Chapter X

1.6K 243 13
                                    

untuk merayakan followersku yang udah smpe 100 ㅋㅋㅋ
wow ngga nyangka banget, makasih yaa💚

Jaemin menatap tumpukan kertas kiriman Taeil. Tangannya membolak-balik tumpukan kertas itu tanpa satu niatpun untuk membaca surat yang ditunjukkan padanya.

Pagi ini setelah kunjungan Jisung yang mengagetkan, Jaemin berdiam diri di dalam kamar. Seperti yang dikatakan Mark, seorang pelayan datang mengantar makanan tak lama setelah Mark pergi. Beberapa saat kemudian datanglah berkas-berkas kiriman Taeil bersamaan dengan surat peringatan Taeil yang terlambat.

Taeil memperingatkan Jaemin kemungkinan Duchess Nayeon mengirim orang untuk membawanya pulang dengan paksa. Earl of Mongar tidak dapat menerima kenyataan Jaemin menghilang dari Sternberg. Ia marah besar! Calon istri yang telah diincarnya sejak pesta Earl of Striktar – satu-satunya pesta di mana almarhum Duke Johnny berhasil membuat Jaemin muncul, menghilang. Ia menyalahkan Duchess dan terus menerornya.

Jaemin tidak mengerti mengapa hidupnya dengan mudah berubah menjadi kekacauan setelah kematian Duke Johnny. Di Trottanilla, Earl of Mongar yang membuntutinya. Di belakangnya terus mengincar Jisung. Apakah yang ada di depannya? Di Helsnivia?

Mengapa ia begitu mudah dikejar-kejar pria? Mengapa setiap pria melihatnya dengan satu mata – seorang anak haram yang mau melakukan apa saja demi harta? Ia bukan anak haram! Ia tidak punya alasan menjadi wanita ketiga seperti ibu dalam pikiran mereka. Sekalipun ibunya adalah wanita simpanan, Jaemin tidak mau mengikuti jejak ibunya.

Jiwon, Dokter Seokjin, Taehyun, Earl of Mongar kemudian Jisung. Siapa lagikah yang akan mengacaukan hidupnya yang tenang?

Selama satu minggu ini Jaemin berhasil menyuruh Taeil menutup mulut pada keluarga Riddick tentang keberadaannya. Selama seminggu ini hanya Taeil satu-satuya orang di Trottanilla yang tahu keberadaannya. Jisung atau Duchess Nayeon pasti berhasil membuka mulut Taeil. Mungkin juga mereka berhasil mengikuti perantara diinya dan Taeil. Entah bagaimana caranya, mereka telah mengetahui keberadaannya!

'Kalau keluarga Riddick tahu keberadaanku, maka hanya masalah waktulah pria-pria itu tahu,' Jaemin menyadari dengan horor.

Seseorang mengetuk pintu.

'Siapakah orang yang datang menemuiku malam-malam seperti ini?' Jaemin berpikir pucat.

Ketukan di pintu terdengar mendesak.

Saat itulah Jaemin melihat sebuah sosok tinggi di balik pintu kaca menuju serambi. Darah Jaemin terkesiap. Tubuhnya membeku. Matanya melihat sosok itu tanpa berkedip. Buku-buku tangannya yang mencengkeram tepi meja memutih.

"Jaemin, kau sudah tidur?"

Suara tegas yang telah begitu dikenalnya itu langsung membuatnya lega.

"Jaemin," Mark memanggilnya lagi.

Jaemin beranjak membuka pintu.

"Mengapa kau belum tidur?" Mark memperhatikan Jaemin yang belum mengenakan gaun tidur.

"Saya tidak dapat tidur," jawab Jaemin. Kedatangan Jisung yang mendadak telah mengacaukan pikiran tenangnya.

Mata Mark beralih pada tumpukan kertas di meja kecil yang dipindahkan ke kamar Jaemin pagi ini. "Kau masih mengurusi masalah Cookelt?"

Jaemin mengangguk. Sesungguhnya ia berusaha tapi otaknya tidak dapat diajak bekerja sama. Hari ini ia sama sekali tidak menghasilkan apa-apa. Besok Taeil tidak akan menerima pesannya. Besok ia harus menyelesaikan jatah dua hari.

"Kau bekerja terlalu keras," Mark memperhatikan guratan-guratan kelelahan di wajah Jaemin, "Setiap hari aku melihatmu di Ruang Perpustakaan, berkutat dengan kertas-kertasmu. Apakah terjadi masalah di wilayah keluarga Riddick?"

Kisah Cinta [MarkMin ver.]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang