Bab 39

27 3 0
                                    

Zeeta'POV

Aku terduduk lemah sambil memandang Zulaikha yang ralit merawatku .

Wajah ini yang banyak membantu aku . Kemudian, pandangan aku difokuskan untuk melihat mereka yang lain. Jujur aku tidak tahu kekuatan ini ada pada aku . Dapat melihat dengan jelas persekitaran yang engkau inginkan walaupon kau berada beribu batu jauhnya .

Sungguh seronok .

Namun, aku hanya mampu melihat seperti aku tiada guna bukan ? Aku tahu mereka dalam kesusahan tetapi aku masih terduduk lemah disini .

Seketika aku tersenyum sinis, meratapi kisah hidupku yang aku fikir sudah cukup rumit .

"Diaorang akan selamat weyh . Kau janganlah risau . Arin tu serba boleh " ujar Zulaikha memecahkan kesunyian ini . Dia mengambil tempat disebelahku sambil memegang erat tanganku .

"Kitaorang tetap kawan kau walau sejuta kali kau belot" pesanan Zulaikha mengundang senyuman kecil dibibirku .

Angin bertiup sungguh kencang dan menuju ke suatu tempat yang boleh aku katakan dengan lebih tepat ...

" Arin !" ujarku serentak dengan Zulaikha .

Aku cuba bangun dengan kekuatan yang ada dibantu oleh Zulaikha .

"Kau tak boleh pergi . Kau masih lemah weyh " halang Zulaikha dengan muka yang berkerutan menandakan dia dalam kerisauan

" Aku kena selamatkan dia . Dia satu-satunya saudara aku yang tinggal" ujarku mendatar .

" Wait ! What do you mean by satu-satunya 'saudara aku yang tinggal '" tanya Zulaikha .

Seriously , bukan mereka ni sekadar bestfriend ke ? Tang bila diaorang ni satu ibu satu bapa ?

Aku mengeluh seketika . Sah la mereka yang lain masih belom mengetahui hubungan aku dengan Arin .

" Aku dengan Arin adalah kembar " jelasku dengan ringkas .

"Macam.."

"Kalau kau tanya banyak lagi soalan tentang aku dan Arin , kawan-kawan yang lain mungkin dah mati " sambung aku membuatkan Zulaikha mematikan niatnya ingin bertanya dengan lebih lanjut .

Author'POV

Muka aku dipijak terus oleh Lorry . Pandanganku tertala pada kapsul yang ditempatkan oleh Red .

Rissa , Red dah selamat . Sekarang bangun Rissa ! Lawan balik !

Telepati itu terus membuka kembali mataku . Kaki Lorry sudah lama dialihkan olehnya kerana Lorry sibuk ketawa sorang-sorang .

" Kau tak patut melawan manusia . Sedarlah , disini bukan dunia kau . Hahahahah " itulah butiran yang dapat aku tangkap sebelum aku duduk memandangnya .

"Masih nak melawan wahai manusia " tanya Lorry sambil tergelak sinis

Aku mengelap darah yang terkeluar daripada bibir dengan kasar sebelum aku tergelak memandangnya .

" Kau sendiri tahu yang ini memang dunia aku " ujarku selamba .

Dengan sekelip mata , darah yang terkeluar sudah berhenti . Kesan pedang yang tertusuk dibahu sudah pulih . Sendi- sendi yang sakit sudah sihat .

"Wow ! Terasa segar bebenor ni !" ujarku ceria sambil melompat kekiri kekanan .

"Macam mana kau ... " lidahnya kelu melihat aku seperti biasa tanpa kesan apa apa pon .

"Halamak ! Still nak main lagi ke Lorry ? Tak serik-serik nak kalah lagi dan lagi ?" tanyaku sambil mengukir senyuman sinis kepadanya .

" Aku tak pernah kalah dan tak akan kalah " ujarnya bongkak lalu memandang kapsul Red .

Classmate.Where stories live. Discover now