Enam belas

2.2K 233 31
                                    

Bantu cari typo yaaa...
.
.
.
***

Sonia malam ini terlihat sangat cantik. Entah kenapa ia sangat semangat merias dirinya. Ia memakai dress tanpa lengan warna biru, dengan di hiasi pita cantik di bagian perutnya. Rambutnya di gerai, dengan di buat bergelombang di bagian ujungnya. Tak lupa wajahnya memakai make up tipis, namun sangat pas.

Gadis itu memasuki area rumahnya Darrel dengan begitu anggunnya. Sonia malam ini sangat terlihat berbeda. Tidak ada Sonia yang pecicilan dan tak tahu aturan--seperti di Sekolah.

Dari kejauhan Bara tersenyum. Akhirnya ia melihat kembali Sonianya. Sonia yang memang selalu anggun dan cantik seperti dulu. Seperti sebelum ada peristiwa kecelakaan yang menimpa Sena, dulu. Bara senang, tapi sayang... Karena Sonia seperti ini hanya untuk Darrel. Bara menekan dadanya. Ada rasa perih di sana.

"Ya ampuunnn, lo cantik banget. Sumpah!" Decak Lintang. Ketika Sonia sudah berdiri di depannya. Dan akan mengucapkan selamat pada Darrel.

Sonia hanya senyum tipis saja, dengan begitu manis. "Thank's" Jawabnya.

"Apaan deh, lo sikapnya aneh banget!" Lintang kecewa, soalnya ia tidak melihat sikap Sonia yang pecicilan seperti biasanya.

Dan Darrel, ia bengong. Ia seperti melihat seorang peri di depannya. Sonia memang biasanya juga cantik. Tapi melihat gadis itu dengan sikap yang anggun, membuatnya heran. Karena ke-dua matanya tak mau berkedip.

"Eh, Kak. Selamat ulang tahun yaa,"

Tidak ada jawaban. Karena Darel hanya bengong saja.

"Kak..." sapa Sonia lagi. Ia menggoyangkan telapak tangannya, di depan wajah laki-laki tersebut.

"Eh," Darel mengerjap. "Eh, iya... Makasih.". Dengan gugup. Darrel mengambil kado yang di berikan Sonia. See.. Sonia mulai akan mengibarkan bendera kemenangannya. Dan Leandra, siap-siap aja kalah.

Kemudian dengan sikapnya yang tenang dan anggun. Sonia segera pergi. Membuat Darrel merasa kehilangan.

"Sonia!". Darel meraih tangan gadis itu refleks. Membuat hati Sonia bersorak gembira.

"Iya Kak,".

"Eh, enggak. Makasih! Nikmati hidangannya ya?". Ujarnya segera melepaskan tangan gadis itu. Sonia mengangguk, kembali meneruskan langkahnya.

Masih sama, di sebuah sudut ruangan. Seseorang menatap nya dengan senyuman di bibirnya. Ia bahagia, meski jauh di lubuk hatinya, ada yang perlahan terasa retak. Tapi tidak apa-apa, ia rela. Asalkan Sonia benar-benar bahagia.

"Move on dong! Mau sampai kapan lo natapin dia?". Leandra berdiri di samping Bara. Dengan jus di tangannya.

Bara melirik sekilas, "Bukan urusan lo!". Bara hendak beranjak.

"Dia suka Darel sejak MOS!". Ucapan Leandra membuat langkah Bara terhenti. "Dan sampai saat ini sepertinya masih. Gue tebak, Kalau besok atau lusa. Mereka bakal jadian. Dan lo?". Leandra berputar, dan sekarang berdiri di depan Bara.

"Sampai kapan mau berada di belakang dia?". Satu langkah Leandra maju. "Mending lo move on. Dan melangkah bareng gue. Gue jamin, gue enggak akan ngecewain lo!". Gadis itu tersenyum setelah mengakhiri kalimatnya. Kemudian pergi. Meninggalkan Bara yang masih saja terdiam.

***

Sepulang dari tempat ultah Darrel, Bara termenung di balkon. Melihat pemandangan di bawah sana. Sonia di antarkan pulang oleh Darrel, mereka ngobrol sejenak. Kemudian Darel pergi. Setelah mengusap lembut kepalanya.

Mending lo move on sama gue!

Ucapan Leandra terngiang di telinganya. Move on? Memangnya Bara bisa move on dari Sonia? Bahkan waktu sudah begitu lama berlalu, tapi Bara masih saja di tempatnya. Berdiri menatap gadis itu. tidak ada perubahan karena ia sendiri memang menginginkan tetap seperti ini. Tetap menatapnya tanpa harus menyentuhnya.

My Dear Sonia (Sudah Tersedia Versi Ebook Di Google Play)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang