Baik Vs Jahat

3.1K 263 10
                                    

Terkadang kebaikan
Itu tidak bisa dilihat, kita cuma perlu menemukannya. Karena setiap manusia memiliki cara yang berbeda untuk menunjukkan nya.

••••

Pagi ini Prilly terlihat sangat malas untuk ke sekolah karena mulai saat ini hidupnya akan berubah 180°. Setiap hari ia akan menjadi pesuruh Ali yang setia dan tanpa ada perlawanan.

"Sayang mukanya kok ditekuk begitu?," tanya Keva.

"Biasa tante, Prilly emang begitu."

Suara Ali menyadarkan lamunan Prilly. Gara-gara melamun dari kamarnya sampai turun ke meja makan, gadis itu tidak mengetahui keberadaan Ali.

Prilly melotot tak percaya dengan ucapan yang Ali lontarkan barusan. Apa-apaan dia, sepagi ini sudah mengganggu ketenangan nya saja. Lagian mengapa sepagi ini cowok ini sudah berada di rumahnya.

"Acha, kamu ngga berniat duduk?." Kini suara Daniel yang terdengar.

"Iya pah maaf. Gagal fokus gara-gara liat Ali di sini," sindir Prilly.

"Kamu lupa ya? Aku kan udah izin sama Tante keva kalo aku bakalan anter jemput kamu terhitung dari kemarin," ujar Ali.

Prilly yang mendengar ucapan sok manis dari Ali serasa ingin muntah. Pandai sekali cowok itu merubah sikap buruknya. Dasar bunglon.

"Kamu kan belum izin sama papah," balas Prilly yang sok dimanis-maniskan pula.

"Papah setuju," ujar Daniel.

Prilly yang mendengar itu menjadi kesal. Kenapa tidak ada yang membelanya satupun. Tidak ada yang tau betapa menderitanya Prilly berada di bawah tekanan Ali saat ini.

Dengan wajah yang cemberut, gadis itu mengambil roti lalu mengolesnya dengan selai strawberry secara asal-asalan.

Sementara itu Ali merasa menang lalu terkekeh kecil melihat wajah cemberut Prilly. Semakin Prilly cemberut, rasanya semakin gencar Ali mengerjainya.

"Aku pernah baca artikel, katanya kalau orang lagi ngoles selai di roti dengan wajah cemberut gitu, rotinya bisa bikin keriput," ujar Ali sembari menggigit rotinya.

Prilly yang mendengar sontak berhenti mengolesi selainnya. Sementara Keva dan Daniel tersenyum geli mendengar penuturan Ali barusan. Puteri mereka terlalu polos hingga percaya begitu saja dengan ucapan Ali.

"Lo, eh kamu ngerjain aku?," tanya Prilly kesal. Hampir saja dia bersikap kasar pada Ali di depan kedua orangtuanya.

"Makanya muka udah cantik begitu kenapa ditekuk sih?," bukannya menjawab Ali malah memberikan gombalan recehnya lalu mengambil alih roti itu dari tangan Prilly.

Ali mengolesi roti Prilly dengan cepat lalu memberikannya pada Prilly. "Nih udah aku buatin. Kalo kamu yang buat, entah sampai tahun kapan deh siapnya," ujar Ali.

Prilly yang sedari tadi melongo melihat tingkah Ali semakin tidak karuan. Prilly mengambil roti itu lalu mengunyahnya. Matanya tak henti melihat Ali.

"Duh mesra banget sih kalian. Padahal baru satu hari sama-sama nya," ujar keva.

"Maksud mamah?," tanya Daniel.

IJIMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang