Ada sakit yang tak mampu diungkapkan. Ada rasa yang tak bisa tersampaikan.
••••
Suasana hangat yang sejenak dirasa oleh Prilly tiba-tiba berubah menjadi canggung saat gadis itu memilih untuk melepaskan pelukan dan mendorong Ali agar menjauh darinya.
Entah apa yang terjadi, gadis itu tiba-tiba saja melihat bayangan Amaya yang sedang menangis di hadapannya.
Prilly merasa bersalah, merasa sangat bodoh. Mengapa ia menumpahkan perasaannya pada orang yang telah disukai oleh sahabatnya sendiri.
Memang Ali adalah tunangannya, tetapi dia sendiri yang mengatakan pada Amaya bahwa dia akan mendukung Amaya. Prilly merasa menjadi orang jahat.
"Lo kenapa?," tanya Ali untuk menghentikan kebisuan di antara mereka."Jangan mendekat," perintah Prilly.
"Iya tapi kenapa?," tanya Ali marah.
"Pokoknya jangan mendekat. Lo sama gue harus punya batas," ujar Prilly.
"Kalo gue ngga mau?," seringai Ali dengan tetap memajukan langkahnya.
"Gue akan mundur," ujar Prilly.
"Dan gue akan tetap maju," balas Ali.
"Lo. Kenapa sih Lo itu susah banget dibilangin," kesal Prilly.
"Lo yang susah dibilangin. Baru aja gue bilang sama Lo untuk berhenti melakukan hal yang ngga Lo suka dan berhenti berpura-pura membohongi perasaan Lo," tegas Ali.
"Lo tau apa tentang perasaan gue?," tanya Prilly.
Ali bungkam. Cowok itu tidak tau bagaimana cara menjawab pertanyaan Prilly.
"Kenapa Lo diem? Lo tau apa? Lo ngga tau apa-apa tentang perasaan gue," ujar Prilly lagi.
"Gimana bisa gue tau perasaan Lo. Lo aja ngga tau gimana perasaan Lo sendiri," balas Ali.
Skak. Kini giliran Prilly yang terdiam. Prilly tidak tau harus berbicara apa lagi karena memang betul, dirinya sendiri tidak tau bagaimana perasaannya saat ini.
"Kenapa Lo diem? Lo emang payah. Ini diri Lo dan cuma Lo yang bisa mengatur suka atau ngga suka sama sesuatu," ujar Ali.
"Bukan Tante Keva, Om Lamore, Amaya, Rayn atau bahkan gue," lanjut Ali.
Ali maju satu langkah lalu memegang kedua bahu Prilly. "Tatap gue," ujar Ali lembut.
Prilly yang tadinya memalingkan wajahnya mulai menatap Ali. Mata itu, bola mata hitam pekat milik Ali bertemu dengan bola mata hazel milik Prilly.
"Lakukan sesuatu sesuai kata hati Lo," ujar Ali kemudian.
"Tapi... Gue ngga yakin," lirih Prilly.
"Kenapa?," tanya Ali.
Prilly hening. Gadis itu tidak tau mau berkata apa lagi pada Ali lalu mengalihkan pandangannya kembali dari Ali.

KAMU SEDANG MEMBACA
IJIME
Fiksi PenggemarAliando Calafiore. Cowok tukang bully di CTF school. Siapa yang tidak mengenal sosok Ali. Semuanya tunduk dan tergila-gila pada wajah sinis itu tapi tidak mengurangi ketampanannya sedikitpun. Prilly Anastasha Lamore. Cewek yg ga polos-polos ametlah...