chapter 15

771 77 10
                                    

Warning! Chapter ini mengandung adegan kekerasan, bagi yang kurang nyaman dimohon untuk tidak membaca, terima kasih!

•••

Mata Mingyu mencoba membuka, mencari-cari cahaya untuk pergi dari kegelapan ini. Dia masih belum sadar sepenuhnya, matanya mengerjap-ngerjap mencoba untuk terbiasa dengan situasi. Mingyu merasa tubuhnya kaku, bahkan pergelangan tangannya terasa sakit.

Benar saja, ternyata kedua tangannya diikat menggunakan tali di belakang tubuhnya, menyatu dengan kursi yang dia duduki. Kakinya mengalami nasib yang sama, terikat dengan kaki kursi.

Mingyu masih bingung dengan situasi yang sedang dihadapinya sekarang ini. Bukan kah tadi dia bersama Minghao?

Ah, dia ingat. Mereka bertemu 'dia'. Ketika sadar Mingyu sudah terikat seperti ini.

Mingyu mengamati sekitarnya, dia kemudian tahu bahwa dia berada dalam sebuah kamar yang cukup luas. Ada satu buah kasur berukuran king, dua lemari, televisi di pojok ruangan, meja dan sofa, serta kamar mandi. Kamar ini terbilang cukup mewah untuknya.

Yang Mingyu khawatirkan, di mana Minghao? Pikiran-pikiran negatif mulai menghantuinya. Dia merasa sangat gelisah tidak mengetahui keberadaan Minghao.

Seakan menjawab kekhawatirannya, pintu terbuka. Memperlihatkan dua orang masuk yang satunya didorong paksa.

"Lepaskan aku, Junhui!"

Mingyu mengenali suara itu, itu suara Minghao. Namun, tampaknya Minghao belum menyadari keberadaannya.

"Keparat! Lepaskan kami!" teriak Mingyu kepada si pendorong Minghao, Junhui.

Minghao terkejut mendengar suara Mingyu, tatapannya jatuh kepada mata Mingyu, lalu Minghao melihat ikatan di tubuh Mingyu.

"Junhui, kumohon, lepaskan dia," bujuk Minghao pasrah. "Dia tidak ada urusan apa-apa dengan masalah kita."

Junhui tertawa hebat. "Oh, oh? Ingin berusaha menjadi penyelamat pangeranmu, Hao? Maaf saja, itu tidak akan terjadi," katanya lalu dia melanjutkan, "dia akan menyaksikan kita."

Mata Mingyu melotot mendengar perkataan Junhui.

"Bajingan! Jangan sampai kau menyentuh Minghao seujung jarimu!" seru Mingyu marah.

"Coba hentikan aku, Mingyu. Jika kau bisa," ejeknya lalu dia mendorong Minghao ke atas kasur. Mengikat tangan kurus lelaki itu dengan tali yang sama dengan yang dia gunakan untuk mengikat Mingyu.

"Junhui, jangan," Minghao memohon. Dia sangat ingin menangis sekarang, tapi dia tau tangisannya akan semakin membuat dirinya rendah di mata Junhui.

"Aku bilang aku akan melunasi utangnya padamu, Junhui!" teriak Mingyu lagi. Ya, apa-apaan ini? Bukannya mereka berdua sudah sepakat, bahkan waktu tenggangnya belum habis, kenapa Junhui melakukan ini kepada mereka?

"Hmm, setelah kupikir lagi, aku tidak jadi menjualnya kepadamu," ujar Junhui keji. "Mungkin aku belum bisa merelakan tubuhnya, aku masih ingin membuat seni di atas tubuhnya dan mendengarnya mendesah karenaku."

"BAJINGAN!"

Mingyu ingin memukul Junhui, menendangnya, atau apapun yang bisa membuat lelaki bejat itu tersiksa. Namun, dia tidak bisa, dirinya sedang berusaha keras untuk melepaskan ikatan-ikatan ini, entah bagaimana caranya.

Junhui tampak berpura-pura tidak mendengarkan makian Mingyu, dia memulai aksinya.

Dirobeknya turtle neck Minghao, memperlihatkan tubuh kurus namun berototnya. Minghao terus memohon kepadanya untuk berhenti, tapi dia tetap tidak mengubrisnya.

"Luka-lukamu sudah sedikit mengering, Sayang. Sebaiknya aku membuat luka baru," ujarnya sambil membuang perban di tubuh Minghao, lalu matanya menangkap bekas ciuman Mingyu di leher Minghao. "Ah? Ciuman baru lagi? Ternyata kau benar-benar seorang jalang, Hao."

Mingyu sangat tersiksa sekarang, hatinya benar-benar terasa sakit melihat Minghao berada di bawah Junhui memohon-mohon seperti itu. Yang lebih menyakitkan lagi, dia tidak bisa berbuat apa-apa selain berteriak.

Junhui bangkit dari tubuh Minghao lalu berjalan ke sebuah meja, membuka lacinya dan mengeluarkan cutter, cambuk, dan lilin. Dibawanya semua itu dan meletakkannya di samping Minghao.

"Kau ingat barang-barang ini, Sayang? Barang-barang ini menunjukkan seberapa besar cintaku padamu," katanya pelan di telinga Minghao.

"KAU GILA JUNHUI! HENTIKAN!"

Mingyu menggerak-gerakkan kursinya, berusaha melepaskan diri. Hal itu tidak membuahkan hasil, hanya Mingyu yang merasa tangan dan kakinya semakin lecet akan gesekan tali.

Junhui menoleh kepadanya, tersenyum keji.

"Bagaimana rasanya menyaksikan orang yang kau perjuangkan akan diperkosa di hadapanmu, Mingyu?" tanyanya dengan nada mengerikan. "Dan ya, ini kamar kami. Tempat kami melakukannya setiap hari."

Tanpa aba-aba dia langsung menggores panjang cutter itu ke dada Minghao.

"Argh!" teriak Minghao kesakitan. Darah mulai keluar dari kulitnya.

"Minghao!" seru Mingyu. Dilihatnya ekspresi kesakitan Minghao dan dia merasa sebagian jiwanya mati. Dia tidak sanggup melihat lelaki kurus itu tersiksa seperti itu. "Junhui, tolong, hentikan...."

Masih tidak mengubrisnya, Junhui menorehkan luka lain di tubuh Minghao. Di sekitar dada, perut, lengan, bahkan di leher Minghao. Darah menyucur dengan deras, jika terus seperti ini Minghao bisa mati kekurangan darah.

Napas Minghao terengah-engah, dirinya sekuat tenaga menahan teriakan dari mulutnya, karena dia tahu Junhui, lelaki itu semakin terangsang ketika mendengarnya kesakitan.

"Lepaskan saja, Sayang. Aku ingin mendengar suaramu," kata Junhui sambil mengangkat dagu Minghao, lalu mencium ganas bibir Minghao.

Minghao ingin menolak, dia ingin mendorong Junhui dan pergi bersama Mingyu dari segala siksaan ini. Minghao semakin meronta, namun itu membuat Junhui semakin bergairah memainkan lidah mereka, memerintahkan Minghao untuk ikut bermain dengannya.

Ketika Junhui menarik ciumannya, Minghao langsung menghirup napas sebanyak-banyaknya. Junhui melihat bibir Minghao memerah, ada saliva di sekitarnya.

"Kau terlihat indah," pujinya sambil mengusap bibir Minghao.

Mata Mingyu menyaksikan semua adegan itu, bagaimana tersiksanya lelaki yang dia cintai membuatnya ikut tersiksa juga. Mingyu pikir dia tidak bisa lebih tersiksa dari ini, sampai Junhui berkata.

"Ayo kita lanjutkan ke intinya."

•••

Maafkan aku, semakin lama Junhui semakin bejad :( Cerita sama sekali tidak berhubungan dengan kenyataannya.

Terima kasih sudah vote dan comment!❤️

l o s t . [gyuhao]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang