Citra saat ini sedang merentangkan tangannya di sofa lembut berwarna merah maroon diruang tamu. Citra masih ga habis pikir dengan perlakuan David terhadapnya. Citra menepis pemikirannya itu.
"Ih apa-apaan sih kenapa gue mikirin David?" Batin Citra.
Glek!
Pintu rumah Citra terbuka dan menunjukkan seorang lelaki muda yang sepantarannya.
Citra menoleh kearah pintu, "Randi?"
"Gue nginep ya cit, please!" Randi memasang puppy eyes.
"Tumben, kenapa?" Citra membetulkan posisinya.
"Males pulang" Randi duduk di kiri Citra.
"Yaudah, tidur dikamar tamu aja" Citra bangun dari duduknya, "gue mau naik ke kamar" Citra meninggalkan Randi sendiri diruang tamu.
🚬🚬🚬
David membuka helm full face-nya, terpampang jelas ketampanan pria itu. David berjalan menghampiri Daniel yang sedang meneguk segelas air minum di kursi kayu panjang. David duduk di samping kanan Daniel kemudian mengeluarkan handphonenya dari saku celananya.
Daniel menoleh kearah David, "ga maju?" Tanya Daniel.
"Taroannya apa?" David melirik Daniel sekilas.
"Uang kayanya,"
"Lo ga maju?" Tanya David sembari bermain dengan kepulan asap rokoknya.
"Udah," Daniel menunduk, "terus kalah" Daniel memasang wajah melasnya sekaligus murung.
David beranjak dari duduknya menghampiri kerumunan orang banyak yang sedang teriak memberikan semangat. Orang-orang memberikan David untuk jalan ke depan. Dengan tatapan datar namun menusuk David menatap ke depan.
"Gue maju," ucap David sembari menginjak puntung rokoknya.
Pok pok pok
"Nantangin gua?" Suara dari laki-laki yang sama bad-nya kaya David.
David memutarkan kedua matanya, "mau lo?"
"Okeh!" Lelaki itu menaiki jok motor sport miliknya kemudian diikuti David yang sama menaiki motor sportnya.
Bremmmmm bremm
"1 ... 2 ... 3!" seorang wanita mengangkat bendera yang menjadi tanda pertandingan dimulai.
David mengendarai motornya dengan kecepatan yang penuh, tanpa pikir panjang David menambah kecepatannya. Leo-laki-laki itu-tertinggal jauh dibelakang David.
David sampai digaris finish terlebih dahulu dibandingkan dengan Leo. Banyak suara orang-orang yang menyuraki David di arena balap itu. David membuka kaca helm full face-nya, David menoleh kebelakang melihat Leo yang memasang wajah marah karena masih ga percaya kalau David bisa mengalahkannya.
"Gimana?" David bertanya pada Leo yang baru saja sampai di samping kiri David.
Leo merogoh kantung celananya untuk mengambil uang yang dijadikan taruhan, "nih!"
"Thanks," David membalikkan badannya kemudian berjalan menuju Daniel yang sedang duduk merenung.
"Nih," David menepuk pundak Daniel seraya menyodorkan satu buah amplop yang lumayan tebal.