11 - Khawatir

65 5 4
                                    

"Perasaan itu enggak bisa dipaksakan, ia muncul tiba-tiba tanpa kita pinta. Siap tidak siap harus dihadapi. Kita bisa terbang karenanya, tapi kita juga bisa jatuh sejatuh-jatuhnya"

Lathifa Farhana

🍁🍁🍁

Aldi Pov.

"Tapi Aldi kan-"

"Aldi umi mohon banget, jaga hati kamu untuk Aldilla nak"

"Aldi harus menemui nya Umi"

"Aldi--"

Aku langsung mengambil kunci mobil dan bergegas pergi menemui seseorang yang selama ini selalu ku nanti.

🍁🍁🍁

Aku menginjak pedal gas dengan kecepatan tinggi.

Sesampainya di suatu cafe, aku melihat kembali sosok yang selalu ada di pikiranku. Hana! Ia tengah melayani pelanggannya.

Sebenarnya aku ingin menemuinya, walau hanya sapaan. Tapi tiba-tiba aku merasa kakiku seperti tidak bisa digerakkan. Seolah berkata bahwa aku tidak boleh menemuinya.

Dan pada akhirnya aku tetap terduduk di kursi mobilku.
Aku kesal karena diriku masih seperti yang dulu, pengecut, "Argh..."

🍁🍁🍁

Author pov

Dirumah Aldilla.

Melihat bundanya yang sedang duduk sambil membaca majalah islami di ruang tamu, Aldilla segera menghampiri bundanya, "Bunda, Aldilla boleh tanya?"

"Boleh sayang" ucap bunda lembut.

"Bunda waktu sebelum menikah sama ayah, apa yang bunda rasakan?"

"Hmm... Apa ya? Deg degan, ada rasa takut, cemas. Tapi juga bahagia dan senang. Emang kenapa Al?"

Aldilla terdiam. Sebenarnya ia ingin sekali menanyakan hal ini. "Bunda, sebenarnya Al takut."
"Takut apa sayang?"
"Al kan sering dengar tentang pelakor pelakor gitu. Nah Al takut kalau hal itu terjadi pada kehidupan Al."

Bunda yang mendengar hal itu tertawa, "Ada ada aja ah."
"Ihh bundaa, Al serius" Aldilla memanyunkan bibirnya.
"Hehehe... Iya sayang. Nih ya, menurut bunda kamu itu jangan mikir ke sana dulu deh. Yang penting Al bisa membuat keluarga Al menjadi keluarga yang sakinah mawaddah warohmah,

Dengan apa? Dengan cinta. Tapi tidak hanya cinta, Al juga harus percaya. Karena cinta itu butuh yang namanya kepercayaan. Ingat secinta-cintanya Al ke suami Al, kalau Al orangnya yang sedikit sedikit curiga, sedikit sedikit cemburu, Al gak bakal bisa membuat rumah tangga Al seperti yang Al inginkan.

Dan yang terpenting adalah jadikan Allah sebagai penentu, berdo'a sama Allah. Minta agar rumah tangga Al menjadi keluarga yang sakinah mawaddah warohmah. Karena Allah itu selalu memberi yang terbaik bagi hambanya yang beriman dan beramal saleh. Mengerti?"

Disebelah bundanya, Aldilla mengangguk-angguk.

"Nah kalau sudah mengerti, hilangkan semua curiga Al pada calon suami Al. Dan kembali Al minta doa banyak banyak pada Allah agar selalu diberi kelancaran dan keberkahan disetiap hal yang Al lakukan" lanjut bunda.

Setelah berbincang-bincang cukup lama dengan bundanya, Aldilla izin pamit pergi ke kamar untuk istirahat.

"Bunda, Al ke kamar ya" kata Aldilla sambil mencium punggung tangan bundanya.
"Iya sayang,"

AldillaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang