First Meet

5.3K 364 8
                                    

Disudut dunia yang selalu berubah, ada saja pertemuan dua manusia secara tidak sengaja. Entah itu berakhir baik atau malah sebaliknya.
••••

Hari ini adalah hari pertama masuk sekolah pada tahun ajaran baru hampir di seluruh daerah di Jakarta. Tidak terkecuali salah satu sekolah bergengsi seperti CTF School-City Foundation School.

Banyak siswa-siswi yang bersusah payah untuk masuk ke sekolah ini tapi tidak untuk Aliando Calafiore. Sebut saja namanya Ali. Cowok sejuta pesona yang memiliki wajah bak dewa Yunani. Ganteng, cool, eksotis semua ada padanya.

Lihat saja saat ini. Tidak hanya siswa-siswi baru saja, kakak kelas mereka juga tergila-gila pada pesona cowok itu.

"Gila bro, Lo pake pelet paan sih. Dari dulu pesona Lo ga pernah luntur," ujar Arbani Yasiz. Sebut saja Bani. Ganteng, ramah, gokil dan salah satu sahabat baik Ali sejak mereka duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama.

"Tau. Liat deh semua cewek pada pasang muka alay gitu. Pengen gue tonjok satu-satu tau ga," timpal Verrel Bramasta. Sebut saja namanya Verrel. Cowok porselen nan ganteng yang notabenenya juga adalah sahabat baik Ali.

Dan percakapan mereka hanya ditanggapi oleh desisan Rayn Wijaya. Cowok cool dan paling kalem diantara ketiganya. Rayn hanya tergabung dengan mereka karena kekonyolan terlebih lagi karena persahabatan orangtua mereka dan Rayn kurang tertarik dengan dunia Bully.

Persahabatan keempatnya terbilang sudah cukup lama. Jadi bukan hal yang tabu lagi bagi mereka untuk berbicara blak-blakan seperti itu.

Ali hanya tersenyum miring mendengar ocehan sahabatnya dan terus berjalan tanpa menghiraukan tatapan-tatapan memuja dari semua gadis yang ada di koridor sekolah.

"Kita bakalan bersenang-senang di sini layaknya di SMP dulu kan?," tanya Verrel.

"Yoi itu pastilah," balas Arbani.

Keduanya menatap Ali dan Rayn yang kelihatannya tidak begitu tertarik dengan topik pembicaraan mereka.

Mengetahui jenis tatapan itu, Ali menaikkan kedua alisnya mengisyaratkan bahwa ia setuju dengan ucapan keduanya. Dan Rayn dengan wajah datarnya.

Maksud bersenang-senang bagi mereka adalah, menjadikan siapa saja orang-orang yang melanggar perintah sebagai korban bully. Tak jarang korban bully mereka menangis darah sampai akhirnya menyerah dan memutuskan untuk keluar dari sekolah.

Bugghh

"Awsh." Ali meringis kesakitan saat tubuhnya tidak sengaja ditubruk oleh seseorang sampai terhuyung seperti ini.

"Ma-maaf," ujar orang itu terbata-bata. Orang itu tergagap karena dua hal. Pertama, karena merasa bersalah telah menubruk tubuh orang. Kedua, karena terpesona dengan wajah tampan Ali.

"Lo kalo jalan liat-liat dong." Bukan dari Ali, tapi suara itu berasal dari Verrel.

Arbani dan Rayn membantu Ali yang sepertinya sangat kesakitan. "Lo ga apa-apa bro?," tanya Bani.

"Santai," ujar Ali. Tatapannya menajam saat melihat orang yang tadi menubruknya.

Yang ditatap memilih menundukkan kepalanya. Entah mengapa, bukan ketakutan tapi tidak berani menatap mata elang milik orang dihadapannya.

"Cabut," ujar Ali tanpa ingin berlama-lama lagi ditempat ini.

Verrel, Arbani dan Rayn melongo melihat Ali. Biasanya dulu jika ada yang mencari masalah dengan cowok itu, dia tidak akan tinggal diam. Ali akan mati-matian memaki orang itu sampai menangis.

IJIMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang