"Karena bertemu seseorang itu adalah takdir, mau tidak mau kau harus bertemu dengannya walau apapun alasannya. Tapi yang terpenting jadikan Allah sebagai penentu dengan siapakah kau akan bertemu, karena tidak akan ada yang tahu takdir apa yang akan ditentukan oleh Nya"
(Aldilla Khoirunnisa Sulaiman)
*
*
*
***Author pov
Hari ini adalah hari ahad, yang artinya Aldilla akan bertemu dengan teman-teman lamanya.
Dengan Iqbal sebagai supir, Aldilla pergi ke cafe milik Hana, tempat ia dan teman-temannya reuni.
Aldilla yang sudah hampir telat, terburu-buru memakai kaos kakinya "Bang Iqbaal, cepetan dong... Nanti Al telat nih"
"Sabar Al, abang aja sabar kamu duluin" canda Iqbal.
"Yaelah bang, itu sih takdir kalau Al ngeduluin bang Iqbal. Siapa suruh enggak nikah nikah," balas Aldilla.
"Aldilla, jodoh itu sudah diatur sama yang di atas. Bukannya abang enggak mau nikah, pengin banget malah, tapi kalau belum ada jodohnya mau gimana lagi?"
"Itu artinya abang enggak laku" setelah mengucapkan kalimat keramat bagi Iqbal, Aldilla langsung lari ke luar.
Ya Allah, punya adek kok gitu-gitu amat yak. Enggak adek, enggak abang sama aja. Gumam Iqbal.
***
Sesampainya di cafe milik Hana, Aldilla berpamitan pada abangnya.
"Bang Al pamit yoo"
"Iya, nanti pulang pake ojek online aja, abang males jemput,"
Aldilla tau kalau abangnya yang satu ini sedang badmood gara-gara ia mengejeknya, dan Aldilla tau apa yang bisa meredakan badmood seorang Iqbal, "Eciee ngambek. Jangan gitu lah bang, eh bang, di ponpes tempat Al ngajar banyak ustadzah yang masih single loh,"
"Terus apa hubungannya sama abang?"
Tumben, batin Aldilla.
"Ya sudah deh, Al minta maaf. Al mau masuk dulu"
"Iya" Iqbal menjawab dingin.
Aldilla keluar dari mobil Iqbal dan masuk ke dalam cafe. Di dalam ia langsung disambut oleh seorang waiterss yang menurut ia kerudung yang dipakai waitress itu sangat pendek. Dan itu membuat Aldilla agak risih.
"Maaf mbak, tamu nyonya Hana?" tanya waitress itu.
"Eh, iya mbak" jawab Aldilla sopan.
"Silakan naik ke lantai dua ya mbak, disana ada ruang VIP nya" terangnya.
"Iya mbak, makasih"
Waitress itu mengangguk.
Aldilla langsung menuju lift untuk naik ke ruang VIP di lantai dua. Ia heran, padahal hanya acara reunian. Tapi Hana sampai menyiapkan ruangan VIP.
Pintu lift terbuka dan langsung menuju ruangan VIP yang dimaksud oleh waitress tadi. Ia langsung melihat si pemilik cafe, yaitu Hana yang sedang berbincang bincang dengan teman-temannya.
"Eh itu si Aldilla" tunjuk Hana.
Aldilla langsung menghampiri meja itu.
"Assalamualaikum, udah pada ngumpul nih. Afwan ana telat"
"Waalaikumsalam Aldilla kuuu. Gak papa telat, yang penting lo dateng" kata Hana.
"Iya Al, kita ga pernah kumpul-kumpul gini nih, kamu kan kemarin di Kairo" lanjut Lala.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aldilla
SpiritualAldilla Khoirunnisa Sulaiman Seorang lulusan universitas tertua di dunia, Al Azhar Kairo. Seorang gadis yang baik, polos, pintar, solehah dan lemah lembut. Selama ini ia tidak pernah terbersit di pikirannya tentang seorang ikhwan. Hingga akhirnya...