Aldilla pov.
Sebulan kemudian...
"Hati hati loh disana Al. Bal, jaga adekmu jangan sampai kamu terlena dengan bule bule disana" ejek bang Fatih, sesampainya kami di bandara Soekarno-Hatta.
"Ya kali bang. Aldilla enggak boleh lepas dari pengawasan ku nanti disana"
Aku tertawa.
"Ya sudah cepet masuk, nanti telat check in lo. Abang pulang dulu ya. Assalamualaikum" bang Fatih pun beranjak meninggalkan kami berdua.
"Waalaikumsalam" kami berdua pun masuk ke bandara dan langsung check in pesawat.
***
Author pov
Akhirnya setelah kurang lebih 5 jam duduk di bangku pesawat, Aldilla dan Iqbal mendarat di Turki.
"Kamu udah kasih tau teman kamu belum?" tanya Iqbal pada Aldilla yang tengah mengecek handphone nya.
"Sebentar, Al telpon dulu Ayse nya"
Aldilla menempelkan handphone nya di telinga kanan.
"Halo, Assalamualaikum Ayse?"
"Waalaikumsalam Aldilla. Anti sudah dimana? Ana sudah di bandara nih" terdengar jawaban dari seberang telpon.
"Iya, ana sudah di bandara juga. Anti dimananya ya?" tanya Aldilla sambil menutupi speaker nya karena di bandara terlalu ribut.
"Ana di depan ruang tunggu. Anti langsung ke sana aja" jawab Ayse.
"Ya sudah, ana ke sana ya"
"Na'am"
Setelah mengakhiri telepon dengan Ayse, Aldilla pun memberitahu Iqbal.
"Ayse sudah di depan ruang tunggu. Kita kesana aja langsung bang, kata Ayse"
"Oh ya udah. Ayo" ajak Iqbal.
***
Iqbal pov
Kami pun beranjak dari ruang tunggu ke luar.
"Assalamualaikum Aldilla" sapa seorang wanita berparas tinggi dan cantik.
"Waalaikumsalam Ayse. Ana kangen banget" itu jawaban dari adikku, Aldilla.
"Ini abang ana Ayse, namanya bang Iqbal" Aldilla memperkenalkanku pada wanita yang kutahu bernama Ayse.
"Assalamualaikum, Ayse" ujarnya dengan suara pela dan menangkupkan kedua tangan didepan dadanya.
Masyaa Allah, tahan Bal... Tahan...
"Waalaikumsalam, Iqbal" jawabku.
Ya Allah kenapa nih jantung mau copot aja. Jantung kompromi dengan gue dong :'(
"Ya sudah ayo kita ke rumah ana. Anne sudah menunggu di rumah" ajak Ayse.
Aku dan Aldilla mengangguk dan mengikuti gadis Turki itu.
Kami menaiki mobil milik keluarga Ayse. Ditemani seorang supir, Ayse pergi ke bandara menjemput kami tadi.
Di mobil Ayse dan Aldilla terus mengobrol dan aku hanya bisa melongo, mereka pakai bahasa arab. Dulu memang aku kuliah di LIPIA, tapi itu dulu. Sekarang bahasa Arab ku biasa biasa saja, enggak pro kayak dulu.
***
Akhirnya kami sampai di rumah Ayse. Saat kami masuk kami langsung di sambut oleh kedua teman Aldilla dan keluarga Ayse.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aldilla
SpiritualAldilla Khoirunnisa Sulaiman Seorang lulusan universitas tertua di dunia, Al Azhar Kairo. Seorang gadis yang baik, polos, pintar, solehah dan lemah lembut. Selama ini ia tidak pernah terbersit di pikirannya tentang seorang ikhwan. Hingga akhirnya...