Go

1.5K 198 1
                                    

Sejeong meninggalkan semuanya.

Ia sekarang hanya ingin pergi, tanpa membawa kesialan bagi orang - orang didekatnya. Mungkin memang sudah takdirnya untuk berjalan sendirian. Tanpa siapapun.

Setelah melihat Taehyung pergi keluar lagi tadi, Sejeong segera membereskan barang miliknya dan pergi tanpa pamit. Tanpa ponsel, baju, atau apapun yang pernah diberikan Taehyung padanya.

Gadis itu bukannya tak ingin mengucapkan terimakasih untuk yang terakhir kali, tapi situasinya tidak memungkinkan untuk itu.

Dengan tas sekolah dipunggung, Sejeong melangkahkan kakinya menembus udara sore hari yang cukup dingin. Ia mungkin akan menyewa sebuah kosan kecil untuk tinggal. 

Namun masalahnya, Setelah berkeliling berjam-jam, sejeong masih belum bisa menemukan kosan dengan harga murah.

Sampai terlihat oleh matanya brosur tertempel ditiang listrik tentang kosan. Harganya cukup mahal, tapi jauh lebih murah dibandingkan yang tadi. Uangnya hanya tersisa untuk makan satu kali besok.

Akhirnya Sejeong memutuskan untuk pergi kesana.

"Permisi, apa benar ada kosan kosong disini? "

"Ah, iya benar. Kau mau menyewanya? "

"Iya. Tapi, apa harganya seperti yang tertulis pada brosur disana? "

"Tentu saja. Jadi bagaimana? "

"Kalau begitu aku ambil. Ini uangnya. "

"Terima kasih, ayo kuantar. Kamarnya ada dilantai dua. "

Wanita itu menuntun Sejeong naik kelantai atas dan berhenti disebuah
Kamar.

"Ini dia. Selamat beristirahat. "

"Terimakasih. "

Sejeong masuk kekamar itu. Ada sebuah kasur kecil dengan sebuah lemari disana. Lebih baik daripada tidak sama sekali.

Sore ini ia memilih untuk membereskan barang dulu agar nanti malam bisa tidur.

Sejeong sangat lelah.

***

"Argh ini sangat memusingkan. Harga sahamku turun gara-gara masalah ini. "
Monolog Taehyung.

"Lalu kau mau bagaimana lagi? "

"Apa tidak ada cara untuk menghapus berita itu? "

"Tentu saja ada. Aku kenal orang-orang yang bisa menghapusnya. Tapi harganya cukup mahal, kau yakin? "

"Syukurlah. Kalau begitu, tolong telepon dia. "

"Baiklah.Tapi Kau tampak sangat lelah, lebih baik kau pulang dan beristirahatlah. "

"Benar. Kalau begitu aku pamit, ya?"

Setelah seharian berusaha membereskan berita itu dari publik, Taehyung akhirnya bisa pulang kerumah besarnya. Ini hari yang sangat panjang.

Taehyung memutuskan untuk langsung tidur tanpa mengecek kondisi sejeong seperti biasanya.

Tanpa tahu kalau gadis itu sudah pergi, dan tak ingin kembali lagi.
.

.

.

.

"Dimana sejeong? "

"Sepertinya belum bangun, tuan. "

Taehyung terkekeh.

"Dasar anak itu, mentang-mentang sedang tidak sekolah dia jadi pemalas. Biar aku yang membangunkannya. "

Taehyung berjalan menaiki tangga kelantai dua. Bersiap-siap untuk membangunkan sejeong dikamarnya.

"Hei, ayo bangunlah. Jangan jadi pe-"

Saat membuka pintu, Taehyung baru sadar.

Sejeong tak ada disana.

Pria itu Buru-buru mengecek isi kamar itu.

Semuanya masih ada.Pakaian, sepatu, tas, ponsel dan barang-barang yang lainnya masih ada.

Hanya Sejeong yang tidak ada.

Sebuah surat dibawah bantal akhirnya tertangkap dalam Netra Taehyung.

Aku pergi. Tidak perlu repot-repot mencariku.

Maaf memutuskan kontrak secara sepihak. Tapi yang terpenting, kita sudah mendapat apa yang kita inginkan, bukan? Anda sudah dapat sahamnya dan aku sudah berhasil lulus SMA. Bagiku, itu sudah cukup.

Dan maaf juga karena telah banyak merepotkan selama ini.

Aku sudah lelah. Aku hanya ingin tenang sekarang. Jadi kumohon jangan mencariku lagi.

Terakhir, terimakasih banyak karena sudah menjadi kakak yang baik untukku. Setidaknya, dari anda aku tahu rasanya punya keluarga.

Berbahagialah♥!

Kim Sejeong.

Taehyung tersentak saat membaca surat tersebut.

Kenapa Sejeong harus pergi?

Apa dia merasa jadi beban karena berita tentangnya kemarin?

Pantas saja ia meninggalkan ponsel dan barang-barang yang diberikan Taehyung.

Tanpa memperdulikan pesan sejeong yang bilang jangan mencarinya, Taehyung mengambil jaketnya dan pergi meninggalkan rumah.

Ia tak siap jika harus kehilangan lagi.

                          _o0o_

Semalam sakit kepala sejeong kambuh lagi dengan jangka waktu yang lebih lama dari biasanya. Jadi, dengan uang hasil penjualan antingnya, gadis itu memutuskan untuk melakukan pemeriksaan dirumah sakit.

"Hasil pemeriksaan menunjukkan kalau anda mengidap penyakit Glioblastoma. Untuk menghambat sel-sel nya anda harus melakukan Radioterapi, kemoterapi atau operasi."

Sejujurnya sejeong sangat kaget dengan berita ini, namun ia berusaha tetap tenang. Kini gadis itu mulai berpikir sejenak. Opsi- opsi itu tentu saja membutuhkan biaya yang tidak sedikit.

"Apa tidak ada cara lain, dok? Obat-obatan, misalnya?"

"Sayangnya Tidak ada. Glioblastoma belum ditemukan obatnya. Untuk sementara mungkin anda hanya bisa mengonsumsi obat penghilang rasa sakit. Saya akan beri resepnya."

"Kalau begitu saya pamit, dok. Terima kasih banyak. "

Entah sejeong harus sedih atau senang dengan berita ini.Tapi yang jelas, Sejeong lega karena baru memeriksakan diri setelah pergi dari rumah Taehyung dan tidak perlu merepotkan Pria itu lagi.

Karena harga obat-obatan yang diresepkan dokter
cukup mahal, Sejeong akhirnya memutuskan untuk mengkonsumsi obat murah yang biasa ia minum.

Lagipula, cepat atau lambat dia akan mati juga, kan?

Sakit parah, satu-satunya cara bagi Sejeong untuk mati tanpa dicegah siapapun lagi.

Setidaknya setelah pergi dari dunia ini dia mungkin bisa menemukan kebahagiannya sendiri. Tanpa kesedihan, luka, ataupun rasa sakit.

Tanpa merasakan apapun lagi.

My Little Sister | Taehyung & SejeongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang