True

778 96 12
                                    

Saat itu ku lihat mereka berdua berdiri di depan sebuah ruangan tertutup. Saling pandang penuh kebencian.

" Apa yang kalian lakukan disini? " tanyaku.

" Senpai kau harus melihat ruangan ini " ucapnya.

" Kenapa? "

" Di dalamnya- "

" Sebaiknya jangan " potong Neji-nii.

Kami menoleh menatapnya.

" Karna dia sudah mengobrak-abrik ruangan ini " lanjut Neji-nii.

Lavenderku membulat sempurna mendengarnya.

" Apa? Senpai aku- "

Plak

Tanpa pikir panjang aku langsung menamparnya. Aku malu pada Neji-nii karna sikap orang itu. Aku menyesal membawanya kesini.

" Senpai- "

" Pergi " seruku.

Diapun pergi meninggalkan aku bersama Neji-nii.

" Hinata "

" Neji-nii.. gomen..aku tidak tau apa yang terjadi padanya sampai melakukan.. "

" Sudahlah Hinata "

" Tapi aku malu padamu "

" Jangan dipikirkan "

" Aku akan membereskan ruangan itu "

" Tidak perlu "

" Tapi Neji-nii "

" Sebaiknya kau duduk saja diruang tamu "

Aku kembali ke ruang tamu menenangkan pikiranku. Uchiha Sasuke, tidak akan ku biarkan kau mendekati Neji-nii lagi.

Besoknya disekolah. Saat menuju kelas aku berpapasan dengannya. Pipinya masih sedikit memerah karna tamparanku kemarin.

Minta maaf? mustahil. Setelah apa yang dia lakukan di apartemen Neji-nii.

Aku berjalan acuh melewatinya begitu saja. Dan tanpa ku duga diapun melewatiku tanpa menegur atau menyapa seperti yang biasa dia lakukan.

Sekarang kami saling bermusuhan. Sempurna.

" Hinata "

Aku menoleh ke arah suara.

" Sensei " ucapku.

" Belajar yang rajin ya " ucapnya mengusap kepalaku.

Aku tertegun sesaat melihatnya. Apa yang terjadi pada Neji-nii?

Satu minggu sudah berlalu, kami masih tak saling tegur sapa. Tapi ini melegakan karna aku tidak lagi merasa risih kemanapun aku pergi.

Satu hal lagi yang berubah, sikap Neji-nii. Sekarang dia lebih aktif padaku baik di sekolah ataupun diluar.

Neji-nii kadang memanggilku tanpa alasan jelas. Sekedar mengusap kepalaku, mencubit pipiku, dan menggenggam tanganku.

Meski aneh tapi ku mencoba berfikir positif, mungkin karna kita terpisah lama dulu.

Suatu hari Neji-nii mengajakku ke apartemennya.

" Wah banyak sekali makanannya.. ada acara apa Neji-nii? "

" Tidak ada apa-apa "

" Tapi ini.. "

" Ini untuk merayakan kedekatan kita "

" A-aku tidak mengerti "

" Kemarilah "

Neji-nii menggenggam tanganku dan membawaku ke sebuah ruangan.

" Ini bukannya ruangan yang dulu itu " ucapku.

" Iya "

" Apa sudah dibersihkan? "

" Tidak ada yang perlu dibersihkan "

" Ma-maksudnya.. "

Perasaanku mulai tidak enak.

Cklek

Gelap, aku tidak bisa melihat apapun disini.

" Ne..Neji-ni..gelap sekali disini..aku.. "

klik

Lampu mulai hidup seiring dengan lavenderku yang membulat.

Bruk

Kedua kaki ku lemas melihat semua ini. Seluruh dinding ruangan ini penuh dengan fotoku. Foto ku!

" Ne..Neji-.. "

" Bagaimana Hinata.. kau suka? "

Entah kenapa ekspresi Neji-nii berubah seketika. Menyeramkan!

" Neji- "

" Sebenarnya Hinata..aku sangat mencintaimu..sangat.. "

Suaraku seolah tertahan, aku bahkan tak bisa berteriak meminta tolong.

" Dan sebenarnya kemarin Uchiha Sasuke melihat ini "

Aku semakin terkejut mendengarnya. Dia tau tentang ini!

" Tapi sayangnya kau lebih percaya padaku..hahhaha.. "

Kowai..kowai...Neji-nii apa yang terjadi padamu?!

" Sejujurnya Hinata.. sangat sulit menahan diri untuk tidak menyentuhmu, semua sikap manjamu membuatku semakin ingin memilikimu "

Aku mulai menangis ketakutan.

" Nah untuk menambah koleksi ku, bagaimana kalau kita foto bersama "

Neji-nii lantas mengambil kamera dan mulai berfoto bersamaku. Aku terus menangis ketakutan meski dia memeluku.

Ini bukan Neji-nii.. dia bukan Neji-nii..

" Ka-kaeru "

" Kemana? Ini rumah mu sekarang Hinata.. kau tidak akan kemana-mana..kau aman bersamaku "

Deg

Huuuaaaaa

Tangisku pecah, aku meronta memukulnya sekuat tenaga. Berharap dia sadar dan kembali normal.

" Hentikan Hinata kau membuat fotonya jelek " ucapnya menahanku.

Aku terus memukulnya dalam tangisku.

" Sebaiknya kau istirahat.. mungkin kau lelah "

Cklek

Buk..buk..buk...

" Neji-nii..aku mau pulang..Neji-nii..aku tidak mau disini..Neji-nii "

Sekeras apapun aku memukul pintu itu, sekuat apapun aku berteriak, Neji-nii tidak membuka pintu itu untukku.

Aku duduk memandang setumpuk foto candid ku sendiri. Ini benar-benar menyeramkan.

~Skip~

RainbowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang