Andaikan detik itu
aku mampu menahan, mungkin detik itu juga api akan padam.
•••Prilly berusaha menahan air matanya agar tidak mengalir. Dia merasa terlihat bodoh. Ternyata kelemahannya yang satu ini tetap tidak bisa di tutupi.
"Dasar cowok sombong, gila, kasar. Bisa besar kepala dia liat gue mau nangis kayak tadi," kesal Prilly sambil mengusap air matanya.
Saat ini Prilly berada dalam toilet untuk menenangkan hati dan perasaannya. Rasanya sangat sakit ketika dibentak dan hampir dipukul seperti tadi.
"Lagian kenapa pake berhenti sih. Kalau mau nampar ya tampar aja. Biar sekalian gue laporin atas tindakan kekerasan. Di penjara di penjara deh situ," ujar Prilly lagi.
"Ya ampun Cha. Lo larinya cepat banget." Suara Amaya terdengar.
"Diem Lo. Gue ngga suka ya may liat Lo mohon-mohon begitu sama tuh cowok," ujar Prilly kesal.
"Acha kok marahin Amaya? Maya kan ga mau kalau Acha nanti makin di bully sama Ali," ujar Amaya.
"May, nada bicaranya bisa biasa aja ngga?," pinta Prilly eneg.
"Peace.. gue kan mau liat Lo ngga sedih lagi Cha," ujar Amaya.
"Iya iya, lagian siapa yg sedih coba," elak Prilly.
"Cha, gue kenal siapa Lo. Lo itu ngga sekuat dan seberani yang orang-orang liat," ujar Amaya.
"Tapi gue harus terlihat kuat dan berani may, karena gue ngga mau si Ali Ali itu makin melunjak," kesal Prilly.
"Yaudah, tapi Lo ngga usah terlibat masalah lagi sama dia Cha," pinta Amaya.
"Siapa yang cari masalah sama dia may. Dia nya aja yang nyari gara-gara deluan," kesal Prilly lagi.
"Sekarang kan udah clear. Lo cuma perlu kirimin ganti rugi yang kemaren. Selesai deh," saran Amaya.
"Gue juga berfikir gitu. Tapi isi video itu?," tanya Prilly.
"Cha, bentar lagi anak-anak juga bakalan lupa sama kejadian itu. Mana nih Acha yang dulu? Yang selalu percaya diri," seru Amaya.
Prilly melihat dirinya di cermin toilet. Benar kata Amaya. Prilly adalah gadis kuat, percaya diri, dan tidak ingin menjadi pusat perhatian.
"Thanks ya may," ujar Prilly.
"You're welcome baby," balas Amaya sembari memeluk Prilly.
***
Istirahat kedua Prilly tidak berminat untuk ke kantin. Rasanya sangat muak jika ia harus bertemu dengan si tukang bully itu lagi.
"Cha."
Siapa lagi kalau bukan Amaya. Cuma Amaya satu-satunya orang di sekolah ini yang memanggilnya dengan nama itu.
"Kantin yuk.. gue laper banget nih," ujar Amaya.
"Males ah," jawab Prilly.
"Masa Acha tega liat Maya yang cantik nan jelita ini makan sendirian," cerocos Amaya.
Prilly yang mendengar ocehan Amaya barusan merasa ingin muntah. Dasar Amaya. Ternyata sifat lebay nya semakin naik level.
"Gue males may, yang ada nanti gue ketemu tuh cowok belagu," ujar Prilly kesal.
"Emmm, yaudah deh Maya sendiri aja," ujar Amaya.

KAMU SEDANG MEMBACA
IJIME
Fiksi PenggemarAliando Calafiore. Cowok tukang bully di CTF school. Siapa yang tidak mengenal sosok Ali. Semuanya tunduk dan tergila-gila pada wajah sinis itu tapi tidak mengurangi ketampanannya sedikitpun. Prilly Anastasha Lamore. Cewek yg ga polos-polos ametlah...