Jejak #3

8 0 0
                                    

Dani memperhatikan Anna yang menghampiri Daniel untuk mengajak cowok itu bicara dengan was-was, karena ekspresi Daniel seperti binatang buas yang siap untuk melahap apa saja yang mengusik ketenangannya, ekspresi yang dikenal betul dan sangat tidak disukai Dani.

Dari posisi duduknya, Dani hanya bisa melihat ekspresi Daniel, dan dia sangat terkejut begitu ekspresi garang itu berubah melembut kurang dari sedetik sejak Anna mulai bicara dengannya. Bahkan cowok itu menampilkan beragam perubahan ekspresi selama berbicara dengan Anna. Antusias, terkejut, berhati-hati, kecewa, kesal, senang, bingung, dan ... ada malu-malunya juga?? Whaattt?!

Memang santer beredar gosip kalo alasan Daniel mendadak berubah adalah karena dia naksir seorang cewek dan berusaha memperbaiki diri demi meningkatkan imejnya di mata cewek itu. Selain itu karena Daniel tidak menunjukkan perubahan sikap ke cewek manapun di sekolah, semua orang berpikir kalau cewek yang ditaksirnya memang bukan anak sekolah mereka. Memang tidak pernah ada konfirmasi langsung dari yang bersangkutan, karena sebagian besar orang lebih memilih untuk tidak cari gara-gara dengannya, atau yang nekat bertanya pun bakal dapat pelototan bagai medusa yang mampu membuat siapapun membatu.

Namun melihat gesture cowok itu yang rada salting saat bicara dengan Anna, ditambah beragam perubahan ekspresinya itu, semua seolah menunjukkan kalau dia punya ketertarikan romantis pada Anna.

Tapi kenapa?! Apa yang sudah dilakukan Anna sampai bisa menaklukkan hati si kampret itu??!

Setelah beberapa saat, Dani jadi berpikir kalau pikirannya berlebihan. Mungkin Daniel cuma bersikap baik saja dan nggak enak tetap pasang muka galak karena Anna pasti bicara dengan cowok itu sambil pasang muka polos plus cengengesan, alias muka komersilnya. Dan sepengetahuan Dani selama ini, muka komersil Anna itu jarang sekali gagal dalam meluluhkan hati orang lain.

Beberapa menit kemudian Anna berbalik dengan cengiran lebar dan berlari kecil menghampiri Anna, pertanda dia mendapat hasil baik. Dani balas tersenyum sambil melirik Daniel, dan menemukan cowok itu menundukkan kepala sambil tersenyum tertahan dan curi-curi pandang ke arah Anna.

Damn.

•••


Dani berjalan di samping Anna dengan muka masam, sementara Daniel mengikuti dalam jarak 2 meter di belakang. Itu syarat dari Dani sebagai bentuk aktivasi perlindungan AntiDaniel-nya karena Anna ingin Dani ikut menemani saat bertanya lagi ke sekuriti soal mobil. Tentu saja Daniel menyanggupi. Sepertinya cowok itu bersedia melakukan apapun selagi punya kesempatan untuk berada di dekat Anna.

Pada titik ini Dani sudah sangat yakin bahwa Daniel memang naksir Anna. Dia hanya tidak menyangka betapa terbukanya cowok itu terhadap perasaannya, atau mungkin sebenarnya cowok itu masih amatiran soal cinta jadi dia payah dalam menyembunyikan perasaan.

"Na, kenapa sih si kampret itu mesti ikut juga?" tanya Dani dengan suara pelan agar tidak didengar Daniel. Dia memang baru tahu soal ini ketika mereka mau pergi ke pos sekuriti.

"Hm? Katanya karena dia juga kepengen cepat ketemu sama orang yg nepuk pundaknya itu, soalnya dia nggak tau janji apa yang dimaksud," jawab Anna, juga dengan suara pelan.

"Kau yakin itu alasan yang sebenarnya?"

"Maksudnya? Aku sih terserah aja dia bohong apa nggak, yang penting dia mau bantuin aku buat dapat petunjuk baru."

Dani mendengus keras dengan nada jengkel lalu melirik Daniel yang ada di belakang. Secara kebetulan pandangan mereka bertemu dan Daniel tersenyum padanya. Dani membalas debgan cibiran lalu melengos kembali melihat ke depan.

Ternyata keikutsertaan Daniel ada gunanya juga. Awalnya sekuriti yang ada di pos tidak mau memperlihatkan daftar kendaraan beserta pemiliknya yang tercatat di sana walaupun Anna dan Dani sudah menjelaskan maksud dan tujuan mereka serta berjanji tidak akan menyalahgunakan daftar itu, tambah lagi sekuriti yang kemarin memberikan kesaksian rupanya sedang libur karena sakit. Tapi begitu Daniel ikut bicara, daftar itu langsung diserahkan pada mereka dengan mudahnya.

Jejak KenanganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang