"Om sendirian aja?"
Suara gadis kecil itu menyadarkan laki-laki itu dari lamunannya. Dari tadi dia sedang berteduh sendirian dari hujan di teras sebuah warung yang ada di tepi jalan dan tidak menyadari ada seseorang yang datang mendekatinya. Diperhatikannya gadis kecil itu sesaat. Umurnya sekitar 6-7 tahun, rambutnya diikat rapi ke belakang dengan kunciran ekor kuda, dan matanya berbinar-binar khas anak-anak yang serba ingin tahu. Di belakangnya ada sebuah payung kecil bermotif unik yang diletakkan di lantai teras.
"Eh... kamu datang dari mana?" tanya laki-laki itu ramah dan membuang puntung rokoknya ke genangan air hujan lalu berbalik menghadap gadis kecil itu sambil tersenyum.
"Dari rumahnya Bude di belakang," jawab gadis kecil itu sambil menunjuk ke arah belakang warung, lalu memberi informasi tambahan, "Ini warungnya Bude, tapi hari ini tutup karena kami mau jalan-jalan ke pantai. Tapi karena hujan jadinya kami nggak jadi pergi deh." Lalu dia merengut, kesal karena mengingat kembali hal yang mengecewakan itu.
"Ooh gitu," laki-laki itu mengangguk sambil tersenyum kecil melihat ekspresi gadis kecil itu. "Gapapa lah, ke pantai kalo lagi hujan kan nggak asyik, jadi nggak bisa main-main. Besok kan masih libur, jadi mudah-mudahan besok nggak hujan biar bisa ke pantai ya."
"Iya." Gadis kecil itu mengangguk. "Mama juga ngomong gitu.O iya! Om ngapain sendirian di sini?"
Laki-laki itu melongo sesaat karena perubahan topik pembicaraan yang sangat mendadak. "Yaa... kan lagi hujan, jadi Om berteduh di sini sampe hujannya berhenti. Emang Om gak boleh berteduh di sini?"
"Gapapa kok, kata Mama kalo hujan-hujanan nanti demam, demam itu gak enak karena harus minum obat. Jadi Om berteduh aja sampe hujannya berhenti biar nanti gak demam, ya?"
"Okee." Laki-laki itu merasa terhibur dengan ocehan gadis kecil itu, walaupun di saat yang sama hatinya terasa sakit. "Om juga gak mau kena demam kok, soalnya Om sibuk, kalo demam jadinya gak bisa kerja."
"Tapi papa biarpun deman kok tetap pergi kerja? Kalo Anna yang demam kata mama gak boleh sekolah dulu biar demamnya nggak nular ke teman. Emangnya kalo udah besar demam itu nggak nular ya Om?"
Laki-laki itu langsung tertawa mendengarnya, sementara gadis kecil itu terlihat bingung karena tidak merasa ada yang lucu.
"Bukan gitu," laki-laki itu menjawab setelah beberapa saat. "Demam juga menular ke orang besar, tapi orang besar badannya lebih kuat jadi biarpun ketularan, orang besar gak mudah merasa sakit dan masih kuat buat kerja. Nanti kalo udah besar kamu juga gitu kok."
"Gitu ya Om? Orang besar tu hebat ya," gadis kecil itu manggut-manggut dengan tampang serius, membuat laki-laki itu tersenyum geli.
Lalu mendadak laki-laki itu tersadar akan hal yang lebih penting, "Oh ya kamu ngapain sendirian di sini? Nanti dicariin kan? Lagian ini lagi hujan, bahaya anak-anak keluar hujan-hujan gini."
"Anna cuma jalan-jalan sebentar kok. Di rumah bosan, semuanya pada tidur. Gak ada yang mau nemanin Anna main, jadi Anna keluar aja. Kan gak jauh-jauh, cuma ke depan warung."
"Tapi tetap aja bahaya, kalo misalnya kamu kenapa-kenapa gimana? Diculik orang, misalnya."
"Gapapa kok, Om"
"Apanya yang gapapa? Udaah, kamu pulang aja ya, ntar dicariin loh. Kalo ketahuan kamu pergi keluar nanti dimarahin, memangnya kamu mau dimarahin?"
Gadis kecil itu langsung terlihat seperti menyadari sesuatu yang gawat. "Nggak, Anna gak mau dimarahin. Mama seram banget kalo marah."
"Makanya, cepat pulang sana."
"Iya." Gadis kecil itu berbalik dan membungkuk sedikit untuk mengambil payungnya, tapi kemudian dia kembali berbalik menghadap ke laki-laki itu dan bertanya, "Om gapapa sendirian aja?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Jejak Kenangan
Teen FictionTAMAT Sebuah payung yang 10 tahun lalu dipinjamkan oleh Anna kepada seseorang, mendadak dikembalikan secara misterius oleh orang lain. Berbekal petunjuk minim dan sahabat yang setia menemani, dia mencari orang yang mengembalikan payung itu ...