Our Story | 10

977 135 15
                                    

"Aku mencintainya" Myungsoo mendapat tatapan tajam dari Soohyun, "Kau pria brengsek Kim Myung Soo"

"Ya, aku memang brengsek. Kalau aku baik aku akan menepati janjiku dan melepaskannya" jawab Myungsoo.

"Kau lupa Myung kalau Suzy sendiri memilihku?" Soohyun menyeringai.

Myungsoo terdiam, menatap Suzy yang menundukkan kepalanya dengan mata terpejam. Tubuh wanita itu masih dalam kondisi lemah, tapi malah menyaksikan pertengkaran antara suami dan kekasihnya.

Mengangkat wajahnya, Suzy menatap lurus kedepan, "Hentikan oppa" ujarnya lirih. "Berikan aku waktu untuk berpikir apa yang terbaik untuk hubungan kita Soohyun oppa"

"Zy, kau-" Soohyun tak bisa meneruskan kata-katanya, terlalu terkejut dengan permohonan Suzy. Bukankah wanita itu mencintainya?

Menarik napas dalam, Soohyun bangkit berdiri. "Aku tunggu keputusanmu Zy" ucapnya sebelum meninggalkan apartemen Suzy.

•••••

Setelah kepergian Soohyun, Myungsoo memilih masuk kedalam kamar meninggalkan sang istri yang masih berada diruang tamu. Mungkin menyibukkan diri dengan dokumen perusahaan atau bermain game bisa membuatnya merasa lebih baik, pikirnya.

Beberapa menit kemudian pintu kamarnya terbuka, tanpa menolehpun Myungsoo tahu bahwa Suzy pelakunya.

"Oppa" panggil Suzy dan hanya dijawab Myungsoo dengan deheman tanpa mengalihkan tatapan dari gadgetnya.

"Oppa, aku mau ramen" wanita itu mendudukkan dirinya disamping sang suami.

"Kenapa kau tak buat sendiri?"

"Anakmu ingin appanya yang memasak, kau tak mau kan dia ileran nanti?" Suzy mengusap perutnya yang masih terlihat datar.

Myungsoo menatap Suzy kemudian fokus ketangan sang istri yang mengusap perutnya.

Tak berselang lama pria itu menarik tangan Suzy, membawanya keluar kamar menuju dapur, "Kajja aku buatkan ramen"

Suatu hal yang tidak biasa bagi Myungsoo untuk terjun langsung kedapur meskipun hanya membuat ramen sehingga tak heran jika pria itu tampak kebingungan. Berbeda dari sang suami, Suzy malah menikmati melihat sang suami berjalan kesana-kemari untuk mencari peralatan dapur yang dibutuhkannya.

"Zy, bagaimana dulu saat kau mengandung Hyeonjun?" tanya Myungsoo seraya menunggu ramen yang direbusnya matang.

"Minho oppa yang kurepotkan, tapi dia selalu bilang tidak masalah"

"Aku selalu penasaran kenapa kau memilih untuk mempertahankannya?"

"Aku sempat berpikir untuk menggugurkannya, tapi kemudian aku sadar bahwa bayi itu tidak bersalah, dia hadir karena perbuatan kedua orangtuanya bukan dia yang meminta untuk tumbuh dirahimku"

Mereka terdiam, Myungsoo kembali fokus pada ramennya yang sudah matang.

"Makanlah" perintah Myungsoo menyodorkan semangkuk ramen yang masih mengepulkan asap panas.

"Oppa" Suzy menatap Myungsoo alih-alih tertarik dengan ramen didepannya. "Bagaimana kau kenal dengan Soohyun oppa?" tanyanya heran.

"Dia sepupuku" jawab Myungsoo singkat, tak tertarik dengan pembahasan mereka.

"Buat aku mencintaimu oppa" ujar Suzy membuat Myungsoo memandangnya tak percaya.

"Kedua orangtuanya tidak pernah menyukaiku begitu pula dengan keluargaku karena persaingan bisnis. Eomma dan appa juga melarangku berhubungan dengannya karena alasan yang sama. Aku sudah tahu dia dijodohkan dengan seorang wanita dan mereka telah bertunangan, tapi Soohyun oppa tetap kekeh untuk mempertahankan hubungannya denganku dibelakang tunangannya, maka dari itu kedua orangtuanya mencoba memisahkan kami dengan mengirimnya untuk melanjutkan study diluar negeri" Suzy menghentikan ucapannya sejenak. "Sebenarnya aku sudah memikirkan hubunganku dengannya sebelum pernikahan kita, tapi ketika kau akan menikahiku aku masih belum yakin untuk melepaskannya makanya aku menolak"

"Apa sekarang kau yakin Zy?"

Suzy mengangguk, "Aku hanya akan mengacaukan semuanya jika tetap mempertahankan hubunganku dengan Soohyun oppa"

"Kau tidak akan sulit untuk mencintaiku nona" balas Myungsoo diiringi senyuman. "Cepat makan ramenmu dingin nanti" pria itu menunjuk semangkok ramen menggunakan dagunya.

"Kau saja yang makan oppa, aku sudah tak berselera" Suzy menampilkan tampang tak bersalahnya.

Myungsoo mendengus, "Tau gitu aku makan dari tadi Zy, kalau sudah dingin begini mana enak" gerutunya.

"Nggak baik membuang makanan oppa, jadi makan ya, aku mau menonton televisi" pesan Suzy sebelum pergi.

"Ikut Zy" Myungsoo membawa mangkok ramennya mengikuti Suzy menuju sofa depan televisi.

•••••

"Eomma, appa" teriak Hyeonjun mengagetkan ayah dan ibunya yang sedang bersantai didepan televisi. Tak berselang lama Minseo serta Nyonya Kim menampakkan diri.

"Eommonim" Suzy menghampiri ibu mertuanya, memeluk wanita paruh baya itu.

"Kau baik-baik saja Zy? Kenapa tak mengabari kalau ada berita bahagia?"

"Tanpa dikabari pun eomma sudah disini" sahut Myungsoo.

Nyonya Kim mendengus, "Aku tidak tanya padamu Kim Myung Soo"

"Maaf eommonim, kami belum sempat memberi kabar"

"Terimakasih Zy, jaga cucu eomma baik-baik ya" Nyonya Kim mengusap lembut perut Suzy.

"Kau juga Myung, jaga istrimu"

Myungsoo memutar bola mata malas, "Tanpa eomma suruh pun aku juga akan menjaganya"

•••••

(Taman)

"Kau sudah lama Zy?" Soohyun menghampiri Suzy, mendudukkan dirinya tepat disamping sang wanita.

Suzy menggeleng, "Aku baru saja sampai oppa"

"Butikmu tidak tutup kalau weekend?"

"Tidak, yang ada kita rugu kalau tutup"

"Ahh benar juga". Soohyun menolehkan kepalanya menatap Suzy, "Bagaimana keputusanmu Zy?"

"Mianhe oppa, aku rasa lebih baik kita mengakhirinya. Aku tidak ingin menghancurkan hubunganmu dengan kedua orangtuamu"

"Aku sangat mencintaimu Zy" Soohyun membelai rambut Suzy.

Suzy meraih sebelah tangan Soohyun yang mengusap rambutnya, menggenggamnya erat. "Aku juga mencintaimu oppa, tapi aku akan menghapus rasa itu segera. Dan kuharap kau juga melakukannya, menerima tunanganmu dan belajar untuk mencintainya"

Soohyun mengangguk, "Aku tidak yakin aku bisa melupakan perasaanku padamu dengan mudah"

"Zy, bisakah aku memelukmu?" ijin Soohyun.

Suzy tersenyum, mencondongkan tubuhnya kemudian merengkuh tubuh Soohyun dengan erat. "Terimakasih oppa, kau pria yang baik" bisik Suzy.

"Aku juga berterimakasih padamu"

Suzy menganggukkan kepalanya dengan seutas senyum yang terpatri pada wajah cantiknya. Wanita itu menengok jam tangan yang melingkar pada pergelangan tangannya sebelum berpamitan pada Soohyun.

...To Be Continued...

Yeayyy detik-detik menuju ending 😂😂
Selamat malmingan guys, buat yang satnight rasa malam biasa nggak usah sedih, banyak temennya.

Our StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang