°Lembar Kesepuluh

313 54 17
                                    

Aku bersembunyi di bangku paling belakang saat Kak France dan dua temannya mencariku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku bersembunyi di bangku paling belakang saat Kak France dan dua temannya mencariku. Kak France hanya masuk dengan kilauan rambut kemudian berakhir dengan menggoda siswi-siswi di kelas ini.

Aku sengaja menghindari mereka, terlebih Kak France. Dia pasti hendak bertanya perihal besok; tentang bertemu dengan [Name].

Maafkan aku, Kak France ... semangatku turun, setelah melihat niichan yang sangat gembira mengobrol dengan [Name]. Dibandingkan denganku yang baru seminggu ini mengaguminya, ditambah baru saja sehari berbincang dengannya, Lovino lah yang berhak memenangkan hati [Name].

"Senior France sudah pergi, Feliciano-kun. Ayo kembali lagi ke kursimu." Kiku datang menjemputku. Kedengarannya aneh, karena kita berdua berada di ruangan yang sama. Aku tersenyum kecil sembari berterima kasih.

Kiku membantuku berdiri, dan kami berdua pun kembali ke tempat duduk. Ludwig menatapku dengan pandangan penuh pemikiran, aku tak ada gairah untuk mencibir wajah Ludwig yang mengkerut. Pasti dia begitu karena perilakuku.

"Feliciano-kun, bukannya terlalu gegabah bila mengatakan Lovino-san menyukai [Name]?"

"Itu benar, kemana semangatmu yang kemarin? Langsung lembek, huh, dasar lemah."

Kiku dan Ludwig satu-satunya yang aku tumpahkan curhatan.

"Maaf ... aku tak setega itu untuk menghancurkan kegembiraan Lovino." Sebagai adik, melihat kakaknya gembira oleh seorang gadis, seharusnya aku pun ikut senang. Aku senang, tapi mengingat gadis itu gadis yang sama dengan yang ada di hatiku, maka aku lebih merasakan sakit daripada senang.

Kiku dan Ludwig tak bisa mengubah keputusanku. Aku tak apa-apa jika pada akhirnya [Name] membenciku, aku juga harus terbiasa bila [Name] lebih sering ke rumah untuk bertemu dengan kakak.

Hari ini berlalu begitu saja, aku lebih banyak menghindari kakak semenjak tahu ia dekat dengan [Name]. Aku sering diteriakinya karena sikapku yang langsung masuk ke kamar. Padahal aku ini bawel dan terkadang juga niichan menceritakan pengalamannya di kelas.

Saat terbangun di pagi harinya, aku menemukan sesuatu di meja belajar. Aku duduk di kursi, kemudian terkejut dengan apa yang ada di atas meja.

"Ini kan ...."

Kain lembut berwarna merah muda.

"Sapu tangan [Name]."

Ya ampun, aku lupa benda sepenting ini.

-0-

Seperti yang kuduga, Kak France and friends datang lagi pada jam istirahat. Aku berada di tempat persembunyian.

"Aduh, Feliciano itu kenapa?" Kak France menghela napasnya, sedangkan dua temannya dilarang masuk oleh beberapa teman kelasku.

I Will Catch You! (Italia) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang