Keduapuluhdua : Bukan Sebuah Akhir

1.3K 228 142
                                    

Happy Reading~ ^^

Note : Long Chapt! Prepare your snack.

Chapter terakhir, tolong dukungannya 😊

"Makan yang banyak ya Kak Wuwu."

Seongwu tidak menanggapi kalimat Daniel. Pandangannya menatap kosong entah kearah mana.

Selepas pulih dari koma, bahkan Seongwu belum mengucapkan sepatah kata apapun; Dokter bilang, mungkin Seongwu masih trauma. Lagipula, keadaannya normal, makannya juga teratur. Tidak ada yang perlu terlalu dikhawatirkan.

"Nanti kalau Kak Seongwu sudah sembuh, mau Daniel ajak kemana?"

Lagi-lagi, hanya hening yang didapat laki-laki yang memiliki senyum gigi kelinci ini sebagai respon dari Seongwu.

Daniel menghela napas pelan, dia tidak boleh sedikitpun menyerah akan Seongwu. Kak Seongwu-nya baik-baik saja, dan akan tetap selalu begitu.

"Kak Seongwu mau minum? Minum, ya? Pinter banget sih sayangnya Daniel, lihat nih makannya habis." kata Daniel dengan ceria.

Daniel menuntun Seongwu untuk meminum air putihnya, Seongwu menurut; membuka mulutnya dan membiarkan air itu membasahi tenggorokannya.

Setelah selesai, Daniel mengelap sudut bibir Seongwu yang basah. Pandangannya tidak teralih dari bibir Seongwu yang sedikit merekah.

"Kak Seongwu cantik banget sih." terkekeh diakhir kalimat.

Seongwu masih terpaku, entah meratapi apa.

Jari-jemari milik Daniel bergerak diatas milik Seongwu. Mengajak Seongwu untuk berpegangan tangan.

"Kak Seongwu; Daniel kangen. Kangen sama Kak Seongwu yang dulu. Yang cerewet, yang ekspresif, sumpah Daniel kangen."

Daniel menahan airmata yang hendak mengalir. Sebisa mungkin untuk terlihat tegar dihadapan yang ia sayang; padahal menilik pada kenyataan, Daniel tidak bisa tegar sama sekali melihat kondisi Seongwu yang sungguh sangat terlihat mengenaskan sekarang.

"Kak Seongwu tau; waktu Kak Seongwu tidur lamaaa banget, Daniel selalu ada disini, disamping Kak Seongwu; duduk dibangku ini. Nemenin Kak Seongwu, ngajak ngobrol, bahkan sampai mencium dahi Kak Seongwu, hehe maaf kalau Daniel lancang."

"Tapi, sekarang; saat Kak Seongwu sudah bangun. Disatu sisi, Daniel merasa senaaannnggg banget, tapi kenapa Kak Seongwu gak mau ngomong lagi sama Daniel? Kak Seongwu benci ya sekarang sama Daniel? Daniel tau kok Daniel tuh nyebelin, gak punya otak karena sudah ninggalin Kak Seongwu, Daniel tau kalau Daniel adalah laki-laki yang paling brengsek sedunia; laki-laki yang merusak segalanya."

"Maka dari itu, Daniel mau minta maaf. Bukan cuma sekedar minta maaf, tapi Daniel juga mau buktiin ke Kak Seongwu; dengan adanya Daniel disini, itu berarti Daniel sayang banget sama Kak Seongwu. Sayangnya Daniel buat Kak Seongwu itu lebih tinggi dari gunung Everest, juga lebih dalam dari samudera Pasifik."

"Kak Seongwu; mau sembuh ya demi Daniel?"

Percuma mulut Daniel berbusa.

Seongwu sama sekali tak bersua.

“Seongwu, kenapa kamu sama sekali tidak membalas perkataan Daniel?”

"Cih, bukan urusanmu. Sana pergi, aku lelah mendengarmu terus-menerus."

Imperialisme • OngNiel ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang