1 - Perpisahan

378 16 0
                                    

"Sudah jangan nangis Aldilla, perpisahan bukanlah akhir dari segalanya. Karena Allah lah yang akan menentukan perpisahan ini. Semoga kita akan dipertemukan kembali di surga Nya"

(Annisa)

***

Hari ini adalah hari terakhir Aldila di Kairo, Mesir. Setelah kurang lebih 5 tahun menuntut ilmu di universitas tertua Al-Azhar Kairo, akhirnya Aldilla Khoirunnisa  kembali ke kampung halaman. Sebenarnya setiap lebaran Aldilla akan pulang, tapi kali ini ia akan pulang permanen. Entah kapan akan menjejakkan kaki di daratan yang mempunyai sungai terpanjang.

Rasanya sedih, tapi juga senang. Sedih meninggalkan perjuangan 5 tahun bersama teman teman nya dan tentu senang karena akan bertemu keluarga tercinta di tanah air.

"Aldilla, ini kenang kenangan dari ana, terima ya. Afwan kalau tidak sesuai di hati Aldilla" Seorang perempuan berkulit hitam asal Nigeria, Annisa. Ia salah satu teman seperjuangan Aldilla.

Setelah Annisa, wanita berkulit putih dan bermata sipit. Naomi dari China memberikan sebuah kolase dari biji bijian yang terdapat di Mesir membentuk wajah Aldilla. "Ini Aldilla, afwan kalau kolase ana masih jelek, sekali lagi jangan lupain ana ya"

"Aldilla, ini buat anti. Semoga anti suka. Bukanya nanti ya kalau sudah sampai di Indonesia" seorang wanita berwajah ke Barat-Barat-an memberikan sebuah bingkisan juga. Ayse dari Turki, tepatnya di Istanbul.

Aldilla terharu mendengarnya dan memeluk erat sahabat sahabatnya seraya menahan air mata yang terus keluar. "Syukron... Hiks... Hiks... InsyaAllah Ana tidak melupakan kalian. Ana janji. Hiks... Hiks..."

"Sudah jangan nangis Aldilla, perpisahan bukanlah akhir dari segalanya. Karena Allah lah yang akan menentukan perpisahan ini. Semoga kita akan dipertemukan kembali di surga Nya" Annisa menenangkan Aldilla yang tengah menangis.

"Aamiin Ya Allah" Aldilla, Annisa dan Ayse menjawab.

Itulah malam terakhir mereka bersama. Malam perpisahan. Malam yang tidak akan dilupakan oleh seorang gadis bernama Aldilla Khoirunnisa Sulaiman.

***

Setelah sampai di bandara, Aldilla berpamitan kepada teman temannya. Ia akan balik ke Indonesia.

"Baik baik ya di Indonesia. Pokoknya jangan sampai lupa sama Kairo" Ayse mengacak kepala Aldilla. Ayse memang tinggi banget. Jelas kebanting sama tinggi Aldilla. Tapi Aldilla enggak pendek pendek amat kok. Sekitar 158 cm.

"Iya InsyaAllah. Kalian juga lah kapan kapan ke Indonesia. Seru tauk disana. Nanti ana bawa kalian jalan jalan deh" Aldilla membaiki jilbab nya yang tidak terlalu berantakan.

"Kapan kapan ya Dil, kalau enggak salah, sepupu abi ana juga di Indonesia" Naomi membalas ajakanku.

"Ya sudah, ana pergi dulu yaa. Afwan kalau ana banyaaak salah sama kalian. Ma'assalaama"

"Na'am Aldilla, kami juga. Ma'assalama" Naomi, Ayse dan Annisa menjawab.

Aldilla mengangguk dan segera masuk ke bandaran, check in.

***

Setelah kurang lebih 7 jam di dalam pesawat, Aldilla pun menginjakkan kakinya di tanah kelahiran. Indonesia.

Sekarang ini Aldilla sedang ada di bandara internasional soekarno-hatta. Dan ia akan dijemput oleh Keluarganya.

Aldilla mencari cari diman keluarganya. Saking sibuknya mencari ia akhirnya kelelahan dan duduk di kursi penunggu.

AldillaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang