Happy reading. Perhatikan typo ya say... N jangan lupa komen yaaa, saya suka jika kalian aktiv di sini. Makasih😘😘😘
.
.
."Hati-hati!". Bara menarik gadis itu ke arahnya. Menatapnya penuh cemas.
"Eh, lo. Ngapain balik?". Setelah ia seimbang. Sonia mundur beberapa langkah.
"Ini rumah gue, ya gue balik. Kalau gue mau!". Bara duduk di Kursi, setelah menyimpan tasnya di kaitkan di penggantung tas, di sudut ruangan.
"Yang ada gue nanya sama lo? Ngapain lo di kamar gue?". Aisshh, Sonia belum menyiapkan jawaban apa yang tepat. Bisa jatuh harga dirinya kalau sampai Bara tau ia mau mencuri bukunya.
Mencuri? Ihhss, benar-benar tidak terhormat.
Sonia menggigit bibir bawahnya. Tatapan teduh Bara malah membuatnya gugup enggak bisa berpikir. Ya ampun! Kenapa dengan gadis nakal ini, biasanya kan ia paling pintar kalau masalah berbohong dan memanipulasi orang lain. Tapi lihat, kenapa ia jadi bodoh begini?
Bara berdiri melangkah lebih dekat, "apa yang lo rencanain? Siniin buku gue!". Bara hampir merebut buku di tangan Sonia. Namun gadis itu segera menjauhkannya.
"Gue pinjem, gue mau belajar Bar." Jawabnya, lantas segera berlari. Keluar kamar,
"Sonia!" Bara mengejarnya, dan gadis nakal itu berlari menuruni tangga. Membuat Bara menggeleng jengah.
"Sonia!". Bara segera menuruni tangga, ia kan mendapatkan buku itu. Namun ia tercengang, ketika melihat gadis itu limbung dan kakinya terkilir.
"Arrgghh!"
Sonia menggelinding seperti bola, ke bawah tangga. Bara segera mengejarnya, namun telat. Gadis itu sudah berada di lantai dengan ringisan pelannya.
"Lo tuh..." Ingin marah, tapi tidak bisa. Melihat wajah kesakitan gadis itu, membuat Bara segera meraih kakinya yang terkilir.
"Lo itu bisa enggak sih, enggak usah lari!". Bara sungguh takut setengah mati, ketika melihat Sonia menjerit tadi. Ingin sekali ia menjitak kepala gadis itu.
"Sakiittt..." Ringisnya, dengan kedua matanya yang basah. Bara menarik napas dalam. Kemudian ia mengangkat gadis itu, dan di bopongnya. Lalu di dudukkan di atas sofa.
"Sakiittt..." Rengeknya seperti anak kecil. Membuat Bara mengalihkan tatapannya ke arah lain, ia tak tega melihatnya.
"Makanya jadi cewek jangan nakal! Manis dikit napa?"
Perasaan kesal ingin menjitak gadis itu, perasaan kasihan melihatnya menangis, dan perasaan lain, yang selalu terasa aneh ketika ia berdekatan dengan Sonia. Membuat Bara frustasi. Dan akhirnya hanya bisa membentak si nakal itu.
Bara mendengus kesal, kemudian ia mengangkatnya. Ia ingin membawa gadis itu ke tukang pijat. Karena ia sendiri memang tidak bisa melakukan apa-apa.
"Lho, Sonia kenapa Bar?". Dewa baru pulang kerja. Dan mereka bertemu di depan pintu.
"Biasa! Anak nakal!". Jawab Bara sebal, dan itu mendapat cubitan kecil di pinggangnya.
"Diem! Lo cubit gue lagi, gue jatuhin lo!". Ucap Bara, laki-laki itu mendudukkannya di kursi mobil, bagian kemudi.
"Dasar Bara api!" Rutuknya sebal. Namun meski begitu, ia tersenyum kecil. Ketika melihat laki-laki itu keluar dan perlahan menutup pintu mobil untuknya.
Ada rasa hangat, yang menghiasi dadanya. Entah apa itu, Sonia belum mengerti. Hanya saja, ia juga selalu merasakan rasa hangat itu. Ketika berhadapan dengan Darrel. Ah, sudahlah Sonia enggak mau memikirkannya.
![](https://img.wattpad.com/cover/159434319-288-k978601.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Dear Sonia (Sudah Tersedia Versi Ebook Di Google Play)
Fiksi Remaja(silahkan folow dulu) Bukan teman rasa pacar, ataupun sebaliknya. Bukan pula kisah kasih romantisme anak remaja seperti biasanya. Namun lebih dari itu. Ini tentang dua hati yang tak bisa saling mengungkapkan. Dan kesalah pahaman yang tidak kunjung...