Pemalas juga acuh. Inilah aku Uchiha Sasuke. Lahir dari keluarga Uchiha yang biasa-biasa saja. Ayah dan ibu keduanya pegawai kantoran. Hampir tidak ada waktu bagiku dirumah ini. Sejak pagi hingga malam menjemput, meski kami bertemu kami selalu sibuk dengan kegiatan kami masing-masing.
Ah sudahlah aku malas membahas keluargaku.
Demi menghilangkan rasa bosan juga muak, ku habiskan waktuku di sekolah ataupun diluar. Sekolah..jujur saja akupun benci sekolah. Dimana banyak gadis berteriak setiap kali melihatku dan itu mengganggu sekali.
Aku selalu menghabiskan waktu di belakang sekolah, dibawah pohon sakura yang rindang. Merebahkan tubuh di rerumputan sambil menikmati semilir angin.
" Sasuke-san "
" Hn "
" Kau malas-malasan lagi disini "
" Aku mau tidur "
Mereka adalah teman ku di SMP dulu. Aku pernah menolong mereka saat mereka dipukuli beberapa brandalan yang ingin memeras mereka dulu. Dan sejak itu mereka selalu mengikuti ku kemanapun aku pergi seolah aku ketua geng bagi mereka. Selama mereka tidak mengganggu ku biarkan saja mereka mengikutiku.
Ku hembuskan nafas panjang menikmati semilir angin sore ini. Sungguh menenangkan.
" Hey.. apa yang kalian lakukan? "
Aku melirik sesaat. Seorang gadis datang menghampiri kami dengan surai panjang dan tubuh mungilnya.
" Siapa dia? " batinku.
Tapi aku kembali acuh dan mencoba melanjutkan tidur soreku.
" Kau tidak apa-apa? hey.. "
Aku terkejut, sangat. Dia tiba-tiba memelukku, menyandarkanku di dadanya.
" Harum " batinku.
" Kau- "
Aku memberi isyarat kecil dengan tanganku, menahan mereka melakukan sesuatu pada gadis ini.
Semua diam dan mendengar gadis ini bicara. Aku yang masih dalam dekapannya hanya diam dan menikmati harum tubuhnya yang sangat menyegarkan.
" Hah.. mimpi apa aku semalam " batinku.
" Pergi " seru gadis itu.
Aku kembali memberi tanda pada mereka tuk pergi.
" Kau tidak apa-apa? "
" Hn " anggukku.
" Mau kerumah sakit? "
Aku menggeleng.
Lalu dia mengeluarkan perban juga beberapa obat padaku.
" Jangan lupa periksa ke dokter " ucapnya sebelum pergi meninggalkanku.
Aku tertegun melihatnya. Duduk menopang kepalaku dengan kedua kakiku.
" Baka " gumamku tersenyum.
Itu adalah hari yang tak akan pernah ku lupakan dalam hidupku. Pertama kalinya bagiku seorang gadis datang dengan berani menantang sekumpulan pria.
Kesalahpahaman itu sebuah anugrah terindah dalam hidupku. Karna akhirnya aku menemukan seseorang yang benar-benar telah memikat hatiku.
Dengan sedikit usaha akupun mencari tau tentangnya.
" Ah dia Hyuga Hinata, wakil ketua osis.. dia sangat tegas dan hanya peduli pada prestasinya "
" Hyuga-san? dia itu galak "
" Hyuga-san? jangan pernah berfikir untuk mendekatinya karna kau hanya akan diacuhkan olehnya "
Hampir semua siswa laki-laki dan perempuan mengenalnya. Tapi tak satupun dari mereka yang memberi kesan positif. Tegas dan galak, itu paling dominan.
Tanpa pikir panjang aku langsung datang ke kelasnya, mengutarakan perasaanku dan ditolak mentah-mentah.
Ini persis seperti yang mereka katakan tentangnya.
Meski begitu aku tidak menyerah. Aku tidak akan mundur padanya. Akan kupastikan dia menjadi milikku.
Usaha demi usaha ku lakukan demi meluluhkan hatinya. Dia selalu menolak semua ajakan halusku tapi menerima paksaanku.
Yah begitulah dia, tsundere.
Demi lebih dekat dengannya, aku yang dulunya malas direpotkan rela mencalonkan diri menjadi ketua Osis. Dan usahaku tidak sia-sia. Aku memiliki waktu lebih banyak dengannya. Walau hanya sekedar melihatnya ataupun duduk disampingnya.
Lucunya, semua sikapnya selalu sukses membuatku tersenyum. Kurasa aku memang jatuh cinta padanya.
Aku terus mencoba mendekatkan jarak dengannya meski dia selalu menghindar. Namun ada saat dimana dia membiarkan aku mengikutinya.
Aku rela melakukan apapun demi dekat dengannya, demi bersamanya. Aku bahkan rela menyelesaikan tugas Osis untuk bulan depan dalam sehari agar memiliki banyak waktu tuk bersamanya.
Semenit tanpanya membuatku gila. Dan itu menyebalkan. Apa yang terjadi padaku?
Dia baik, sangat baik. Kebaikannya kadang kala menjadi petaka baginya. Dari di goda preman, anak geng, sampai sepupunya sendiri.
Ya, sepupunya..Hyuga Neji. Dengan semua gelagat dan sikapnya sudah bisa dipastikan bahwa dia terjangkit siskon.
Sebisa mungkin aku mendekatkan diriku padanya agar dia tidak terlalu dekat dengan Neji. Tapi lagi-lagi dia lebih memilih Neji. Dan itu sangat menyebalkan.
Aku lantas mencari tau lebih dalam tentang penyakit siskon Neji. Sejauh apapun aku mencari tak sekalipun ku dapatkan.
" Dia sangat pintar menutupinya " gumamku.
Disaat aku mulai lelah mencari dan memilih menjauhkan jaraknya dari Neji, tiba-tiba dia mengajak ke rumah Neji.
" Ini kesempatanku " batinku.
Kami berdiri di depan apartemen Neji, tak berapa lama Neji keluar. Dan sudah jelas, wajahnya berubah seketika saat melihatku.
Kamipun masuk. Disaat mereka sibuk bicara, onyx ku mencari sesuatu di ruangan ini. Sesuatu yang bisa menjadi bukti untuknya.
" Aku mau ke toilet " ucapku.
Sia-sia kalau hanya mencari di ruangan ini karna Neji pasti menyembunyikannya.
Usai dari toilet aku mulai menyusuri ruangan disana satu persatu. Hingga akhirnya aku menemukan satu ruangan tanpa lampu. Hanya beberapa lilin yang menerangi ruangan yang penuh dengan fotonya.
Jumlah yang sangat banyak, mungkin ribuan.
" Ini benar-benar gawat " batinku.
Belum sempat aku masuk lebih dalam, Neji datang menghadang. Menutup rapat ruangan itu dan menatapku tajam.
" Siskon " ucapku.
" Bukan urusanmu "
Ah benar saja. kecurigaanku padanya selama ini terbukti, bahkan lebih parah dari yang ku duga. Dia harus melihatnya, harus!
" Apa yang kalian lakukan disini? "
Dia sudah disini! ini kesempatanku untuk membuktikannya.
" Senpai kau harus melihat ruangan ini "
" Kenapa? "
" Di dalamnya- "
" Sebaiknya jangan " potong Neji.
Kami menoleh menatapnya.
" Karna dia sudah mengobrak-abrik ruangan ini " fitnah Neji.
" Apa? Senpai aku- "
PLAK
Onyx ku mendelik tak percaya. Dia menamparku!
Semua fitnah dan kesalahpahaman ini semakin membuat suasana kacau.
~Skip~