Dua

3.7K 266 16
                                    

Menjelek-jelekkan orang itu kalau berani di depan. Kalau di belakang, ketahuan pasti malu

***

Sonia pulang dengan langkah gontai dengan wajahnya yang cemberut. Membuat Arkhan menautkan kedua alisnya. "Wah! Anak Papah ko cemberut kaya gini, mana cantiknya?" Goda nya.

Sonia sejenak menatap Ayahnya itu, ia menautkan ke-dua alisnya. Kenapa Ayahnya tidak kerja? Pikirnya. "Ko Papah ada di rumah?" Gadis itu duduk di samping Arkhan, setelah mencium punggung tangan Ayahnya.

"Emang kenapa? Sonia enggak seneng, Ayah pulang cepet?" Arkhan mengelus hangat puncak kepalanya.

"Sonia seneng Pah, seneng banget."

"Tapi ko wajahnya cemberut gitu?" Arkhan menekan-nekan pipi cabinya.

"Ini gara-gara si Bara Pah!" Rengeknya.

"Dia kenapa?"

"Pokoknya gara-gara dia! Sonia jadi kena hukuman Bu Marta! Papah, nanti kalau Om Dewa maen ke rumah kita. Si Bara jangan di masukin!"

Celotehnya, membuat Arkhan terkekeh, " kamu tuh ada-ada aja, masa iya si Bara di biarin di luar, gitu,"

"Iya, awas aja kalau nanti di masukin. Sonia bakal marah."

"Tapi kan Sonia juga suka masuk ke rumahnya Om Dewa, iyakan?" Tanya Arkhan.

Sejenak Sonia terdiam, itu memang benar. Ia suka masuk dan membuat kegaduhan di sana sesukanya. Tanpa ada siapapun yang melarang dirinya. Dewa dan Syila menganggap Sonia---sudah seperti anaknya sendiri. Mengingat dari kecil Sonia selalu keluar masuk rumah tersebut.

"Tapi kan si Bara api itu jahat sama Sonia Pah,"

"Jahat?"

Sepertinya ada nada tak percaya, dari ucapan Arkhan. Tentu saja, karena setahunya Bara itu anak yang baik dan taat aturan. Bahkan di sekolahnya ia selalu mendapatkan rangking pertama. Tidak seperti putrinya yang pemalas, berisik, nakal lagi. Makanya, Arkhan heran. Mendengar anak sahabatnya itu di bilang nakal.

"Iya Pah,"

"Masa sih?" Tuh kan! Masih enggak percaya, asli! Sonia mulai keki.

"Papa enggak percaya sama Sonia?" Kesalnya.

"Bukan begitu sayang,"

"Lalu?" Sonia mulai merajuk.

"Duh, anak Papah malah marah begini." Arkhan meraih putrinya itu ke dalam pelukannya.

"Iya Papahkan sama Mamah memang aneh, kenapa sih percaya banget sama si Bara api jelek itu!"

"Eh, mulutnya!" Misya datang dari dapur dengan potongan buah naga di piring. Lantas di letakkan di atas meja.

"Tuh, kan! Mamah sama Papah pasti gitu, kalau Sonia omongin si jelek Bara Api itu!"

"Disini siapa yang jelek hm?" Ledek Misya. Membuat Sonia semakin merenggut saja. "Mamah rasa, si Bara itu ganteng ko, baik, pinter, nurut lagi sama orang tua!"

"Mamah tuh emang enggak sayang sama Sonia! Kata siapa si Bara ganteng? Dia itu jelek! Dia itu jutek! Pokoknya dia itu..."

"Permisi Tante!"

Serapahan Sonia terhenti ketika mendengar seseorang berdiri di pintunya, dan membuat kedua matanya nyaris loncat keluar. Membuat Arkhan dan Misya tersenyum geli. Sonia memang selalu seperti itu, mereka paket komplit. Bara yang pendiam dan super baik. Dan Sonia yang nakal, dan super usil. Mereka sangat menyukai interaksi ke-dua remaja tersebut.

My Dear Sonia (Sudah Tersedia Versi Ebook Di Google Play)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang