Saat ini Citra sang ketua OSIS sedang berada di pagar sekolahnya yang terlihat tinggi menjulang. Tak hanya Citra disana, ada beberapa petugas osis lainnya dan guru piket juga disana.
Tiba-tiba sebuah motor sport hitam berhenti tepat dihadapan Citra dan lainnya. Dari balik helm full face, terdengar suara decak seorang cowok ketika melihat Citra dan lainnya berdiri disitu. Sosok pengendara itu melepas helm full face-nya lalu melirik jam yang melingkar ditangan kirinya. jam menunjukkan pukul 07.28 pagi.
"Kamu lagi yang telat!" seru ibu Reni--guru piket yang berdiri bersama petugas osis.
David--cowok itu--mengangguk dan turun dari motor seraya membenarkan tataan rambutnya yang selalu dibuat jambul.
"cit, bawa dia keruang piket!" perintah Bu Reni yang segera Citra turuti.
"baik bu," Citra mengangguk, "ikut gue!" lanjutnya pada David cowok nakal itu.
David hanya diam tak merespon apa yang dikatakan Citra baru saja itu. sembari berjalan mengarah ke ruang piket, Citra terus saja berbicara pada David dengan nada yang ketus.
"Lo lagi lo lagi, kapan si lo ga telat dateng kesekolah?!" pertanyaan Citra dengan nada yang ketus. "Mentang-mentang cucu pemilik yayasan sekolah," lanjutnya sembari melirik kearah David dengan tatapan sinis dan penuh emosi.
"bawel" satu kata yang keluar dari mulut David.
Citra menoleh kearah David yang berada di sampingnya itu dan menatapnya dengan tatapan penuh rasa tak suka.
Citra membuka kenop pintu ruang piket lalu memasukinya yang diikuti David dibelakangnya.
"duduk!" perintah Citra
David tak menjawab perintah Citra tapi ia segera duduk di sofa dalam ruangan itu.
hening. sama sekali tidak ada percakapan antara mereka berdua. suara pintu terdengar memecah keheningan itu, Bu Reni masuk dan duduk di kursi miliknya.
"David!" Panggil bu Reni dengan kesal.
David menoleh ke arah Bu Reni dengan tatapan datarnya dan kembali menunduk memainkan jari-jari tangannya.
"Kamu ini sudah berapa kali saya tegur tapi masih saja datang telat!" oceh Bu Reni.
David beranjak dari duduknya, "maaf" lalu pergi meninggalkan ruang piket itu.
"David, saya belum selesai bicara!" Teriak bu Reni didalam ruang piket itu.
"brengsek!" batin Citra
David keluar dari ruang piket dan berjalan menuju kekelasnya. David mengeluarkan earphone dari saku celananya lalu dipasang ditelinganya, ia membuka handphonenya dan mencari lagu favoritnya.
dua kelas sebelum kelas 12 IPS 2 sudah terdengar suara-suara teriak ramainya dikelas David itu. David sudah terbiasa dengan suara kegaduhan teman-teman sekelasnya walaupun David memakai earphone tetap saja terdengar. pintu kelas dibuka oleh David dan seketika kelas hening.
"yeu tai gue kira guru!" Randi menatap David dengan wajah kesal, "lanjut-lanjut!"
David duduk ditempatnya lalu melipat tangannya diatas meja kemudian menaruh kepalanya.
tak lama kemudian Citra masuk kedalam kelas memakai jas biru berlogo OSIS dengan wajah yang kesal. Citra sempat melirik ke arah David dengan tatapan sinis lalu kembali berjalan kearah kursinya.
"lo lagi kesel ya cit?" tanya Cindy yang sedang duduk disebelahnya sembari berkaca memegangi bulu matanya.
"hmm" Citra melepas jas birunya dan ditaruhnya di meja miliknya.
"biar gue tebak, pasti gara-gara David, ya kan?" tebak Cindy yang diangguki oleh Citra.
"dia tuh kenapa sih? sikapnya berubah-ubah, kadang diem, cuek, dingin, kadang juga nakal!" cerocos Cindy dengan wajah yang kesal sembari melirik kearah David.
Citra membekap mulut Cindy yang sedari tadi hanya mengomel tidak jelas.
"Berisik,"
🚬🚬🚬
suara gerumuh yang ramai mendominasikan keadaan di kantin saat ini. David dan ketiga sahabatnya itu sedang duduk di kursi kantin tersebut. Randi dan Ryan sedang menyantap nasi goreng yang mereka pesan. sementara David sibuk dengan aktivitas di handphonenya, ga lain lagi bermain games, dan Daniel yang menunduk sembari mengaduk-aduk sedotan digelasnya itu.
"Lo kenapa niel? Ga kaya biasanya, lagi galau?" tanya Ryan yang membuat Daniel mengangkat kepalanya.
"hm gitu deh!" ucap Daniel sembari mengacak rambutnya lalu pergi meninggalkan ketiga temannya.
melihat Daniel yang bersikap seperti itu Randi dan Ryan hanya menggelengkan kepala mereka tapi tidak dengan David yang masih fokus dengan handphonenya.
"gue rasa Daniel baru putus" tebak Randi.
"bisa jadi tuh" Ryan menoleh kearah David, "eh lo tuh diem mulu" lanjutnya.
"Hmm" David mengangguk pelan
"gagu lo ya?" tanya Randi sembari menyuap nasi goreng ke mulutnya.
tanpa omongan apapun David meninggalkan kedua temannya disana. Randi dan Ryan sudah sangat paham akan sikap David, David akan bicara jika pembicaraan benar-benar penting dan diam jika pembicaraan tidak penting atau tidak menarik.
🚬🚬🚬
Dua jam terakhir pelajaran David berada di perpustakaan, ga lain lagi dia tertidur disana dengan tangan yang dilipat dimeja dan earphone terpasang di telinganya.
Bel pulang sekolah sudah terdengar tapi David masih saja berada di perpustakaan enggan untuk keluar.
Brak!
Pintu perpustakaan terbuka dengan cepat, menunjukkan diambang pintu terdapat Randi yang sedang berdiri dengan wajah yang lelah.
"Daviddddd, gue cape nyari-nyari lo tau ga sih?!" Randi menghampiri David sembari memberikan tas milik David, "ni tas lo!"
David beranjak dari duduknya dan berjalan keluar mengarah parkiran. "Thanks" hanya kata itu yang keluar dari mulut David pada Randi.
"Kadang gue heran sama sikapnya David" -batin Randi
David berada di parkiran sekolahnya dan terduduk diatas motornya seperti menunggu seseorang datang. David memakai helm full face-nya, kemudian menyalakan mesin motornya.
Dari arah belakang motor David terdapat sepasang mata yang terlihat begitu tak suka pada David, karena sikap David menurut Citra sangat buruk.
"Songong, mentang-mentang cucu dari pemilik yayasan!" Cerocosnya sembari berjalan menuju halte bus.
Seiring jalannya waktu, kini David sudah berada dikamarnya. Ia sedang terlentang diatas kasurnya itu. Nyaman
Pintu kamar David terbuka. Seorang perempuan mungil yang terlihat beda 12 tahun kurang lebih dengan David, sedang membawa buku dan beberapa pensil warna.
"Abang David, temenin Cyla menggambar dong" pinta anak kecil itu pada David dan segera David bangun menghampiri adiknya itu.
"Sini," David menarik tangan adiknya itu untuk duduk di pangkuannya.
Kini David dan adiknya sedang asik menggambar bersama. Jarang sekali David bisa bermain bersama adiknya ini, mungkin seminggu bisa dihitung berapa kali David bermain bersama Cyla.
"Vidd, ayuk makan malam!" Ajak Iris-mama David.
David tak merespon apapun yang dikatakan Iris tapi ia segera menggendong adiknya itu dan berjalan menuju ruang makan. David berjalan menuruni anak tangga secara perlahan karena ia sedang menggendong adiknya itu.
David menuruni adiknya itu, lalu ia segera duduk di samping adiknya dan mengambil sebuah piring.
✨