Our Story | 2

1.2K 157 24
                                    

"Anyeonghaseo, Anda pamannya Minseo?" Suzy berakhir dengan menyapa pria yang duduk disebelahnya lebih dulu.

Merasa dirinya terpanggil Myungsoo mengangkat kepalanya menatap wanita yang memiliki suara sama persis dengan seseorang yang pernah ditemuinya di masa lalu, seorang wanita aneh tak dikenalnya yang membawa kenangan tersendiri untuknya.

"Ne" jawab Myungsoo seraya mengamati wajah Suzy. Pria itu membutuhkan waktu beberapa saat hingga sepenuhnya menyadari siapa wanita yang duduk dihadapannya.

Begitu pula dengan Suzy, wanita itu membelalakkan matanya kaget setelah berhasil mengingat pertemuannya dengan pria dihadapannya. "Neo?" Suzy menunjuk Myungsoo dengan jari telunjuknya.

Myungsoo tersenyum penuh arti kemudian menganggukkan kepalanya, "Ne, kau mengingatku?"

"Aniya, aku tak akan mengingatmu jika tak bertemu disini"

"Terserah kau nona, tapi sepertinya kau harus menjelaskan sesuatu padaku" jawab Myungsoo seraya melirik Hyeonjun.

"Tidak ada yang perlu dijelaskan Tuan" jawab Suzy tegas. Mereka saling melemparkan tatapan tajam hingga sebuah suara menyadarkan keduanya, "Eomma kenal samchonnya Minseo?" Tanya Hyeonjun.

"Aniya" jawab Suzy sedangkan Myungsoo menganggukkan kepalanya berlawanan dengan jawaban Suzy.

Hyeonjun dan Minseo menganga melihat kelakuan Myungsoo dan Suzy yang menurut mereka aneh. "Jun-ah samchonku itu kata halmonie dan eomma alergi perempuan, tidak mungkin kalau eommamu dan samchon saling kenal" ucap Minseo kemudian setelah mengingat hal yang sering didengarnya dari nenek dan ibunya.

Suzy tertawa mengejek, "Alergi perempuan?" tanyanya pada Minseo.

"Iya ahjumma. Aku sering mendengar halmonie mengatakan jika ia takut kalau Myungsoo samchon penyuka sesama jenis karena halmonie tak pernah melihatnya bersama perempuan" jawab Minseo yang dihadiahi pelototan tajam dari Myungsoo tapi tak dihiraukannya.

"Astaga anak kecil itu memang cucu eomma, aishh mau ditaruh dimana ini muka?" gerutu Myungsoo dalam hati. Hancur sudah image yang dibangunnya sejak tadi.

Suzy semakin mengeraskan tawanya mendengar penuturan Minseo tentang Myungsoo. "Hei nona hentikan tawa menjijikkanmu itu" sinis Myungsoo kesal.

"Ne-ne Tuan homo" Suzy mengejeknya dengan tawa yang masih tersisa.

•••••

Setelah menyelesaikan makan siang, Suzy pamit sebentar untuk mengambil pesanan Jieun. "Jun-ah eomma mengambil makan siang Jieun imo dulu ya" pamitnya yang diangguki sang putra.

Sama halnya dengan Myungsoo, pria itu segera berdiri guna membayar makan siangnya dan menyusul Suzy. "Minseo samchon juga pergi dulu ya" pamitnya pada keponakan cantiknya.

"Ne samchon"

"Samchon aku membeli es krim bersama Hyeonjun boleh?" tanya Minseo sebelum sang paman semakin menjauh seraya menunjuk kedai es krim yang terletak tepat di sebelah kiri restoran.

"Ne, nanti kau tunggu di kedai es krim saja ya" jawab Myungsoo seraya menyerahkan beberapa lembar uang kepada Minseo.

•••••

Myungsoo berdiri bersebelahan dengan Suzy didepan meja kasir. "Kau sudah membayarnya?" tanyanya karena ia sempat melihat makanan yang ia pesan di struk pembayaran yang Suzy pegang.

"Ne" jawab Suzy singkat sebelum berlalu meninggalkan meja kasir.

Myungsoo mengikutinya hingga keduanya sampai di meja tempat mereka makan tadi. "Kemana Hyeonjun dan Minseo?" tanya Suzy yang tak mendapati putra dan sahabatnya disana.

"Mereka sedang membeli es krim di kedai samping restoran" jawab Myungsoo seraya menunjuk letak kedai itu.

Tanpa mengucapkan sepatah kata Suzy segera berlalu untuk menyusul Hyeonjun. Namun setelah beberapa langkah berjalan, tangannya dicekal oleh seseorang yang sedari tadi mengikutinya.

"Katakan sejujurnya apa dia putraku?" tanya Myungsoo setelah Suzy berbalik menghadapnya.

Suzy terdiam sejenak kemudian tersenyum miring, "Jika iya apa yang akan kau lakukan? Dan jika tidak bagaimana?" tanyanya pada Myungsoo.

...To Be Continued...

Our StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang