°Lembar Pertama

602 74 35
                                    

Tepat setelah bel berbunyi, buru-buru aku keluar dari kelas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tepat setelah bel berbunyi, buru-buru aku keluar dari kelas. Hal yang aku lakukan seperti kebanyakan siswa pada umumnya; berburu makanan limited edition di kantin. Mengapa aku lari secepat mungkin? Selama seminggu penuh, aku kalah oleh anak-anak kelas yang aku kira sebelum bel sedang tertidur pulas. Siapa sangka! Mereka semua bak harimau setelah bel hadir. Aku yang sibuk membereskan buku—karena aku rajin belajar di kelas, walau cuma coret-coret belakang buku, ehe—tentu tak bisa mengejar mereka!

Lagipula, lariku tidak secepat itu. Pernah cepat, sih, tapi itu harus dalam keadaan genting sekali, ve.

Aah~ apapun masalah kemarin, hari ini aku tiba di kantin paling pertama!

"Ah, Feliciano?" Oh, aku mendengar suara seseorang.

"Ahh! Niichan!" Dia kakak!

"Sedang apa kau di sini?" Kakak menghampiriku.

"Aku mau membeli roti isi pasta, Kak! Pasti enak, bukan?" Huah, aku semangat sekali.

"O-oh? Kau juga?" Ve? Tampaknya kakak terkejut.

"Ah, aku tahu! Niichan juga mau membeli itu kan?"

"Iya ... jika kau tanya, sih, iya, aku berencana membeli itu." Dengan gaya cool, kakakku—Lovino—menyilangkan tangan dan melirik ke arah lain.

"Kalau begitu, ayo kita makan bersama, Kak." Sudah lama rasanya, aku dan Lovino berbeda kelas, jadi susah ketemu seperti ini di hari-hari sebelumnya.

"Kau sendirian? Teman-temanmu?" Tampaknya kakak mempertimbangkan sesuatu yang rumit.

"Mereka bawa bekal makan sendiri, lagipula aku dan mereka sekelas, jadi, sesekali tidak makan bersama di jam istirahat tidak akan membuat mereka lupa padaku." Ve~ cepatlah kakak, kita sudahi percakapan singkat ini, dan segera membeli roti legendaris itu!

Serumit apapun ekspresi Lovino, kami tetap berjalan ke kantin untuk membeli roti isi pasta dan cappucino dalam bentuk botol, pasti perpaduan yang serasi!

Kita berdua berjalan ke tempat duduk di tengah-tengah. Duduk saling berhadapan dan memakan makanan yang sama, kita memang kembar sejati! Senang rasanya~

"Aku duluan ke kelas, Feliciano." Baru saja selesai makan, kakak sudah akan pergi.

"Ehh." Refleks wajah ini mengerut kecewa.

"Menjijikkan." Lovino memang kejam, vee!

"Ja-jangan dulu pergi, Kak! Waktu istirahat masih lama."

"Ya, bagimu, tapi bagiku sekarang detik-detik menuju perang!"

"He-heh?!" Apa kakak sungguh akan turun ke medan perang? Perang apa memangnya?!

"Aku harus menyalin PR, jadi aku duluan." Lovino pergi begitu saja.

Apa aku boleh kesal?

Jadi, untuk alasan yang kuat, aku lemparkan botol hingga mendarat di kepalanya.

I Will Catch You! (Italia) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang