🚬 sebelas 👓

75 4 0
                                    

"lo mau ngomong apa?" Wajah Citra berubah menjadi agak panik tapi ia tetap berusaha sesantai mungkin. entah apa yang dirasa saat ini seperti ada kupu-kupu yang berterbangan di perut Citra.

"Maaf," ucap David pelan sembari menunduk.

"Untuk apa?" Tanya citra sembari membenarkan duduknya.

Tiba-tiba pintu apartemen berbunyi ketukan, David segera menghampirinya dan mengambil 2 kantung putih yang berisi makanan.

David kembali duduk disebelah Citra sembari memberikan salah satu kantung plastik itu, ",Maaf cit, kalo tadi gue ngedorong lo" David menatap mata Citra dingin.

"Ohh jadi lo ngajak gue kesini, beliin gue makanan mau minta maaf?" Tanya Citra yang kembali menatap mata David.

David menganggukkan kepalanya pelan.

"Hmm, terus ini ceritanya nyogok?" Tanya Citra sembari melipat tangannya di dada.

"Ga gitu, Cit" reflek tangan David segera menepis omongan Citra.

"Terus?" Citra menatap David dengan tatapan yang meminta penjelasan.

"Ya, gue cuma mau minta maaf kalo tadi gue kasar" jelas David yang segera mendapatkan anggukan dari Citra.

🚬🚬🚬

"Makasih ya Ran, udah mau nganterin gue balik" Cindy menunjukkan senyumnya.

"Sama-sama Cin, selow aja" Randi pun menunjukkan senyumnya.

"Mampir dulu yuk!" Cindy mengajak Randi masuk kedalam rumahnya.

"Lain kali deh gue mampir kerumah lo" Randi memakai helm full face-nya.

"Ohh yaudah, hati-hati Ran!" Pesan Cindy sembari melambaikan tangannya ke arah motor Randi yang berjalan menjauh dari Cindy.

Cindy memasuki pekarangan rumahnya, ia melihat sebuah mobil Avanza putih tepat terparkir di pekarangan rumahnya.

Cindy menatap mobil itu secara tajam, memastikan bahwa mobil itu milik seorang lelaki tua yang Cindy rindukan.

Cindy membuka pintu rumahnya kemudian berjalan kearah tangga tapi jalannya harus berhenti saat melihat lelaki tua yang Cindy rindukan.

"Papa?" batin Cindy, Cindy menyipitkan matanya.

"Papa!" Cindy berjalan menuju lelaki tua itu berada.

Lelaki tua itu menoleh keempu suara, "Cindy!" Rahul berjalan kemudian memeluk Putri kesayangannya itu.

Cindy memeluk tubuh Rahul-ayahnya-, "Cindy kangen papa!" Tanpa sadar air mata Cindy mulai membasahi pipinya.

"Papa jauh lebih kangen Cindy!" Rahul mengelus kepala anaknya.

Mereka saling melepas rindu satu sama lain, hal itu membuat betapa bahagianya Cindy berada didalam pelukan papanya.

🚬🚬🚬

Bagas membuka aplikasi Line yang tertera di menu pada layar handphonenya. Ia melihat sesuatu notif yang membuat dia tertarik.

Tap

Basket SMA Tunas Muda

Hallo, kapten basket kebanggaan SMA Harapan Bangsa!
Saya selaku kapten basket dari sekolah SMA Tunas Muda ingin menawarkan anda dan tim anda bermain basket dengan tim saya. Jika anda minat silahkan hubungi saya kembali. -Ramaditya

Pursuit Of Love & SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang