Sembilan

2.4K 236 15
                                    

Bantu saya Carikan typo yaaa sayangkuh 💋💋💋
.
.
.

Sonia berjalan mengendap-endap ke kamarnya, ia takut ketahuan oleh Mamahnya. Bisa habis dia kalau ketahuan bertengkar lagi seperti itu. Apalagi sampai membuatnya babak belur, dengan bonus di skor tiga hari. Wah! Bisa hilang jatah uang jajannya.

Tapi baru saja ia melangkah menaiki tangga, Mamahnya keluar dari dapur dan menatap nya heran.

"Kamu kenapa? Ko ngendap-ngendap kaya maling?".

Sonia mematung. Namun ia tidak melihat kearah ibunya tersebut. "Sonia pengen ke toilet Mah. Makanya pelan-pelan. Takut pipis di celana!" Bohongnya.

Misya menggeleng jengah, putrinya itu memang kadang se-polos itu." Ya sudah, ke toilet sana. Terus makan, nanti keburu dingin"

Waduh! Mampus. Bisa ketahuan wajahnya yang babak belur kalau makan satu meja dengan Mamahnya.

"Mmm... Sonia udah makan Mah" bohongnya, padahal perutnya lagi keroncongan.

Misya kembali menautkan kedua alisnya, setahunya anaknya itu tidak suka makan di luar selain masakan buatan dirinya. Bahkan pernah di ajak ke restoran. Tapi gadis itu merengek dan meminta makanan yang dimasak Misya.

"Makan di mana? Bukannya kamu enggak suka makan di luar?"

Waduh! Sonia tegang, "aduh Mamah. Jangan tanya deh, Sonia mau pipis. Dah..." Gadis itu segera berlari, meninggalkan Misya yang masih menatapnya penuh tanya.

Sesampainya di kamarnya, Sonia segera mengunci pintu. Ia mau tidur, badannya sakit, gara-gara pukulan si bar-bar Leandra tadi. Pipinya memar, dan rambutnya serasa mau rontok. Mengingat jambakkan si bar-bar itu begitu kuat.

Ia menarik napas dalam. Mengusap perutnya yang terasa lapar. Mana bisa ia tidur, kalau perutnya seberisik ini. Duhh... Apa dia mengendap-endap ke bawah ya? Ngambil makanan terus bawa ke kamar, kan bisa kaya gitu. Perut kenyang, pikiran aman. Mamahnya enggak akan tahu kalau ia berbuat ulah.

Masalah surat itu... Ah, Sonia simpan saja. Gampang kan.

Gadis itu tersenyum dengan ide briliannya tersebut. Kemudian ia segera keluar kamarnya dengan gaya maling yang takut ketahuan. Ia sangat yakin Mamahnya saat ini sedang di kamarnya. Ah, Mamahnya memang sangat pengertian.

SONIA segera mengambil piring, kemudian perlahan membuka tudung saji. Aroma ikan goreng plus tumis sayur kangkung membuat perutnya semakin berisik saja. Aduhh, Sonia benar-benar sudah tidak tahan ingin segera mencicipinya.

Sabar yaaa...

Bisiknya, mengelus lembut perut ratanya. Seperti ibu hamil yang sedang mengusap jabang bayi di perutnya. Kemudian ia segera menuangkan nasi plus sayur dan lauk pauknya ke piringnya. Menyimpannya di atas nampan dan segelas air tak lupa ia bawa.

Ah, akhirnya ia akan makan dengan nikmat. Namun alangkah kagetnya, ketika ia memutar dirinya, Misya sudah berada di hadapannya.

"Kamu mau makan di mana Sonia?"

Waduh!

Mampus gue!

***

"Kamu tuh anak Mamah! Tapi ko heran kelakuan kaya bar-bar!" Hampir setengah jam Misya terus saja menceramahi putrinya tersebut. Sembari mengobati memar di pipi gadis itu.

"Kamu mikir coba! Emang gak sakit tonjok-tonjokkan kaya gini! Kamu tuh cewek, heran. Bara aja yang cowok enggak kaya kamu!"

Bara lagi kan yang di bahas, memangnya anaknya itu Sonia atau Bara sih? Gadis itu menundukkan wajahnya keki. Untung saja Sonia sudah menyelesaikan makan siangnya. Kalau belum pasti itu makanan enggak akan masuk ke perutnya.

Misya memang sengaja memberikan waktu pada putrinya untuk menyelesaikan makan siangnya. Dan setelah Sonia selesai, baru ia menceramahi habis-habisan Putri nakalnya itu.

"Jawab Mamah, pasti kalian tonjok-tonjokkan rebutin cowok, iyakan?"

"Ihh, bukan Mamah" cicitnya.

"Alah pasti iya, Mamah paham banget tingkah anak SMA yang bar-bar kaya kalian!"

Sonia terdiam, Misya memang tidak salah, tapi tidak sepenuhnya benar. Sonia bersitegang dengan Leandra karena sebuah taruhan yang gagal. Dan itu karena Darrel. Hmmm... Kalau di pikirkan ucapan Mamahnya memang benar. Kalau ia tonjok-tonjokkan karena merebutin cowok.

Ah, ko Sonia merebutin cowok sih? Kaya enggak laku aja!

Sonia mendengus sebal, apa ia akhiri saja ya permainan ini? Tapi si Leandra itu enggak akan berhenti sebelum Sonia benar-benar jadian sama Kak Darrel. Terus gimana dong? Masa iya, ia harus meminta Darrel jadi pacarnya kan malu. Ikhh enggak banget! Kalau begitu Sonia kesannya murahan banget dong.

Cuma ada satu jalan agar Sonia jadian sama Darrel atau minimal lebih dakatlah, ia harus segera membuat nilai si Bara api turun. Pokonya harruss!

"Eh, mau kemana kamu?" Misya menahan tangan Sonia. Gadis itu sepertinya akan kabur.

"Ihh, Mamah. Sonia ada urusan sama Bara. Sonia mau belajar bersama!" Bohongnya, jelas-jelas sahabat kecilnya itu sedang pergi ke rumahnya Darrel. Sonia melihatnya tadi.

Sahabat kecilnya? Eh,... Apakah Sonia masih mengakui kalau Bara adalah sahabat kecilnya?

Bodo! Yang penting Sonia sekarang harus segera mengambil catatan laki-laki itu. Pokoknya semua pelajaran yang di catat laki-laki itu harus ia ambil dan ia sembunyikan. Biar tuh anak enggak bisa belajar.

Sesampainya di kamar Bara, Sonia segera mengecek buku pelajaran  yang tersimpan rapi di atas meja belajarnya. Ia memang di bebaskan Dewa dan Syila untuk keluar masuk ke rumahnya. Dan lagi saat ini kedua orang tua nya Bara sedang kerja. Dan hanya ada pembantu di rumah itu saja.

Sonia tersenyum sumringah ketika melihat buku tersusun rapi. Ia yakin itu buku pelajarannya. Lantas dengan sigap ia segera mengambilnya. Kemudian segera beranjak untuk keluar dari kamar tersebut.

Dengan antusias ia membuka pintu kamar. Namun...

Deg!

Seperti setan saja, laki-laki itu sudah berdiri di balik pintu. Menatapnya lembut, plus senyuman manisnya.

Sonia menelan salivanya dengan susah payah. Ia mundur beberapa langkah. Membuat Bara masuk dan mendekatinya, dengan tatapan lembut tanpa curiga apapun.

Karena merasa dirinya adalah maling. Sonia terus saja mundur hingga kakinya kepentok kaki meja belajar di belakangnya. Membuat gadis itu limbung dan hampir jatuh, kalau tidak segera Bara meraihnya.

"Hati-hati!"

Bara menarik gadis itu dengan sangat cemas. Membuat Sonia melotot sempurna menahan napasnya.

Si Bara kenapa pulang sih?

Tbc...

Akhirnya bisa up, aku pikir aku gak bisa up soalnya gak ada inspirasi sama sekali, tapi pas sudah bersih-bersih rumah Eh akhirnya dapat, semoga kalian suka...

Mau bilang apa hayoo sama

Bara

Sonia nakal

Makasih, sehat selalu

Etnilee

My Dear Sonia (Sudah Tersedia Versi Ebook Di Google Play)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang