David, Ryan, dan Randi saat ini sudah berada di kamar ibunya Daniel dirawat. Mereka sedang bersenda gurau, tepatnya tanpa David. David menyenderkan tubuhnya di sofa yang tersedia disana.
"Kok kamu ga pakai seragam vid?" Tanya Farrah.
"Ga masuk sekolah," David menggaruk tengkuknya yang sama sekali ga gatal.
Farrah sudah memahami sahabat anaknya ini yang sikapnya beda dari yang lain, lihat saja bagaimana David berbicara, berinteraksi dengan sekitar. David itu termasuk orang yang cuek akan sekitar.
"Oiya vid, coba ceritain dong lo kenapa kesekolah ga pake seragam tadi?" Randi menghadap David yang sedang duduk sembari memejamkan matanya.
"Kepo amet idup lo si!" Ryan menoyor kepala Randi.
"Suka-suka gue lah" Randi ga hanya diam, dia membalas menoyor kepala Ryan.
"Motor gue disita, gue cabut dari rumah" penjelasan yang cukup singkat namun jelas.
"Kenapa sampai ga sekolah vid?" Tanya Farrah.
"Males" David mengeluarkan handphonenya dari saku celana jeans-nya.
Daniel sudah menatap David dengan mulut yang terlihat komat-kamit, dan itu membuat Randi dan Ryan bertanya-tanya.
David melirik Daniel sekilas kemudian kembali bermain games pada handphonenya.
🚬🚬🚬
Citra merebahkan tubuhnya di atas kasur empuk miliknya, ia merentangkan tangannya. Ia melihat ke langit-langit kamar tidurnya sembari membayangkan omongan Cindy kalau David membelanya.
"David bela gue? Hahah mustahil!" Citra tersenyum kecut.
Citra bangun dari kasurnya menuju meja belajarnya untuk membuka buku yang baru saja ia pinjam di perpustakaan sekolah. Tiba-tiba handphone Citra yang ia letakkan diatas nakas terus saja berdering tanpa henti.
Line
Line
Line
Line
...Citra mengambil handphonenya dan segera melihat ada apa sebenarnya yang di handphonenya. Citra membuka aplikasi Line.
Rezra
Cit
Cit
Bilang mama, abang pulang telat.Kenapa?
Jadwal kampus ada lagi.
Oh Ok
Kamu mau apa?
Maksudnya?
Ada yang mau dibeli?
Aku butuh air putih dingin plus martabak manis rasa matcha.
YaAllah cit, air putih dingin juga ada didapur
Ga
Yaudah nanti abang bawain.
Read