Sebelas

2.4K 226 34
                                    

Jangan lupa komen n perhatikan typo, Ok👌
.
.
.
***

"Hahahaha!"

Tawa Misya dan Arkhan memenuhi ruangan tamu. Rasanya sangat lucu melihat keduanya kaget seperti itu. Dari awal mereka memang ingin mendekatkan keduanya. Namun mereka tidak memaksakan juga, kalau seandainya mereka jodoh nantinya. Ya syukur-syukur aja. Tapi kalau tidak, ya apa mau di kata.

Bahkan Dewa dan Syila juga sudah menyiapkan seperangkat emas jauh-jauh hari. Mereka sangat berharap pada Sonia. Selain karena mereka sudah dekat seperti keluarga. Dewa dan Syila juga memang sudah sangat sayang pada Sonia. Jadi mau nyari calon mantu kaya gimana lagi, kan malas kalau harus mencari yang lain. Yang belum tentu kelihatan baiknya.

Menurut Syila dan Dewa. Sonia itu gadis baik-baik. Ia tidak seperti remaja lain, yang suka keluyuran di malam Minggu dengan teman laki-lakinya. Hanya saja, gadis itu memang super nakal. Tapi dalam artian nakal yang bukan nakal kaya abg sekarang. Mereka nakal sama cowok, atau gonta-ganti cowok. Nakal Sonia di sini adalah nakal bawaan, dan menurut Syila. Justru itu adalah tantangan untuk Bara. Agar mau merubah sikap liar gadis itu.

Sehingga dulu waktu Sonia keluar SMP, kedua orang tua Bara dan kedua orang tua Sonia membuat rencana tersebut. Mereka ingin persahabatan mereka terus berlanjut. Dengan menyatukan anak-anaknya kelak. Ini masih di rahasiakan. Karena keputusan ini akan di lakukan kalau mereka sudah menginjak umur 21 tahun dalam keadaan jomblo.

"Apaan sih?". Kesal Sonia, ia sebal melihat tawa keduanya.

"Mamah becanda sayang, tapi kalau kalian mau. Mamah bakal jodohin deh, serius!".

"Ikhh, Ogah. Amit-amit!". Sonia bergidik.

"Jangan gitu Sonia, pamali tau. Nak Bara aja enggak marah tuh, Bara kurang apa coba. Dia pinter, baik, ganteng lagi! Emang Sonia mau nyari yang kaya gimana lagi?". Goda Misya, malah semakin membuat Sonia keki, dan senyuman tipis dari Bara. Bukan apa-apa, ia hanya lucu melihat wajah keki gadis itu.

"Bara pamit Tante," Bara segera kabur, entah kenapa ia merasa wajahnya memerah seperti Cepot. Ketika mendengar perjodohan itu. Waduh, ada apa dengan Bara?

Bara berjalan cepat, dan setelah sampai di dalam rumahnya. Ia menjatuhkan dirinya di atas sofa. Ia menarik napas dalam dan mengeluarkannya perlahan.

Kalau kalian mau? Mamah mau ko jodohin kalian!__Mendadak, kedua sudut bibirnya tersenyum.

Lo suka Sonia ya? Tapi sayang, Sonia sukanya sama Kakak Gue!__Serta-merta senyuman yang sudah terhias indah di kedua bibirnya, hilang begitu saja. Ada sedikit perih di hatinya. Entahlah, sejak kapan ia mulai merasakannya. Karena setiap Sonia bertingkah cuek, dan mengabaikan dirinya. Ia mulai merasakan perih itu.

***

"Kenapa sih lo! Ngendap-ngendap kaya maling?".

Tanya Lintang, masalahnya pantat sahabatnya tersebut hampir menabrak dirinya. Karena Sonia yang berjalan dengan mundur. Hari ini hari kembalinya Sonia dari masa hukuman tiga hari.

"Eh, diem. Enggak ada di Bara api kan?". Sonia celingukan, ke sana-kemari.

"Emang kenapa? Lo lagi maen petang umpet sama tuh bocah?"

"Gila aja gue maen petak umpet sama dia! Mending sama Teddy, gue baru mau!". Teddi yang di maksud Sonia adalah Teddy Bear, boneka di kamarnya.

"Alaaah! Kalau pun tuh beneran lo maen petak umpet sama si Teddy lo itu, yang ada lo bakal mati ketakutan. Emang lo enggak takut sama boneka hidup? Mereka bakal bunuh lo, kaya di film-film! Lo bakal di cincang sama mereka!"

My Dear Sonia (Sudah Tersedia Versi Ebook Di Google Play)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang