Our Story | 3

1.1K 154 18
                                    

Suzy melepaskan tangannya dari cengkeraman Myungsoo. "Meskipun dia anakmu seperti yang aku katakan dulu bukan kau yang bersalah"

"Aku memang tidak bersalah tapi jika dia anakku bukankah aku harus menikahimu?" Myungsoo masih menatap Suzy lekat.

Suzy mendongakkan kepalanya menatap netra sang lawan bicara, "Aku tidak bisa menyembunyikannya darimu jika kita dipertemukan kembali. Kau benar, dia adalah darah dagingmu. Tapi maaf aku tak bisa menikah denganmu, kau memiliki hidupmu sendiri dan aku.." Suzy tidak melanjutkan perkataannya dan menunduk.

"Wae?" Myungsoo bertanya dengan dahi berkerut. Sejak pertemuan pertama mereka Myungsoo selalu penasaran dengan wanita itu, wanita yang menurutnya aneh.

"Ada seseorang yang kutunggu. Dia sudah berjanji padaku untuk kembali sebentar lagi"

Myungsoo tersenyum sinis, "Asal kau tahu nona, aku tidak peduli dengan orang itu tapi satu hal yang pasti, aku tidak pernah rela anakku memanggil pria lain dengan sebutan appa"

Suzy menatap Myungsoo terkejut kemudian membalas pria itu dengan senyuman yang tak kalah sinis. "Apa kau lupa Tuan jika dia saja tak mengetahui bahwa kau adalah ayahnya?" bisiknya lirih di dekat telinga Myungsoo. "Dan aku pastikan dia tak akan mengetahuinya sampai kapanpun" lanjutnya lagi.

Suzy menatap manik Myungsoo lagi sebelum berlalu dari hadapan pria itu.

Myungsoo menatap punggung Suzy yang semakin menjauh kemudian menyunggingkan senyum andalannya. "Lihat saja apa yang akan kulakukan nona"

•••••

(Siang, Butik)

Seorang pria berwajah tampan tampak memasuki butik yang dikelola Suzy dan Jieun. Begitu kakinya memasuki pintu, pria itu diserbu oleh Jieun dengan pelukan erat. "Opppaaa" teriaknya girang.

"Astaga sebegitu rindunyakah kau denganku?" tanyanya seraya mengusap lembut rambut Jieun. Wanita didalam pelukannya itu menganggukkan kepala.

"Apa kau tak merindukanku oppa?" tanyanya balik dengan wajah cemberut setelah pelukan mereka terurai.

Minho tertawa lalu mencubit pipi Jieun gemas. "Aku merindukanmu juga Jieun-ah" jawabnya yang mendapat balasan senyum senang dari wanita didepannya.

"Suzy sedang menjemput Hyeonjun ya?"

Jieun menganggukkan kepalanya "Oppa, bagaimana dengan oleh-oleh yang aku minta?"

"Jangan khawatir aku tidak lupa, kalau kau mau sekarang kau bisa membongkar koperku" jawab Minho yang dibalas gelengan kepala oleh Jieun. "Aniya, nanti saja oppa"

"Jieun-ah bisakah kau merahasiakan kepulanganku dari Suzy? Dan katakan padanya untuk pulang nanti malam, katakan saja jika eomma ingin makan malam bersama" pinta Minho.

"Kau tenang saja oppa, aku pastikan kejutanmu berhasil"

"Kau juga nanti malam datanglah" Minho kembali mengusap puncak kepala Jieun. "Oppa pulang dulu ya keburu Suzy datang"

"Hati-hati oppa, jangan lupa sampai rumah langsung istirahat" pesan Jieun sebelum Minho meninggalkan butik.

•••••

(Malam, Rumah Keluarga Bae)

"Hyeonjun, halmonie merindukanmu" Nyonya Bae memeluk cucunya dengan erat.

"Maaf eomma aku sibuk jadi jarang pulang kerumah lagipula eomma dan appa sedang pergi kan" ucap Suzy sebelum eommanya mengomel perihal dirinya yang sudah hampir sebulan tidak berkunjung.

"Kau ini, meskipun eomma dan appa pergi harusnya kau tetap kerumah pada hari libur" omel Nyonya Bae.

"Iya eomma, maaf. Appa dimana eomma?" tanya Suzy yang tak melihat appanya diruang tamu.

"Appamu sudah bersiap makan malam" jawab Nyonya Bae seraya mengajak Suzy dan Hyeonjun menuju meja makan.

Sesampainya di meja makan Suzy dibuat terkejut dengan adanya Jieun dan seorang lelaki yang tidak lain ialah kakaknya.

"Yya oppa kau membohongiku eoh" Suzy mendatangi Minho kemudian memukul bahunya.

Minho tertawa seraya mengusap bahunya yang sedikit panas akibat pukulan Suzy. "Aniya, oppa memang menyelesaikannya lebih cepat jadi bisa pulang sekarang" tuturnya membela diri.

Suzy tersenyum kemudian memeluk Minho erat. "Selamat datang oppa, aku senang kau kembali lebih cepat" bisiknya disela-sela pelukan mereka.

Setelah melepas kerinduannya dengan Suzy, Minho diserang oleh Hyeonjun yang juga ingin dipeluk olehnya. "I miss you baby"

"Hyeonjun sudah sekolah samchon bukan baby lagi" protes Hyeonjun yang membuat Minho tertawa gemas.

•••••

(Taman belakang)

"Hyeonjun sudah tidur?" tanya Minho seraya berjalan mendekati bangku yang ditempati Suzy.

"Dia tidur bersama eomma dan appa"

"Ada apa?" Minho memandang wajah Suzy sekilas setelah mendudukkan dirinya dibangku kosong sebelah Suzy.

"Aku baik-baik saja oppa"

"Kau bisa membohongi yang lain, tapi kau tak akan bisa membohongiku Zy"

"Dia akan kembali oppa"

"Lalu? Bukankah kau harusnya bahagia?"

"Dulu aku memang sangat menantikannya kembali tapi sekarang..."

"Karena Hyeonjun? Kau takut dia tidak mau menerimanya?"

Suzy menggeleng. "Aku merasa takut karena dari awal tidak ada yang mendukung hubungan kita. Aku tidak mau menikah dengannya tanpa restu tapi aku juga tak mau melepaskannya. Aku masih mencintainya oppa bahkan setelah waktu yang lama ini" keluh Suzy.

Minho merangkul pundak Suzy dan membawanya kedalam pelukan. "Jika dia memang jodohmu Tuhan akan melancarkan semuanya Zy, tapi jika bukan oppa yakin kau bisa melepaskannya"

Mereka terdiam cukup lama, mengamati langit malam yang dihiasi sedikit bintang namun tetap indah. "Oppa" Suzy mendongak ketika mengingat sesuatu.

"Ne"

"Aku bertemu dengannya hari ini"

Minho mengerutkan keningnya seraya menatap Suzy, "Siapa?"

"Ayahnya Hyeonjun"

...To Be Continued...

Our StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang