Persaingan selalu berdampak buruk pada sebuah persahabatan, apalagi soal CINTA.
••••
Siang ini terlihat mendung. Sedari tadi Prilly komat-kamit agar hujan turun saja. Jadi dia bisa terbebas dari pekerjaannya membantu mang Arman.
Bukannya tidak ikhlas, sebenarnya Prilly mulai terbiasa karena sudah beberapa hari gadis itu membantu pekerjaan mang Arman mengurus taman sekolah.
Sepertinya keberuntungan tengah menyapa Prilly kali ini. Apa yang diharapkan oleh gadis itu terkabul. Air turun melimpah dari langit.
Jam pelajaran yang sebentar lagi akan habis membuat Prilly bersorak senang di dalam hatinya. Hujan baru turun, jam pelajaran akan selesai. Itu tandanya Prilly bisa pulang saat hujan masih turun dan tanpa membantu mang Arman. Ngga apa-apa ya mang, kali ini aja kok. Batin Prilly.
"Satu, dua, tiga," gumam Prilly pelan sambil melihat jam tangannya.
Tetttttttt.
Bunyi bel pulang pun terdengar. Prilly bernafas lega lalu melihat ke jendela. Hujan masih tampak sangat deras.
Semua siswa-siswi berhamburan keluar kelas. Ada yang menerobos hujan ada juga yang menunggu di koridor sekolah.
Lain halnya dengan Prilly. Gadis itu masih sibuk memasukkan buku-bukunya ke dalam tas. Prilly tau bagaimana caranya menghadapi Ali. Senyumnya tampak merekah.
Ali yang masih duduk di kursinya menatap malas pada Rayn begitu juga sebaliknya.
"Lo mau kemana?," tanya Ali pada Prilly saat gadis itu hendak bangkit dari duduknya."Gue udah hafal sama tugas gue. Ngga perlu Lo perintah. Ya mau ke taman lah," ujar Prilly malas.
Ali menahan lengan Prilly dan memaksa gadis itu agar tetap duduk di kursinya. Kemudian Ali berdiri lalu berjalan ke depan meja Prilly.
"Lo bego atau pura-pura bego? Di luar hujan," ujar Ali kesal.
"Lo ngga ada buat peraturan semacam itu," balas Prilly.
"Lo ngga akan ke taman. Sebagai gantinya Lo harus ikut kita ke basecamp," ujar Ali.
"Basecamp?," tanya Prilly sembari menautkan kedua alisnya.
"Lo mau ngapain ngajak Prilly ke basecamp?," tiba-tiba Rayn ikut dalam perbincangan mereka berdua.
Rayn tau Ali akan mengerjai Prilly lagi. Cowok itu tau betul sifat sahabatnya yang tidak akan puas jika keinginannya belum tercapai.
Ali menolak Rayn agar menjauh dari Prilly. "Gue bilang mulai kemarin, dia resmi jadi pesuruh gue. Apapun yang gue minta, dia akan turutin itu. Dan Lo ngga usah ikut campur Rayn," kesal Ali.
"Ngga usah sok jadi pahlawan buat dia," timpal Ali lagi.
"Gue ngga suka Lo permainan Prilly. Prill, Lo kenapa? Kenapa Lo mau nurutin apa yang dia minta?," tanya Rayn pada Prilly.
Prilly merasa semakin bingung. Apa yang ia takutkan benar terjadi. Kedua sahabat itu akan terus cekcok karena dirinya. Itu karena Rayn berpihak padanya sedangkan Ali sama sekali tidak.
"Gue udah bilang, Lo ngga usah ikut campur," ujar Ali.
Rayn yang melihat Prilly diam saja kini percaya bahwa gadis itu memang sedang dalam tekanan Ali.

KAMU SEDANG MEMBACA
IJIME
FanfictionAliando Calafiore. Cowok tukang bully di CTF school. Siapa yang tidak mengenal sosok Ali. Semuanya tunduk dan tergila-gila pada wajah sinis itu tapi tidak mengurangi ketampanannya sedikitpun. Prilly Anastasha Lamore. Cewek yg ga polos-polos ametlah...