Chapter XVIII

1.8K 277 44
                                    

chapter lalu pada ngakak smua ._.

nah nah...yang kepo sama doyoung, terjawab sudah :)))







Jaemin memperhatikan keramaian di halaman Kastil Quadville dengan putus asa. Meja-meja tertata rapi di sepanjang ruang kosong. Para wanita dan pria bergerombol di antara meja-meja. Mereka bercanda riang sambil membawa gelas berisi anggur. Para pelayan berjalan mondar-mandir melayani para tamu yang diundang khusus untuk hari special ini.

Haruskah ia melakukan ini? Tidak bisakah ia menghindarinya? Tidak bisakah ia muncul secara normal?

Mata Jaemin beralih pada Duke of Vinchard yang dengan bangga memberikan sambutan.

Jaemin sadar ia tidak bisa mengubah apapun. Sejak awal ia sudah tidak mempunyai kesempatan untuk membatalkan pesta ini.

Pesta ini memang baru berlangsung hari ini namun kesibukan Quadville sudah dimulai semenjak Duke membuat keputusan.

"Akhirnya saat ini tiba," Qian dengan gembira mengumumkan.

Jaemin melihat wanita tua itu. Ialah orang yang paling bersemangat memilihkan gaun pesta untuknya. Ia pula yang paling antusias menanti saat ini.

Jaemin kembali mengarahkan perhatiannya pada halaman Kastil Quadville. Sekali lagi ia bertanya, haruskah ia muncul di bawah mata semua orang itu?

"Inilah dia cucu tercintaku, Lady Jaemin Yvonne Lloyd."

Seketika semua mata melihat ke serambi yang semester lebih tinggi dari halaman Quadville.

Jaemin pun tahu ia tidak bisa.

"Cepatlah, Tuan Puteri. Duke telah memanggil Anda," Qian membimbingnya keluar dari balik tirai yang membatasi serambi menuju halaman dengan ruangan tempat ia harus bersembunyi hingga Duke Vinchard memanggilnya.

Jaemin melangkahkan kaki ke serambi. Matanya menatap para tamu dan kakinya melangkah mantap ke arah Duke yang menatapnya dengan bangga.

Jaemin bertanya-tanya apa yang ia cari dari para tamu kakeknya ini. Matanya memandang mereka tetapi ia tidak melihat mereka. Apakah ia ingin membaca bibir yang tengah berbisik-bisik itu? Apakah ia ingin mencari siapa yang paling tertarik melihatnya?

Setiap pasang mata memperhatikannya lekat-lekat seolah-olah ingin menanti ia membuat kesalahan yang memalukan.

Sayangnya Jaemin akan mengecewakan para tamunya. Selama seminggu penuh Qian melatihnya berjalan anggun menuruni tangga serambi. Selama seminggu Qian memastikan ia berjalan tanpa cacat. Jaemin telah menghafal setiap langkahnya sehingga Jaemin yakin walaupun dengan menutup matapun ia bisa dengan selamat sampai di sisi Duke Vinchard.

Mulut para wanita berbisik-bisik seolah-olah ingin mencari kecacatan dalam penampilannya hari ini.

Sayangnya pula, Jaemin akan mengecewakan mereka. Qian telah memastikan ia menjadi bintang hari ini. Dalam seminggu penuh ini Qian telah mencoba berbagai macam dandanan dan gaun. Sekarang ia sudah dari telapak kaki hingga ujung rambut tampil sempurna seperti dalam kamus Qian. Rambutnya yang pucat telah ditata sedemikian rupa sehingga warnanya yang pucat menonjolkan perhiasan yang menghiasi kepalanya. Kulitnya yang pucat disembunyikan oleh gaun biru terang yang senada dengan matanya. Setiap lipatan gaun yang dipilih Qian selama seminggu ini menonjolkan setiap lekukan tubuhnya.

Inilah sebabnya ia tidak pernah ingin datang ke sebuah pesta apa pun. Jaemin tidak suka cara mereka menatapnya. Ia tidak suka mendengar bisik-bisik mereka. Ia tidak pernah menikmati menjadi tokoh utama topik pembicaraan! Ia tidak peduli mereka menyebutkan anak haram. Ia tidak terlalu memikirkan komentar mereka. Ia hanya membenci mereka yang suka menjelek-jelekkan Duke Johnny dan ayahnya.

Kisah Cinta [MarkMin ver.]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang