Jejak #9

7 0 0
                                    

Begitu bel pulang sekolah berbunyi, Anna bersyukur tidak harus langsung lari keluar kelas karena guru yang terakhir mengajar meminta Anna membantunya untuk suatu hal. Jadi untuk sementara dia berhasil selamat dari kejaran teman-temannya yang menuntut konfirmasi. Dani lebih sial karena ini hari dimana dia bertugas piket sehingga terpaksa harus tetap berada di kelas dan sudah pasti jadi sasaran berikutnya. Anna mengatupkan kedua telapak tangannya dengan ekspresi meminta maaf kepada Dani seraya mengikuti guru itu ke ruang guru.

Setelah urusannya dengan guru itu selesai, Anna mengendap-endap keluar dari ruang guru menuju pintu keluar samping karena melihat salah satu temannya sedang berjalan ke arah ruang. Tepat ketika dia sudah membuka pintu dan berjalan selangkah, temannya itu menyadarinya dan berteriak memanggil Anna sambil berlari mengejar. Anna langsung berlari sambil membanting menutup pintu dan berlari memutari gedung menuju tempat parkir.

Sesampainya di tempat parkir, Anna berhenti sebentar untuk beristirahat sebentar dan melihat situasi ketika Daniel melihat dan kemudian menyapanya.

"Kau ngapain Na? Kok ngos-ngosan?"

Anna menoleh ke samping dan melihat Daniel berjalan mendekatinya dengan tas di punggungnya dan memutar-mutar sebuah kunci di tangannya. Dia mengela nafas lega melihat cowok itu, tapi kemudian melihat bahwa temannya yang mengejarnya itu juga sedang berlari ke arah mereka. Anna langsung berlari kecil menghampiri Daniel dan berpesan ke cowok itu, "Aku lagi dikejar wartawan gosip. Tolong jangan bilang-bilang kalau aku ngumpet di sekitar sini yaa," lalu dia pergi dan bersembunyi di belakang salah satu mobil terdekat sebelum Daniel sempat berkata sesuatu.

Daniel mengernyit bingung karenanya, tapi dengan cepat mengerti ketika teman Anna itu---yang juga merupakan teman sekelasnya, menghampirinya dan menanyainya, "Dan, kau barusan liat Anna nggak?"

"Anna? Kenapa memangnya?"

"Anak itu diam-diam nyembunyiin sesuatu, jadi kami mau nginterogasi dia biar ngaku."

"Nginterogasi? Memang sepenting apa sih yang disembunyiinnya itu sampe dia harus ngaku segala?"

"Pokoknya penting banget, cowok nggak perlu tahu deh," cewek itu mengibaskan tangannya sekali.

Daniel mendengus. Kata Anna tadi dia lagi dikejar wartawan gosip, jadi paling-paling yang disembunyikan Anna ada hubungannya soal cowok. Memikirkan soal Anna dan cowok lain membuat Daniel jadi merasa kesal sekali.

"Aku nggak liat dia," jawab Daniel ketus. "Lagian apapun yang disembunyikannya, apa perlu dia sampai harus dipaksa ngaku segala? Mungkin nantinya dia bakal cerita sendiri ke kalian."

"Yeee, kalo nungguin dia mau cerita sendiri mah gak bakalan terjadi! Paling-paling dia cuma cerita ke Dani, tapi ngorek informasi dari Dani seratus kali lebih susah daripada maksa Anna buat bicara," cewek itu ngedumel. "Tapi kalo kau emang gak liat dia ya udah. Makasih ya, daah."

Cewek itu pun pergi, dan Anna keluar dari tempat persembunyiannya. "Makasih ya Dan. Aku selamat, paling enggak buat sekarang," katanya.

"Yaa," sahut Daniel. Dia memperhatikan Anna sesaat sebelum kemudian mendapat suatu ide. "Mau kuantarin pulang? Pasti kau juga ditungguin di gerbang depan kan?" dia menawarkan.

"Nggak deh, aku nungguin Dani aja, ntar aku nebeng dia..."

Terdengar suara dari hp Anna yang menandakan ada pesan masuk. Dibukanya pesan itu, yang ternyata dari Dani.

---------

Pulang duluan aja Na, aku lupa tadi pagi Revi minta nebeng pulang sama aku. Sori yaa 😣

---------

Anna mendengus membacanya. Bilang dari tadi kek, gerutunya sambil mengetik balasan untuk Dani.

Jejak KenanganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang