Waktu berlalu secepat mengedipkan mata. Festival sekolah pun usai meninggalkan kesan mendalam dihatiku.
Terutama tentangnya, manusia paling menyebalkan.
Kini ujian menanti di depan mata. Kegiatan Osis mulai berkurang karna adanya ujian dan libur musim semi yang menanti.
Seminggu sudah Neji-nii menghilang tanpa kabar. Aku bahkan tidak sempat meminta nomor telponnya, dia sudah pergi lagi.
Pagi ini dikelas semua sudah di tempat masing-masing tapi guru belum juga datang. Beberapa sibuk bergosip, sedang lainnya belajar untuk ujian nanti.
Srrtt
Semua langsung kembali di posisi dan bersiap menyapa.
" Ohayo gozaimasu "
Tak seorangpun yang menjawab, semua terkejut melihatnya.
" Neji-nii " gumamku.
Dia berdiri di depan kelas sambil tersenyum.
" Namaku Hyuga Neji, mulai hari ini aku yang mengajar Fisika di kelas " ucapnya.
Suasana masih hening.
" Ada yang keberatan? " lanjutnya.
" Kyaaaaa... "
Sontak seisi kelas histeris menyambutnya, terutama para gadis. Mereka menanyakan hal-hal aneh pada Neji-nii.
" Ha-i.. ha-i..nanti ku jawab pertanyaan kalian, sekarang aku akan absen dan memulai pelajaran "
Aku masih tertegun disini dengan banyak pertanyaan di kepalaku.
Teng..teng..
Waktu istirahat tiba. Beberapa mulai keluar, lainnya kembali menghadang Neji-nii. Dan saat aku bertemu pandang dengannya matanya seolah memberi isyarat padaku untuk keluar.
Aku keluar kelas berjalan perlahan menunggunya mengejarku. Tak berapa lama kemudian..
" Tunggu aku di kelas pulang sekolah nanti " bisiknya.
" He? "
Jari telunjuknya seolah memberi isyarat padaku untuk merahasiakannya. Akupun mengangguk sesaat dan membiarkan dia pergi.
Sepulang sekolah.
" Neji-nii kemana saja kau? "
" Banyak hal yang harus kulakukan Hinata "
" Nanti kau pulang kan? "
" Hm.. aku tidak tinggal dirumah oba-san lagi Hinata "
" Kenapa? "
" Hanya ingin mandiri dan tidak merepotkan orang "
" Kami tidak merasa direpotkan "
" Kau baik sekali Hinata "
" Lalu kau pulang kan? "
" Tidak bisa Hinata, aku sudah menyewa sebuah apartemen dekat sini "
" Kenapa kau tidak bilang padaku dari awal "
" Jangan bersedih..kita masih bisa bertemu di sekolah kan "
" Tapi kau sibuk dengan banyak gadis "
" Apa kau cemburu? "
Aku diam sesaat. Sejujurnya aku memang cemburu, aku ingin bermain bersama Neji-nii seperti dulu lagi. Tapi mereka mengambil semua waktuku.
" Bagaimana kalau kapan-kapan kau ke apartemenku? " usulnya.
" ii? "
" Mochiron "
Akupun tersenyum mendengarnya.
" Bagaimana kalau setelah ujian nanti? "
Aku langsung mengangguk. Dan itulah janji yang kami buat.
Hari terus berganti dan ujianpun datang. Aku belajar dengan sangat giat setiap malam berharap mendapat nilai terbaik di sekolah untuk ku pamerkan pada orangtua ku juga Neji-nii.
" Mulai "
Usai pengawas memberi aba-aba semua lantas membalik kertas ujian dan mulai mengerjakan dengan hati-hati.
Satu minggu kemudian hasil ujian pun keluar dan namaku masuk 3 besar di sekolah dengan nilai tertinggi.
" Dengan begini aku bisa menyombongkan diri " batinku.
" Oya.. senpai ku mendapat nilai cukup tinggi "
Tak perlu lagi aku berbalik dan melihat ke arah suara itu. Aku sudah hafal betul dengan suara menyebalkan itu.
" Huh.. kau pikir siapa aku " ucapku membanggakan diri.
" Menggemaskan " ucapnya mencubit pipiku.
" Kau! "
Dan diapun menghilang begitu saja. Dasar orang aneh!
Aku mengusap-usap pipiku yang dia cubit tadi dengan kesal.
" Wah dia nomor 1 lagi "
" Sasuga "
" Semua juga tau kelas 1 yang paling menonjol hanya dia "
Semua tampak berbisik satu sama lain membicarakan 1 orang yang sama. Penasaran akupun masuk ke dalam obrolan mereka.
" Kalian membicarakan siapa? " tanyaku.
" Siapa lagi.. Uchiha Sasuke.. siswa nomor 1 di sekolah ini "
Sebegitu hebatnya kah dia, paling-paling urutan 10 besar. Akupun melihat mading kelas 1 dan mencari namanya.
Namanya tidak ada di urutan 10 bahkan 20 besar.
" Masaka " batinku.
Akupun beralih ke 5 besar, perlahan membaca satu persatu nama yang tertera.
Bruk
Aku langsung meninju mading saat ku lihat namanya berada di posisi pertama dengan nilai sempurna.
Malu. Aku menyombongkan diri dengan peringkat ketiga didepan siswa terpandai di sekolah, meski dia baru kelas 1. Ini benar-benar memalukan juga menyebalkan.
Saat rapat Osis.
" Osis ditutup sementara sampai liburan usai "
Itulah kata-kata terakhir yang dia ucapkan sebelum membubarkan rapat Osis sore itu. Saat semua sudah keluar dan meninggalkan aku, dia juga Ino.
Aku bangkit dari tempatku beranjak keluar namun kembali berbalik dan menghampirinya.
" Gomen.. kata-kataku kasar padamu tadi " ucapku perlahan lalu berbalik.
" Senpai "
Aku berhenti sesaat tanpa berbalik.
" kau tau kan aku bukan orang sebaik itu "
" Sudah ku duga " batinku.
Aku berbalik menghadapnya yang sudah ada tepat didepanku.
" Ada sebuah tempat yang ingin ku kunjungi "
" Ha? "
" Nomor telpon "
" Iie " tolakku tegas.
Aku sudah mengganti alamat email juga nomor ponselku dengan yang baru demi menghindari dia yang selalu menggangguku hampir di setiap malam. Mana mungkin aku memberikan nomor baruku padanya, tidak mungkin.
" Ino-san "
" Haaa..i "
Ino memberikan ponselnya padanya.
" Aku akan menghubungimu nanti " ucapnya memperlihatkan nomor telponku yang baru di ponselnya.
" Ino " panggilku.
" Gomennasaiii "
Ino berlari meninggalkan ruangan, melarikan diri dariku. Disusul dengan yang lainnya dan meninggalkan aku disini sendiri.
" Konooooo... " geramku.
~Skip~
