4

4.9K 452 34
                                    

Agensi milik Kabuto. Naruto menandatangani kontrak di sana selama setahun. Sebagai media promosi tentu saja.

Agensi kecil akan sangat lama sekali di lirik. Namun dengan bantuan Naruto didalamnya di perkirakan akan sangat cepat.

Benar saja. Begitu banyak bibit baru calon pemain film yang sudah di tampung kabuto. Padahal belum sampai setahun sejak Naruto taken kontrak.

Tugas Naruto sekarang adalah melatih bibit baru itu di bidang acting. Berharap mereka kelak akan sehebat dirinya.

Sekarang sudah mendekati jam istirahat. Naruto menyelesaikan kegiatan latihan mereka. Mengambil ponsel yang sedari tadi berdering. Tampillah nama sang suami tercinta di sana.

"Hm ada apa suamiku?" Sautnya.

"..."

"Aku tidak bekerja terlalu berat sayang."

"..."

"Aku tahu aku sedang hamil. Makanya aku cuti sepulang dari Amerika asal kau tahu."

"..."

"Iya sayangku. Aku hanya melatih acting."

"..."

"Hm aku juga berharap ini cepat selesai. Aku tidak suka perhatian suamiku terbagi. Apa lagi aku sedang hamil." Naruto merengut.

"..."

"Baiklah. Sampai bertemu di rumah sayang."

Naruto tahu jika suaminya itu sangat merindukannya. Tinggal diluar bersama jalang selama ini bukanlah hal yang mudah bagi Sasuke yang notabennya... kalian tahu sendiri.

Sasuke itu maunya bermanja - manjaan bersama isteri tercinta, bermain bersama putera kesayangannya dan mengelus calon Uchiha lainnya di perut Naruto.

Arloji sudah menunjukan pukul 1. Tubuhnya sudah cukup letih. Sepertinya ia harus minta di gantikan. Entah kenapa tiba - tiba Naruto sangat merindukan putera tampannya.

Naruto yang akan menjemput Menma nantinya.

**

Perasaan Menma tidak nyaman seharian ini. Pikirannya selalu berkecamuk pada sang ibu. Menma tahu ini bukanlah hal yang bagus.

"Shino sensei." Menma mengangkat tangannya.

"Ada apa Menma?"

"Aku sudah selesai mengerjakan tugasmu. Apa aku boleh pergi?"

Shino mengerutkan dahinya. "Kenapa?"

"Baru saja kakek mengirim pesan memintaku untuk segera pulang." Dustanya.

"Ah baiklah. Silahkan keluar."

Menma mengangguk mengemaskan barangnya dan keluar dari kelas setelah mengumpulkan bukunya pada Shino.

Seketika Shikadai, Inojin, Hinaki dan Mitsuki juga berdiri. Mengumpulkan tugasnya dan hendak menyusul Menma.

"Kalian mau kemana?" Cegah Shino cepat.

"Sensei. Jika Menma pulang artinya kami juga. Karena kami terhubung. Ada urusan dengan kakek kami." Jawab Inojin.

Shino hanya menghela nafas pasrah. Dan mempersilahkan mereka dengan terpaksa.

.

.

.

"Ada apa?" Tanya Shikadai yang berhasil mengejar langkah Menma.

"Aku mencemaskan mommy." Jawabnya.

"Kau mau mencarinya?"

Menma mengangguk.

DifficultTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang