11

4.2K 400 20
                                    

Dah update nih. Maaf kalau pendek. Menyempatkan diri soalnya.
Selamat membaca~

━━━━━━( LYC)━━━━━━

Rumah kayu sederhana namun besar yang kini Menma lihat. Tidak semegah kediamannya di Konoha namun jika di perhatikan tempat ini jauh lebih nyaman.

Menma menekan bell, menunggu sosok yang sangat ia rindukan untuk membukakan dirinya pintu.

"Menmaaaa~." Pekik Naruto yang langsung memeluk penuh rindu puteranya.

"Mommy aku rindu." Menma membalas pelukan sang ibu.

"Mommy lebih merindukan Menma tauk." Menma terkekeh saat Naruto menciumi hampir seluruh wajahnya. "Tou-san." Kini Naruto memeluk Yahiko yang ikut serta pergi bersama Menma.

"Yang lainnya akan menyusul seminggu lagi. Atau mungkin lebih cepat." Pain membalas pelukas dari Naruto. "Dimana Sasuke?"

"Baiklah. Masuklah dulu tou-san. Sasuke masih tidur di kamar."

"Dasar menantu itu."



"HYAAA."

"UURRGGHH."

Menma melompat keatas perut Sasuke membuat Sasuke tersentak dan langsung terbangun.

"M-Menma." Lirihnya menahan rasa sakit.

"Aku rindu daddy. Tapi daddy tidak menyambutku dan malah enakan tidur." Ucapnya dengan raut ekspresi datar.

"Bagaimana bisa dia mengatakan rindu dengan wajah yang seperti itu." Didepan pintu kamar milik Sasuke dan Naruto. Yahiko dan Naruto tengah berdiri di sana mengamati dua ayah dan anak yang sedang kembali berinteraksi.

"Ya begitulah. Anak Sasuke." Jawab Naruto sambil mengendikan bahunya.

"Daddy semalaman menjaga mommy, daddy mengantuk sekali." Sasuke kembali merebahkan diri.

"DADDYYYYYYYY." Menma semakin gencar menganggu tidur ayahnya.



Terasa begitu hangat. Suasana seperti inilah yang Sasuke inginkan. Berkumpul bersama keluarga kecilnya, di penuhi canda dan tawa yang riang dari isterinya beserta anaknya.

"Aku sudah mendengar semuanya."

Dentingan sendok berbenturan dengan piring menjadi backsound kegiatan makan malam mereka.

"Apa?" Menma tetap terfokus pada hidangan makan malamnya dan tidak berniat menatap sang ayah yang sedang berbicara.

"Kau berhasil hn? Aku juga mendengar bagaimana cara kau menangani tuan Haruno." Menma sama sekali tidak menanggapi. "Dengar Menma. Apa yang kau lakukan itu berbahaya nak. Itu adalah tindak kriminal. Kali ini kau melakukannya dengan mulus dan tanpa kebocoran. Kau tidak tahu apa yang akan terjadi kelak. Kami sebagai orang tua, tidak akan sanggup melihat putera kami harus mendekam di penjara."

"Daddymu benar, Menma. Biarkan kami yang melakukan hal kotor untukmu. Minma tidak perlu mengotori tanganmu demi kami sebenarnya. Tapi dalam kasus ini kami benar - benar bangga atas keberhasilanmu dalam menyalamatkan rumah tangga kami." Timpal Naruto.

"Aku juga akan mengatakan hal yang sama pada kalian ngomong - ngomong. Senang bisa melihat kalian terus bersama tanpa pengganggu lagi." Menma menghentikan kegiatan makannya. Tentu saja karena makanan di piringnya sudah habis. Kalau masih ada ya Menma pasti masih lanjut makan.

"Ughh cucuku cepat sekali dewasanya." Yahiko terharu dengan memasang wajah super sedih. "Jangan terlalu cepat nak. Grandpa kesepian."

"Ugh grandpa. Di usiamu yang sekarang kau sama sekali tidak cocok menangis seperti itu." Menma sweatdrop.

"HUAAA MENMAAA." Yahiko merangkul Menma dengan tangisan yang dibuat - buat.

"G-Grandpa.. y-yamette. UWAAHH."

Naruto terkikik melihat interaksi antara kakek dan cucu tersebut. Lalu Sasuke? Hanya menatap mereka datar. Tapi, pemandangan ini merupakan pemandangan pavorit Sasuke.

Bersambung...

Fotementnya gaes 💜

DifficultTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang