Tiga bulan telah berlalu sejak pertemuan Suzy dengan Soohyun untuk mengakhiri hubungan mereka. Sejak saat itu Suzy dengan sepenuh hati belajar untuk mencintai sang suami. Dan seperti yang Myungsoo katakan, tidak sulit baginya untuk mencintai pria itu.
Di lain sisi, Kim Soo Hyun, pria yang berstatus sebagai mantan Suzy itu juga melakukan hal yang sama, belajar untuk menerima tunangannya. Meskipun membutuhkan waktu yang lebih lama dan lebih sulit untuk bisa benar-benar terlepas dari jeratan cintanya pada Suzy, pria itu kini memiliki hubungan yang jauh lebih baik dengan sang tunangan, bahkan mereka sepakat untuk menikah tahun depan setelah tunangan Soohyun yang berprofesi sebagai dokter itu menyelesaikan tugas pengabdiannya di sebuah desa terpencil.
Banyak hal yang berubah dalam kisaran waktu yang tak lama itu. Suzy dan Jieun pada akhirnya sepakat untuk memperkerjakan dua orang yang bertugas melayani pelanggan yang hendak membeli pakaian, sehingga mereka hanya fokus untuk merancang busana. Karena hal itu pula, pada akhir pekan seperti ini Suzy dapat menghabiskan waktu bersama keluarga kecilnya.
"Jun-ah kau mau cookies buatan halmonie kemarin tidak?" Suzy bertanya dari dapur sedangkan sang anak berada disofa bersama ayahnya. Dapur apartemen Suzy memang menyatu dengan ruang santai yang lengkap dengan televisi disana sehingga wanita itu tidak perlu mengeluarkan banyak tenaga hanya untuk berteriak kepada sang anak yang sedang asyik bermain game.
"Iya eomma" jawab Hyeonjun singkat.
Tak berselang lama, Suzy membawa satu toples cookies dan beberapa bungkus snack yang kemarin dibelinya. Seperti biasa, kedatangannya tak terlihat dimata putra dan sang suami karena mereka masih sibuk dengan pertandingan gamenya. Menggelengkan kepala, Suzy melangkah menuju televisi, mencabut steker dari stopkontak yang disambut pekikan dari kedua lelaki berbeda usia didepannya.
"Yahh eomma, dikit lagi kan Hyeonjun menang" gerutu sang anak.
"Tidak sayang, kau sudah memainkannya sejak pagi" tolak Suzy tegas yang tak bisa dibantah lagi oleh Hyeonjun.
"Oppa sudah kubilang jangan mengajarinya bermain game, kau malah mengajaknya bertanding" Suzy memarahi Myungsoo dengan berbisik agar sang putra tidak mendengarnya. Dan sepertinya Hyeonjun memang tidak mendengarnya karena bocah kecil itu sedang sibuk memakan cookies kesukaannya.
Myungsoo menggaruk tengkuknya yang tidak gatal seraya memamerkan cengirannya, membuat sang istri mendengus kesal.
"Eomma, kapan adik Hyeonjun lahir?" tanya Hyeonjun yang sudah berada didekat Suzy, mengusap perut sang ibu dengan lembut.
"Adik Hyeonjun masih lama lahirnya" jawab Suzy seraya mengusap puncak kepala Hyeonjun.
"Ahh iya Zy, kapan jadwal periksamu?" tanya Myungsoo yang juga melakukan hal yang sama dengan sang putra.
"Minggu depan oppa, kau tak berencananya melewatkannya lagi kan?" Suzy memicingkan matanya menatap Myungsoo.
"Tidak sayang, jangan cemberut eohh, kalau tidak karena meeting itu oppa juga tidak akan melewatkannya" bujuk Myungsoo yang melihat Suzy sedang merajuk.
"Eomma, eomma babynya bergerak" teriak Hyeonjun heboh.
Suzy tersenyum, "Adik Hyeonjun sedang senang makanya bergerak-gerak"
Myungsoo yang juga merasakan pergerakan anak yang masih berada diperut sang istri itu merasa takjub sekaligus bersyukur, "Terimakasih sayang, aku mencintaimu" pria itu mencium dahi Suzy lama, menyalurkan kebahagiaannya atas anak kedua mereka.
"Aku juga mencintaimu oppa"
•••••
Seorang wanita cantik berjalan dengan anggun melewati beberapa karyawan yang menyapanya dengan sopan. Dibalut dress berwarna putih yang memperlihatkan lekuk tubuh rampingnya, flatshoes dengan hak yang tak terlalu tinggi serta tas berwarna biru muda yang bertengger dilengannya membuat sang wanita semakin terlihat elegan dan berkelas.
"Anyeonghaseo Jongin-ssi" sapanya pada salah satu karyawan Myungsoo yang sudah dikenalnya sejak lama. Mereka tanpa sengaja berpapasan didepan lift.
"Wahh Nyonya" kaget Jongin.
Tersenyum lembut, wanita itu terkekeh, "Apa kabar Jongin-ssi?"
"Baik Nyonya, kabar Anda sendiri bagaimana? Sepertinya saya sudah lama tidak bertemu Anda"
"Seperti yang Anda lihat saya baik-baik saja. Mmm sepertinya sudah hampir setahun saya tidak berkunjung kesini" jawabnya seraya mengingat kapan terakhir kali ia mendatangi kantor Myungsoo.
Pintu lift terbuka, Jongin dan wanita cantik itu melangkah memasuki lift diikuti beberapa orang lainnya.
"Anda pasti ingin menemui Myungsoo sajangnim?" tebak Jongin yang diangguki sang wanita, "Myungsoo tidak bisa ikut kumpul kemarin jadi berhubung aku masih cuti aku mengunjunginya. Pasti dia sedang sibuk kan?"
Jongin yang berstatus sebagai sekertaris Myungsoo terkekeh, "Sepertinya Anda sudah tahu jawabannya Nyonya"
Tak berselang lama pintu lift terbuka, beberapa orang yang sudah sampai pada lantai yang dituju keluar dari dalam lift termasuk Jongin dan wanita yang sejak tadi bercengkerama dengannya.
"Nyonya, saya permisi dulu" pamit Jongin seraya memperlihatkan setumpuk dokumen ditangannya, seolah memberitahu jika dirinya harus pergi mengurus dokumen itu.
Sang wanita mengangguk, "Hati-hati Jongin-ssi, sampai jumpa lagi" balasnya sebelum melangkahkan kaki menuju ruangan dimana Myungsoo berada.
Tok tok
Suara pintu kayu yang diketuk membuat Myungsoo mengalihkan fokusnya dari komputer dihadapannya. "Masuk" perintahnya.
Seorang wanita anggun dengan senyumnya yang merekah muncul dari balik pintu yang terbuka tidak lebar.
"Oppa" teriaknya seraya berjalan menghampiri Myungsoo. Mendekap tubuh sang pria yang sudah berdiri didekat meja untuk menyambutnya dengan erat.
"Astaga aku sangat merindukanmu oppa" cicitnya tanpa melepas pelukan mereka.
"Aku juga" balas Myungsoo.
Sementara itu, pintu ruangan Myungsoo kembali terbuka. Wanita yang tak lain adalah Suzy dikejutkan dengan adegan sang suami yang memeluk wanita lain tepat setelah dirinya memasuki ruangan tersebut.
"Oppa" lirih Suzy masih dengan mode terkejutnya atau tepatnya tidak bisa mempercayai ulah sang suami.
Myungsoo yang menyadari keberadaan Suzy segera melepas pelukannya, sedikit mendorong tubuh sang wanita kemudian mendekati Suzy. "Zy dengarkan aku, ini tidak seperti yang kau pikirkan" Myungsoo memegang pundak Suzy.
Dengan airmata yang semakin membasahi pipi chubbynya Suzy menggeleng lemah, "Apa yang harus kudengarkan oppa? Bukankah kau sudah memperlihatkannya langsung?" jawabnya dengan sinis.
"Lepaskan tanganmu" perintah Suzy sebelum berbalik untuk meninggalkan ruangan Myungsoo.
...To Be Continued...
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Story
FanfictionMereka adalah dua orang asing yang bertemu tanpa disengaja. Entah takdir apa yang terjalin, di suatu waktu yang tak terduga kedua orang itu kembali dipertemukan. "Kau harus bertanggungjawab karena kau yang memulainya dan membuatku seperti ini" - Kim...