Keadaan yang membuat kita semakin dekat
Lalu mengapa harus ada jarak di tengahnya?••••
Sesampainya di villa yang tadi Ali katakan, Prilly masih berdiam di dalam mobil, sementara Ali yang bosan menunggu Prilly memutuskan untuk turun.
Hujan yang tadinya deras kini mulai mereda digantikan oleh rintik-rintik hujan kecil.
Ali yang sudah terlanjur turun merasa kesal karena Prilly belum mau turun juga. Dengan sangat kesal Ali membuka pintu mobilnya.
"Lo mau bersemedi di sini hah?," tanya Ali kesal.
Prilly terkejut karena Ali sangat dekat padanya saat ini. "Enggak, gue cuma," ujar Prilly ragu.
"Cuma apa? Lo masih ngga yakin?," tanya Ali kesal dan tambah kesal karena Prilly diam saja.
"Gue udah bilang Prill, gue ngga akan macem-macemin Lo. Gue emang jahat tapi gue ngga sbrengsek yang Lo bayangin," lanjut Ali.
"Sekarang Lo mau turun atau Lo terus-terusan di sini?," tanya Ali memberikan pilihan.
Dengan sangat ragu-ragu akhirnya Prilly memilih turun. Bagaimana bisa ia bertahan sendiri di dalam mobil. Apalagi cuacanya masih belum stabil. Bagaimana jika hujan kembali deras, lalu petir? Prilly sangat takut pada petir.
"Buruan," cecar Ali.
Prilly berlari kecil ke teras villa agar tak terkena rintik hujan yang bisa membuatnya sakit nanti. Sedangkan Ali langsung membuka pintu villa dengan kunci yang ia sudah ia bawa.
"Buruan masuk. Lo mau di luar aja," perintah Ali.
"Buruan. Ujannya bakalan deras lagi," timpal Ali kesal karena Prilly masih ragu.
Karena malas melihat Prilly yang masih saja takut, Ali langsung saja menarik kasar tangan Prilly agar Prilly segera masuk.
"Ali sakit," ujar Prilly setengah berteriak karena merasa sakit saat tangannya ditarik kasar oleh Ali.
Ali tak menggubris ucapan Prilly. Cowok itu mendorong Prilly ke dinding lalu mengunci tubuh Prilly dengan tubuhnya. Ya, Ali menghapus jarak di antara mereka.
Sementara Prilly saat ini benar-benar kalut. Gadis itu tidak tau apa yang akan dilakukan oleh Ali selanjutnya. Berusaha berontak pun Prilly tidak sanggup karena tenaga Ali lebih besar daripada tenaganya.
Ali melihat dengan teliti wajah ketakutan Prilly. Cowok ini paham betul bahwa sebenarnya Prilly adalah wanita lemah yang menutupi kelemahannya dengan sikap tegasnya.
"Buka mata Lo," ujar Ali.
"Buka," perintahnya lagi karena Prilly masih saja menutup matanya.
Mendengar bentakan Ali, Prilly perlahan-lahan membuka matanya. Kembali lagi kedua manik mata mereka bertemu.
"Harus gimana gue ngeyakinin Lo kalo gue ngga sbrengsek itu?," tanya Ali.
"Gue udah bilang berkali-kali sama Lo Prill, kalau Lo masih berpikiran buruk tentang gue, gue akan terus-terusan berbuat buruk sesuai dengan apa yang Lo pikirin," lanjut Ali.
"Lo bilang gue cowok kasar, gue bakalan buktiin kalo gue kasar. Pun kalo Lo bilang gue cowok brengsek, gue juga bakalan buktiin kalo gue cowok brengsek," ujarnya.
"Kapan Lo bisa lihat gue Prilly?," tanya Ali lebih tepatnya dengan nada lirih.
Prilly yang masih diam tak bergeming membuat Ali merasa putus asa yang pada akhirnya memilih untuk pergi.
![](https://img.wattpad.com/cover/151570127-288-k786220.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
IJIME
FanficAliando Calafiore. Cowok tukang bully di CTF school. Siapa yang tidak mengenal sosok Ali. Semuanya tunduk dan tergila-gila pada wajah sinis itu tapi tidak mengurangi ketampanannya sedikitpun. Prilly Anastasha Lamore. Cewek yg ga polos-polos ametlah...