu yang merasa semakin jatuh untuk lelaki ini.

Mingyu baru saja menikmati semua moment ini ketika perempuan penjaga kasir tadi kembali membawa berkas. Sebelum perempuan itu sempat berkata Mingyu sudah menyeletuk.

"Aku akan mendaftar."

Perempun itu keheranan namun hanya mengangguk dan menyerahkan formulir kepada Mingyu. "Anda bisa membawanya kembali besok dengan lampiran yang disyaratkan."

"Baik, terima kasih," katanya setelah mengambil formulir. Diliriknya lagi lelaki itu yang tersenyum lagi kepadanya. Mingyu terus merasakan jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya.

Ketika keluar dari minimarket itu Mingyu merasa bisa menari-nari sekarang karena terlalu senang. Dia sudah tidak sabar untuk berteman baik dengannya, atau lebih dari itu.

l o s t . [gyuhao]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang