Our Story | 6

1.1K 140 13
                                    

Disaat keluarga Kim dan keluarga Bae mendiskusikan perihal pernikahan Myungsoo dan Suzy pintu besar rumah keluarga Bae terbuka memperlihatkan seorang wanita dan putra tampannya.

"Halmonie" Hyeonjun berlari menghampiri nenek dan kakeknya.

"Anyeonghaseo Tuan, Nyonya" Suzy membungkuk menyapa tamu-dua orang paruh baya- yang sedari tadi menatapnya. "Anyeong eomma, appa. Hyeonjun ikut eomma ne, halmoni dan haraboji sedang ada tamu sayang".

Hyeonjun menggeleng dan beringsut naik kepangkuan Nyonya Bae, "Hyeonjun mau ikut halmoni dan haraboji eomma"

"Kalau begitu Hyeonjun jangan nakal ya" pesan Suzy yang diangguki oleh putranya.

"Zy jangan pergi, mereka tamu untukmu juga" cegah Tuan Bae ketika Suzy hendak berlalu kekamarnya.

Wanita itu mengerutkan dahinya bingung seraya menuruti ucapan ayahnya.

"Kau" Suzy menunjuk Myungsoo kaget begitu maniknya menyorot pria itu.

"Wae? Aku kesini untuk melamarmu" ujar Myungsoo yang membuat Suzy memelototkan matanya.

"Zy atas nama Myungsoo kami minta maaf padamu. Maaf karena kelakuannya kau harus menanggung beban yang berat" Tuan dan Nyonya Kim menatap Suzy dengan tatapan bersalah.

Suzy mengangguk, dari awal dia memang tidak pernah membenci Kim Myung Soo, karena ia sadar sepenuhnya bahwa ia juga turut bersalah dalam kejadian malam itu. "Ne Tuan, Nyonya"

Nyonya Kim terkekeh, "Jangan memanggil seperti itu Zy, kau kan sebentar lagi menjadi menantu kami" ujarnya yang membuat Suzy tersenyum kikuk. "Dia cucuku?" lanjut Nyonya Kim seraya menunjuk Hyeonjun.

"Ne. Hyeonjun-ah dia halmonie dan harabojimu juga. Dan dia appamu" ujar Nyonya Bae memperkenalkan.

Hyeonjun menatap mereka satu persatu kemudian menatap sang ibu. Suzy seolah tahu pertanyaan putranya yang disampaikan melalui tatapan itu. "Ne, sapa mereka sayang" ujarnya seraya mengusap puncak kepala Hyeonjun dengan lembut.

Hyeonjun mendekati Myungsoo lebih dulu berhubung pria itu duduk lebih dekat dengannya. "Appa" cicitnya lirih dengan mengamati wajah sang ayah. Myungsoo juga melakukan hal yang sama untuk beberapa saat sebelum ia meraih tubuh putranya kedalam gendongan seraya mengecupi kepala Hyeonjun. "Hyeonjun-ah" tanpa ia sadari pria itu menitikkan airmatanya karena perasaan sedih dan bahagia yang bersatu padu.

"Apa appa tidak bekerja? Eomma dan samchon selalu mengatakan jika appa sedang bekerja ditempat yang jauh"

Myungsoo menggeleng, pria itu memegang pipi sang anak. "Aniya, mulai saat ini appa akan bersama Hyeonjun"

Hyeonjun tersenyum senang kemudian mencium pipi sang ayah. "Terimakasih appa"

"Sapa halmoni dan harabojimu sayang" perintah Myungsoo.

Hyeonjun mengangguk menuruti perintah sang ayah untuk menyapa Tuan dan Nyonya Kim.

"Astaga cucu halmoni" Nyonya Kim mencium wajah Hyeonjun dengan sayang.

"Sudah menciumnya aku nanti tidak kebagian yeobo" protes Tuan Kim yang membuat orang-orang tertawa.

Hyeonjun berpindah kepangkuan Tuan Kim. Sama halnya dengan sang halmonie, Tuan Kim juga menciumnya gemas. "Hyeonjun kapan-kapan main kerumah haraboji ya, nanti haraboji kenalkan dengan cucu perempuan haraboji"

"Hyeonjun dan Minseo satu kelas appa" ujar Myungsoo memberitahu.

"Minseo cucu haraboji juga?" tanya Hyeonjun yang diangguki Tuan Kim. Bocah kecil itu tersenyum senang mendapat keluarga baru yang sangat menyayanginya.

Our StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang