Ku buka mataku perlahan menahan nyeri di kepalaku.
" Ohayo senpai "
" Sudah berapa lama aku tidur? " tanyaku.
" Sekitar 2 jam "
Ku tutup mataku dengan lengan kananku, menyesal. Bagaimana aku menyelesaikan laporan itu kalau begini.
" Ah kau sudah bangun? " suara Sensei.
" Arigatou gozaimasu "
" Harusnya kau berterima kasih padanya "
Aku hanya diam. Bukannya aku tak ingin berterima kasih padanya, hanya saja nanti dia besar kepala dan semakin berani padaku.
" Aku sudah menghubungi keluargamu, sebentar lagi akan ada yang datang menjemput "
Tok..tok..
" Ha-i "
" Maaf saya kerabat Hyuga Hinata "
" Silahkan.. dia sudah sadar "
Ssrrtt
" Hinata "
Lavenderku membulat melihatnya, bahkan air mataku berlinang.
" Neji-nii " ucapku menahan isak.
" Ha-i.. "
Neji-nii langsung memelukku. Dia adalah satu-satunya sepupu yang ku miliki. Aku sangat dekat dengannya, dia sudah seperti kakak kandungku sendiri.
Lima tahun lalu tepat saat Neji-nii lulus sekolah menengah, dia pergi keluar negeri tuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi dan aku tak pernah mendapat kabar lagi tentangnya.
Meski teknologi sudah semakin canggih tapi tak pernah sekalipun dia menghubungiku.
Kedua orang tuaku pun tak pernah mengijinkan aku tuk mencari tau keberadaannya. Mereka slalu bilang Neji-nii sibuk.
Lima tahun lamanya aku memendam rasa rindu dan sekarang dia ada didepan mataku. Bisa kau bayangkan betapa senangnya aku saat ini.
" Neji-nii.. aitakata... " ucapku terisak dipeluknya.
" Yosh..yosh.. "
" Apa dia baik-baik saja? " tanya Sensei khawatir melihatku menangis.
" Tidak apa-apa " senyum Neji-nii.
Tak sedetikpun ku lepas tanganku dari Neji-nii. Seolah takut dia akan pergi lagi dariku seperti dulu.
" Apa kau mau ku bopong seperti ini? "
Aku mengangguk sesaat membiarkan Neji-nii membopongku bak putri.
" Kau yang menolong Hinata kesini? " tanya Neji-nii.
Dia hanya mengangguk.
" Arigatou " senyum Neji-nii.
Untuk sesaat aku lupa akan semua beban di pundakku, aku terlalu bahagia dengan kedatangan Neji-nii.
" Ada yang ingin kau katakan padanya? " tanya Neji-nii.
Ku lihat dia masih berdiri di sudut ruangan.
" Arigatou " ucapku namun tak bersuara.
Kurasa dia mengerti gerakan bibir, pikirku.
Setibanya dirumah.
" Tadaima " ucapku dan Neji-nii
" Okaerinasai.. ara Hinata "
Neji-nii langsung membawaku ke kamar sedang Okaa-san mulai sibuk menyiapkan semua kebutuhanku.