Chapter IX

1.6K 252 29
                                    

"Jaemin! Jaemin!"

Suara berat memanggilnya dari kejauhan.

"Jaemin, bangun!"

Jaemin melihat sepasang mata cemas itu dengan pikiran kosong.

"Kau tidak apa-apa?"

Jaemin melihat Mark dengan bingung. Sesaat lalu ia bertemu Duke Johnny yang menagih pertanggungjawabannya kemudian Jisung muncul dan berusaha memperkosanya lagi. Saat itulah ia mendengar suara yang memanggil-manggilnya dengan panik dan ketika ia tersadar, ia sudah berada di lengan Mark.

"Kau tidak sakit lagi, bukan?" tangan Mark memegang kening Jaemin.

Jaemin hanya menatap Mark dengan mata bertanya-tanya.

"Kau pasti terlalu lelah," Mark memutuskan.

Mata Jaemin tidak beranjak dari wajah tampan yang cemas itu.

"Urusan Cookelt pasti telah menguras tenagamu," Mark melepaskan tangannya yang melingkari punggung Jaemin.

Seminggu sudah Jaemin tinggal di Ririvia. Selama ini tidak ada yang tidak beres pada Jaemin. Sekarang Jaemin terlihat lebih sehat dan lebih segar dari sebelumnya. Walau terkadang ia masih terlihat sedih, Jaemin sudah sering tersenyum gembira.

Mark tidak pernah mendengar suara Jaemin di malam hari ataupun di pagi hari ketika ia melewati kamar Jaemin. Tapi pagi ini ia mendengar Jaemin menjerit-jerit ketakutan. Ia pun memutuskan untuk melihat Jaemin.

Walau Jaemin berada jauh dari Trottanilla, tidak berarti Jaemin jauh dari masalah keluarga Riddick. Sesungguhnya, di pagi pertama Jaemin berada di Ririvia, ia telah menerima setumpuk dokumen kiriman Taeil. Demi kelancaran tugas Jaemin, Raja Jaehyun mengijinkan Jaemin menggunakan Ruang Perpustakaan. Mark juga telah mengatur orang khusus untuk mengirim kembali dokumen-dokumen itu beserta perintah tertulis Jaemin kepada Taeil. Sejak itu pulalah hari-hari Jaemin tidak pernah jauh dari Ruang Perpustakaan dan urusan Cookelt.

Taeil bukan saja perantara yang baik tapi juga penasehat yang baik. Tiga hari setelah Jaemin berada di Helsnivia, ia menyarankan Jaemin untuk mengganti guru pribadi Jisung. Sesungguhnya Jaemin tidak menyukai Jiwon tapi ia tidak dapat melihat kesalahan Jiwon dalam mengajar Jisung. Taeillah yang berkata Jiwon akan membentuk Jisung menjadi Duke yang buruk. Jiwon pula yang mulai mendorong Jisung untuk melawan Jaemin. Jaemin, atas saran Taeil, memilih guru baru untuk Jisung dan sekarang guru itu menjadi pengawas kepercayaannya.

"Apakah kau mau pergi berkuda denganku?"

Jaemin melihat Mark sudah mengenakan pakaian lengkap. Celana hitam yang membalut kaki panjangnya dipadu dengan kemeja putihnya. Mark terlihat jauh lebih santai dari saat ia mengenakan baju dinasnya.

Jaemin ingat setiap pagi Mark selalu pergi berkuda. Jaemin selalu melihat kepergian Mark di pagi-pagi buta. Jaemin juga mengawasi kepulangan Mark sesaat sebelum makan pagi. Mark pasti tidak menyadarinya. Jaemin selalu melihat di saat Mark mulai mendekati pintu, segerombolan wanita yang entah dari mana datangnya, mengerumuni Mark. Dengan ramah dan senyumnya yang menaklukan hati tiap wanita, Mark melayani wanita-wanita itu satu per satu. Benar-benar tipe pria yang tidak kekurangan teman wanita! Yang diherankan Jaemin adalah Mark tidak se'lincah' ketika ia berada di Trottanilla. Ia melihat wanita di sisi Mark selalu silih berganti tapi tidak tiap hari dan sehari lima kali seperti di Trottanilla. Mark juga tidak selalu menghabiskan waktunya bersama wanita seperti ketika ia di Trottanilla. Sesungguhnya, ia lebih banyak menghabiskan waktu untuk urusan Kerajaan Helsnivia. Tapi siapa tahu ketika ia berada di luar Ririvia.

"Aku akan menunggumu di bawah," Mark memberitahu dan ia meninggalkan Jaemin yang masih bergulat dengan pikiran kosongnya.

Jaeminpun segera bangkit dan bersiap-siap.

Kisah Cinta [MarkMin ver.]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang