Enam

2.3K 151 19
                                    

Bisa komen lebih banyak? Bantu saya perhatikan typo juga, bisa? Makasih?
.
.
.

"Kenapa lo?"

Mendengar pertanyaan sahabatnya, Bara hanya menggeleng saja, kalau Darrel tahu apa masalahnya saat ini. Pasti laki-laki itu akan menertawakan dirinya.

Bara menghempaskan punggungnya di atas sofa milik sahabatnya tersebut. Dia memang sering ke rumah itu, Apalagi kalau Bara sedang ada yang di pikirkan seperti sekarang.

"Sonia lagi?"

Darrel memang sudah tahu, kalau kedua manusia itu tidak pernah akur. Sonia ngeyel, dan Bara yang jutek. Lengkap sudah keduanya. Seperti air dan minyak--yang tak akan bisa bersatu.

Bersatu? Maksudnya?

Darrel menggeleng sendiri. Hanya saja ia sempat berpikir. Akan lucu jika kedua mahluk itu nantinya bisa saling membagi kasih.

"Lo di apain sama dia?"

Bukan peduli, hanya saja Darrel penasaran. Ko bisa, Bara yang terkenal di Raja tenang ini, bisa kacau hanya karena seorang gadis kecil seperti Sonia.

"Dia tuh bener-bener.... Tau ah gue! Gue males ceritanya!"

"Enggak di ceritain nambah gondok lho! Mending ceritain aja!" Suara seseorang datang di balik pintu. Mengalihkan keduanya.

"Ngapain lo ke sini?" Cetus Darrel, pada Adiknya.

"Eh, apaan sih Kak? Lintangkan pengen gabung juga," gadis itu duduk di sampingnya Bara.

"Kenapa lo Bar?"

"Bukan urusan lo!" Ketus Bara, ia memang selalu seperti itu. Apalagi kalau ada cewek yang seperti Lintang. Kepoan urusan orang.

"Mampus!" Ledek Darrel.

Pukk!

Sebuah bantal melayang tepat di kepalanya Darrel.

"Sialan! Adik durhaka lo!"

"Eh, Kak. Ada salam dari Sonia! Kayanya tuh anak suka banget sama lo!"

Bohong! Sebenarnya Sonia tidak pernah kirim salam. Ia sih, Sonia pernah bilang suka sama Darel tapi enggak pernah bilang buat di salamin. Lintang terkikik dalam hati. Ia suka banget mengerjai sahabatnya itu.

Deral membulatkan kedua matanya. "Yang bener lo!?".

Sikap antusiasnya membuat Bara menautkan kedua alisnya. "Lo suka Sonia?" Tanyanya.

Sejenak Darel terdiam. Suka? Enggak sih. Cuma... Kalau di kasih salam sama gadis secantik Sonia, boleh juga. Siapa sih yang enggak suka sama Sonia. Dia cantik, putih, badannya keren, pokoknya perfect deh. Emang sih dia agak nyebelin gitu sikapnya. Ia bawel, dan suka ceplas-ceplos. Tapi... Its Ok, tidak ada manusia yang sempurna di muka bumi ini, right?

"Suka? Boleh juga sih, di banding Arsy. Mendingan Sonia, menurut gue!"

Semua murid Mutiara Bangsa memang sudah hapal. Arsy memang selalu mengejar-ngejar Darel sejak kelas sepuluh. Arsy selalu berusaha mendekatinya. Hanya saja Darrel tidak terlalu peduli dengan gadis glamour itu.

Arsy memang terkenal glamour, dari dandanannya. Ia juga terlalu agresif. Membuat Darrel tak nyaman saat berdekatan dengan gadis itu.

"Cieee... Jadi salam dari Sonia di terima nih?" Lintang menggoda Kakak kembarnya itu.

"Nanti gue pikirin!"

Darrel merebahkan tubuhnya di atas sofa. Dengan kakinya ia tumpangkan di atas paha Lintang. Membuat Adiknya itu mendorongnya kuat.

My Dear Sonia (Sudah Tersedia Versi Ebook Di Google Play)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang