TIGAPULUH SATU.

1K 223 132
                                    

Malam pun bergulir, acara tahlilan kematian Lembayung selama seminggu berturut-turut usai dilakukan pihak keluarga,masih menyesakkan sesak di dada mengingat pertemuan terkahir Senja bersama suaminya kala itu.Kini saat malam tiba hujan pun turun, seolah alam menjadi perantara tangisnya akan kehilangan sosok suami yang begitu ia cintai.

Dibawah langit malam diantara guyuran hujan, anganku menerawang jauh mencoba melepas peluk kenangan denganmu.

Tentang malam yang hening abadi, aku berdoa hingga menjejak langit hati, karena rasa kehilangan dan rindu padamu yang tak terperi.

Dan jika musim hujan ini melagukan sepi aku kan tetap di sini, menyesap segala bunyi, menerjemahkannya menjadi doa-doa suci.

dan kita saling mengurai hangat pelukan, merayakan perpisahan mencoba tanpa tangisan, hanya percaya, malamku akan menjaga kesetiaanku padamu.

Dan apakah masih ada pelangi setelah hujan dalam kehidupanku ?

Senja telah selesai menulis bait indah didalam buku diary nya, terduduk menghadap jendela malam itu , dimana hujan terus mengguyur bumi tanpa henti seolah ia paham akan jerit tangis seorang isteri yang telah kehilangan suami.

"Sayang..bahkan seminggu telah berlalu,tapi daddymu tak kunjung datang, sampai kapan kamu akan diperut mommy nak?" Tanya Senja pada bayi dala perutnya sembari mengusap-usap perutnya.

"Senja....kok belum tidur ? Istirahat sayang jaga kesehatan kamu harus punya banyak tenaga untuk persiapan persalinanmu..!" Pinta mama Sandra karena selama seminggu ini ia beserta papa Adriawan menginap dirumah mama Tika untuk melaksanakn tahlilan,tapi ka Sonya juga keluarga kecilnya memutuskan pulang pada hari ketiga tahlilan karena pekerjaan suami ka Sonya tak bisa ditinggal.

"Ma...apa saat masuk ruang persalinan , Lembayung akan datang ?"

"Senja...Lembayung udah gak ada nak,suami kamu itu sudah kembali pada yang MenciptakanNya, ia sudah jauh lebih tenang disana,mungkin sampai saat ini kamu belum bisa menerima kepergian Lembayung,tapi ingat kamu tetap harus melanjutkan hidupmu, kalau kamu yakin akan jodoh akhirat,Insya Allah kamu kelak akam dipertemukam dengan suamimu di SurgaNya Allah SWT,sekarang sudahi air mata dan ratapam sedihmu,mama yakin Lembayung pun akan menangis bila kamu terus seperti ini,lihat Eidelweis ia begitu sabar padahal anakmu itu lebih dalam lukanya,dia harus mengalami kehilangan ayah untuk kedua kalinya,kalau kamu lemah bagaimana nasib anak-anakmu,pikirkan itu !" Jelas mama Sandra seraya menangkup wajah Senja yang sudah basah oleh linangan air mata.

"Iya ma Senja gak seharusnya seperti ini,harusnya Senja percaya pada Takdir Allah.."

"Iya kamu harus percaya akan ada pelangi setelah hujan badai sekalipun karena Allah gak akan membebani hambaNya dengan kesulitan yang berlarut-larut,udah jangan nangis ya, sekarang kamu istirahat !" Mama pun menghapus air mata diwajah sendu Senja, lalu menuntunnya menuju tempat tidur.

"Awww sakk...kitt ..!!!" Erang Senja saat ia hendak berbaring dikasur.

"Kenapa sayang kamu mau melahirkan ?"

"Gak tau maa,awww sakit banget,duhh...kok ada yang keluar ya dari jalan lahir Senja,tolong Senja ma...!" Mama Sandra pun membawa Senja perlahan ke toilet, benar saja ada cairan campur darah keluar dari jalan lahir Senja,mama Sandra pun segera memanggil suaminya juga besannya.

sequel kisah lembayung senjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang