°Lembar Kelima

279 60 12
                                    

Aku tampak tak bersemangat saat berkumpul di ruang ekskul koran

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku tampak tak bersemangat saat berkumpul di ruang ekskul koran.

"Feliciano-kun, apa benar tak ingin mencurahkan hari kemarin? Ano ... tentang [Name]-san." Kiku menjauh dari tumpukan kertas untuk menatapku.

"Eh? Eng, kemarin buruk sekali, itu saja, ve." Aku mengalihkan pandangan ke arah lain. Bagaimana menceritakannya coba?

"Hm. Wajahmu merah sekali, Feliciano." Hah? Ludwig?!

"A-apa?! Ti-tidak!" Aku mencoba membantah.

Tak disangka keduanya menahan tawa. Walau Ludwig hanya mendengus geli saja.

"Ada apa kalian berdua?" Aku tak suka jika mereka menyimpan rahasia. Kenapa tertawa? Aku kan sedang galau.

"Kami berdua memang tak cocok untuk membantumu dalam urusan cinta." Kiku akhirnya bersuara. Ludwig tampak setuju dengan pernyataan Kiku.

"A-aku pikir ini bukan cinta, kok, bukan! Aku hanya tak biasa bertemu dengan, err, gadis seperti [Name]." Aku benar-benar tak berani menatap kedua temanku, ve.

"Maka dari itu, Feliciano-kun, kenapa tidak bertanya pada ahlinya saja?" Kiku benar-benar mengabaikan kertas-kertas hasil wawancara.

"Ahlinya?" Aku bersandar pada kursi, memiringkan wajah karena tak tahu siapa ahli yang dimaksudkan oleh Kiku itu.

"Kurasa, kau lebih tahu orangnya ketimbang kami." Ludwig mendengus lagi, kini seperti ada kekesalan di dalamnya. Heh? Apa maksudmu, Ludwig?

Aku lama berpikir. Siapa memang yang ahli cinta? Aku mengenalnya? Siapa, ya? Emmm, masa Lovino, sih, kan nggak mungkin. Hmmmm. Siapa, ya?

"Aku tak kenal orang seperti itu, Ludwig, Kiku." Selebihnya, aku tak suka berpikir keras lama-lama. Aku bukan Ludwig yang kepalanya terbuat dari baja, kepalaku ini hanya komponen lembut seperti tepung dan telur~ ve~

"Aku kasih clue, orang yang ahli cinta itu berteman juga dengan kakakku." Ludwig segera pergi setelah mengatakan itu. Dia hanya pindah ke meja yang lain.

Aku langsung menengok pada Kiku.

Kiku tampak menahan tawa. "Maksudnya, France Bonnefoy-senpai."

"AH!" Aku segera berdiri dan menghampiri Ludwig. "Aku tahu orangnya, Ludwig!"

"TERSERAH!"

Lagi-lagi mereka membantuku, ve~ mari susun ulang rencannya. Aku akan menemui France-niichan, kemudian berkonsultasi soal permasalahanku ini.

Sebelum pergi ke kelas France-niichan, Kiku memberikan nasihat, "Curahkan semua kegalauanmu pada France-senpai, jangan tutupi satupun. Karena kalian saling kenal, tentunya lebih akrab dari kami berdua, pasti dia akan serius membantumu."

"Ay ay, kapten!"

Huwah, entah mengapa aku bersemangat!

[Name], tunggu aku! Hehehe. 

 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
I Will Catch You! (Italia) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang