8

4.3K 401 32
                                    

Memasuki kediaman Haruno tidaklah susah. Tn. Haruno sama sekali tidak memasang keamanan apa pun di rumahnya. Antara menganggap jika Naruto tidak akan bisa melakukan apa - apa karena Haruno menyimpan rahasianya atau menganggap remeh Naruto dalam hal ini.

"Mereka sangat tidak professional saat menjadi penjahat." Ujar Inojin yang dengan santainya memasuki pintu belakang kediaman Haruno. "Dia terlalu meremehkan kita atau bagaimana? Tidak ada pengamanan sama sekali."

"Bukannya begitu. Mereka hanya tidak menduga nya." Saut Shikadai. "Siapa yang mengira jika lima bocah yang akan mengincar dan mencuri black filenya."

"Kau benar Shikadai." Setujunya. "Nah Mitsuki? Sekarang apa. Kita sudah ada di dalam?"

Mitsuki kembali menghubungi Menma yang masih setia memantau layat tabletnya mengamati aksi ketiga temannya. Menma memberi perintah pada ketiganya untuk mencari pintu rahasia di kediaman Haruno.

Ketika melacak Tn. Haruno, Menma mendapati Tn. Haruno memasuki sebuah ruangan yang asing. Jika di lihat dari layar tabletnya, Tn. Haruno sedang berada di luar rumah sedangkan Menma periksa beliau tidak ada di sana. Jadi Menma menyimpulkan jika Tn. Haruno memiliki ruang rahasia di rumahnya.

"Malam ini aku ingin kalian memeriksa seluk beluk rumah ini saja. Kabari aku jika kalian menemukan sebuah pintu menuju ruangan rahasia." Ucap Menma dari balik alat komunikasi.

"Lalu?" Saut Mitsuki.

"Aku sendiri yang akan turun kelak. Aku tidak ingin melibatkan kalian lebih jauh lagi. Ini akan sangat berbahaya. Entah kenapa feelingku tidak enak untuk melibatkan kalian."

Shikadai hendak protes ketika Menma mengatakan ingin turun sendirian. Ia bungkam saat mendengar perkataan terakhirnya. Shikadai tidak pernah meragukan feeling seorang Uchiha.

Dugaan Menma sangat tepat mengenai ruang rahasia. "Aku menemukan sebuah pintu di ruang kerja tuan Haruno." Kata Shikadai.

Menma menyeringai mendengarnya. Di susul kembali oleh Mitsuki dan Inojin yang menemukan pintu rahasia di bagian dapur dan juga kamar Sakura.

"Banyak juga." Gumam Menma. "Baiklah guys. Sekarang pulanglah. Terimakasih untuk bantuannya." Ucapnya. Setidaknya mereka sudah berhasil menemukan apa yang Menma cari.

♪───O(LYC)O────♪

Keluarga Haruno tidak memiliki pelayan sehingga Sakura sendirilah yang datang dan membangunkan Menma dari tidur indahnya. Hendak Sakura mebangunkan, Menma sudah duduk ganteng bersandar di bangkunya sambil memainkan tabletnya.

"Sudah bangun?" Tanya Sakura yang hanya di balas dengan gumaman oleh Menma.

"Mandi dan berkemaslah. Aku sudah membuat sarapan untuk kita." Sakura sudah terdengar bak seorang ibu sekarang. Seharusnya juga begitu. Usia Sakura tidak lagi muda sekarang.

"Hn." Dan lagi Menma hanya menjawab Sakura dengan gumaman.

Setelah pergi semalam, Sasuke sama sekali tidak kembali lagi. Tinggal Menma sendirian yang terjebak di sana. Entah kesialan macam apa yang membuatnya harus di antar kesekolah oleh Sakuran dan tuan Haruno.

"Mari kita berangkat bersama." Ajak tuan Haruno seusai sarapan. Walau kali ini Menma sama sekali tidak meyentuh sarapannya.

"Hn." Jawabnya singkat.

Setibanya di KJHS banyak pasang mata yang keherenan dengan sosok yang mengantar Menma. Wanita rambut merah muda yang di gosipkan menjadi benalu dalam rumah tangga Uchiha.

Kenapa di bilang benalu? Mengingat hubungan Sasuke dan Naruto yang masih terlihat harmonis di mata mereka serta Sakura yang berusaha menyelinap diantara keduanya. Walau sesungguhnya mereka berpura - pura tidak harmonis di depan Sakura dan tuan Haruno. Jika setampaknya di sekitar Sasuke masih begitu lengket terhadap Naruto. Paparazzi selalu berhasil mendapatkan moment romantis mereka. Tidak perduli sekuat apa mereka menyembunyikan. The power of paparazzi.

DifficultTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang