Saat itu ku lihat mereka berdua berdiri di depan sebuah ruangan tertutup. Saling pandang penuh kebencian.
" Apa yang kalian lakukan disini? " tanyaku.
" Senpai kau harus melihat ruangan ini " ucapnya.
" Kenapa? "
" Di dalamnya- "
" Sebaiknya jangan " potong Neji-nii.
Kami menoleh menatapnya.
" Karna dia sudah mengobrak-abrik ruangan ini " lanjut Neji-nii.
Lavenderku membulat sempurna mendengarnya.
" Apa? Senpai aku- "
Plak
Tanpa pikir panjang aku langsung menamparnya. Aku malu pada Neji-nii karna sikap orang itu. Aku menyesal membawanya kesini.
" Senpai- "
" Pergi " seruku.
Diapun pergi meninggalkan aku bersama Neji-nii.
" Hinata "
" Neji-nii.. gomen..aku tidak tau apa yang terjadi padanya sampai melakukan.. "
" Sudahlah Hinata "
" Tapi aku malu padamu "
" Jangan dipikirkan "
" Aku akan membereskan ruangan itu "
" Tidak perlu "
" Tapi Neji-nii "
" Sebaiknya kau duduk saja diruang tamu "
Aku kembali ke ruang tamu menenangkan pikiranku. Uchiha Sasuke, tidak akan ku biarkan kau mendekati Neji-nii lagi.
Besoknya disekolah. Saat menuju kelas aku berpapasan dengannya. Pipinya masih sedikit memerah karna tamparanku kemarin.
Minta maaf? mustahil. Setelah apa yang dia lakukan di apartemen Neji-nii.
Aku berjalan acuh melewatinya begitu saja. Dan tanpa ku duga diapun melewatiku tanpa menegur atau menyapa seperti yang biasa dia lakukan.
Sekarang kami saling bermusuhan. Sempurna.
" Hinata "
Aku menoleh ke arah suara.
" Sensei " ucapku.
" Belajar yang rajin ya " ucapnya mengusap kepalaku.
Aku tertegun sesaat melihatnya. Apa yang terjadi pada Neji-nii?
Satu minggu sudah berlalu, kami masih tak saling tegur sapa. Tapi ini melegakan karna aku tidak lagi merasa risih kemanapun aku pergi.
Satu hal lagi yang berubah, sikap Neji-nii. Sekarang dia lebih aktif padaku baik di sekolah ataupun diluar.
Neji-nii kadang memanggilku tanpa alasan jelas. Sekedar mengusap kepalaku, mencubit pipiku, dan menggenggam tanganku.
Meski aneh tapi ku mencoba berfikir positif, mungkin karna kita terpisah lama dulu.
Suatu hari Neji-nii mengajakku ke apartemennya.
" Wah banyak sekali makanannya.. ada acara apa Neji-nii? "
" Tidak ada apa-apa "
" Tapi ini.. "
" Ini untuk merayakan kedekatan kita "
" A-aku tidak mengerti "
" Kemarilah "
Neji-nii menggenggam tanganku dan membawaku ke sebuah ruangan.
" Ini bukannya ruangan yang dulu itu " ucapku.
" Iya "
" Apa sudah dibersihkan? "
" Tidak ada yang perlu dibersihkan "
" Ma-maksudnya.. "
Perasaanku mulai tidak enak.
Cklek
Gelap, aku tidak bisa melihat apapun disini.
" Ne..Neji-ni..gelap sekali disini..aku.. "
klik
Lampu mulai hidup seiring dengan lavenderku yang membulat.
Bruk
Kedua kaki ku lemas melihat semua ini. Seluruh dinding ruangan ini penuh dengan fotoku. Foto ku!
" Ne..Neji-.. "
" Bagaimana Hinata.. kau suka? "
Entah kenapa ekspresi Neji-nii berubah seketika. Menyeramkan!
" Neji- "
" Sebenarnya Hinata..aku sangat mencintaimu..sangat.. "
Suaraku seolah tertahan, aku bahkan tak bisa berteriak meminta tolong.
" Dan sebenarnya kemarin Uchiha Sasuke melihat ini "
Aku semakin terkejut mendengarnya. Dia tau tentang ini!
" Tapi sayangnya kau lebih percaya padaku..hahhaha.. "
Kowai..kowai...Neji-nii apa yang terjadi padamu?!
" Sejujurnya Hinata.. sangat sulit menahan diri untuk tidak menyentuhmu, semua sikap manjamu membuatku semakin ingin memilikimu "
Aku mulai menangis ketakutan.
" Nah untuk menambah koleksi ku, bagaimana kalau kita foto bersama "
Neji-nii lantas mengambil kamera dan mulai berfoto bersamaku. Aku terus menangis ketakutan meski dia memeluku.
Ini bukan Neji-nii.. dia bukan Neji-nii..
" Ka-kaeru "
" Kemana? Ini rumah mu sekarang Hinata.. kau tidak akan kemana-mana..kau aman bersamaku "
Deg
Huuuaaaaa
Tangisku pecah, aku meronta memukulnya sekuat tenaga. Berharap dia sadar dan kembali normal.
" Hentikan Hinata kau membuat fotonya jelek " ucapnya menahanku.
Aku terus memukulnya dalam tangisku.
" Sebaiknya kau istirahat.. mungkin kau lelah "
Cklek
Buk..buk..buk...
" Neji-nii..aku mau pulang..Neji-nii..aku tidak mau disini..Neji-nii "
Sekeras apapun aku memukul pintu itu, sekuat apapun aku berteriak, Neji-nii tidak membuka pintu itu untukku.
Aku duduk memandang setumpuk foto candid ku sendiri. Ini benar-benar menyeramkan.
~Skip~