Be Honest

1.6K 181 0
                                    

Pagi ini Taehyung datang kekantor dengan wajah kusutnya. Masih memikirkan Sejeong yang belum bisa ditemui walaupun sudah empat hari berlalu.

"Hei! Akhirnya kau ke kantor lagi. "

Suara Seokjin cukup membuat Taehyung terkejut.

"Sejeong tidak bisa kutinggalkan. Dia sering ketakutan akhir-akhir ini."

"Ah, Pasti karena kejadian kemarin ya? Aku turut sedih mendengarnya."
Ucap Seokjin prihatin.

"Terimakasih. Tapi sekarang aku sangat bingung harus melakukan apalagi untuk mengembalikannya. "

"Bagaimana kalau nanti sore kau bawa dia ke apartemenku? Aku akan mengajak yang lainnya juga. Mungkin itu bisa sedikit membantunya."

"Ide bagus. Baiklah, aku akan membawanya nanti. "
.

.

.

.

"Sejeong, Ayo."

Panggilan Taehyung membuat gadis itu mendongak.Mereka akhirnya berjalan beriringan memasuki sebuah gedung apartemen.

Langkah kaki mereka terhenti disebuah unit bernomor 18.

"Wah, Sejeong sudah datang. "

Sapaan itu langsung terdengar kala pintu apartemen terbuka dari dalam.

Taehyung melirik sejeong yang masih diam. Namun tangannya yang sejak tadi ia genggam kini gemetar.

Gadis itu tidak baik-baik saja.

"Tenanglah, mereka bukan orang jahat dan mereka adalah kakakmu juga."

Taehyung menarik Sejeong untuk masuk kedalam dan duduk disofa ruang tengah.

"Akhirnya kalian datang juga. Halo sejeong, apa kabar?" Sapa Namjoon hangat.

"Aku baik. "

"Kalau begitu, kita akan bersenang-senang hari ini, kau mau? "

Sejeong mengangguk pelan.

"Pertama kita akan makan pizzanya dulu. "

Mereka semua akhirnya makan bersama-sama.

Selesai makan, mereka memainkan game monopoli yang memang sering mereka bertujuh mainkan. Dan sekarang ditambah Sejeong.

"Hei, jangan mentang-mentang kau kaya, kau membeli semua tanahnya! Sisakan untukku juga. "

"Salahmu sendiri tidak beli sejak tadi, bodoh."

"Hei, jangan mengembalikan lagi kartu kesempatan yang kau ambil barusan! Isinya pasti kau harus masuk penjara, ya? "

"Tidak, itu bukan kartu milikku. "

"Sudahlah, jangan berbohong. "

"Kau curang! Kau dapat angka lima, itu artinya kau menginjak tanahku dan harus membayar sewa. Lalu kenapa kau berhenti disana?"

Kira-kira begitulah ocehan mereka saat bermain. Mengingat Mereka sudah bekerja tapi masih senang bermain monopoli dan bertengkar seperti anak-anak membuat Sejeong tersenyum tipis.

Seandainya ia juga bisa sebebas itu.

Dan disusul senyuman tipis lain dari Taehyung.

Sebuah senyum lega karena bisa melihat lengkungan itu lagi diwajah sejeong.

***

Setelah bermain banyak permainan hingga malam hari, Sejeong sudah tertidur pulas dikamar Seokjin.

Sementara sisanya masih mengobrol diruang tengah.

"Bagaimana dengan kasus Sejeong kemarin? " Tanya Namjoon.

"Masih berlanjut.Untunglah Bibi sejeong yang bersekongkol dengan pelakunya sudah tertangkap. "

"Apa kau bilang?Sejak kapan kalian punya bibi? " Yoongi mengerutkan dahinya.

Taehyung merutuki mulutnya yang tidak bisa menjaga rahasia.

Tapi mau bagaimana lagi? Suatu saat nanti mereka juga akan tahu. Jadi taehyung memutuskan untuk jujur pada mereka.

"Bukan bibiku. Tapi bibinya Sejeong. "

"Itu berarti bibimu juga bodoh. Dia kan adikmu. "

"Sejujurnya sejeong bukan adik kandungku.Aku juga sebenarnya bukan anak dari Kim Juan."

"Apa? Lalu, kau siapa?Sejeong juga siapa?kenapa silsilah keluarga mu sangat sulit dimengerti, sih?" Tanya Jungkook yang kebingungan.

"Aku diangkat menjadi anak mereka saat SMA tapi tidak ada yang tahu."

"Kalau soal Sejeong, Waktu itu saat aku meminta saham pada kakek angkatku, aku bilang aku membutuhkan saham itu karena aku butuh uang banyak untuk biaya pengobatan adik perempuanku. "

"Lalu? "

"Kakek ingin bertemu dengannya. Tentu saja aku sangat bingung dan akhirnya aku menabrak sejeong. Waktu itu dia bilang hanya tinggal dengan bibinya. Aku yang sedang kebingungan, tentu saja tidak membiarkan kesempatan lewat begitu saja. Akhirnya aku memintanya untuk jadi adikku."

"Jadi, kau mengadopsi sejeong?"
Namjoon menarik kesimpulan sendiri.

"Tidak. Aku membuat sebuah kontrak dengannya dan berjanji akan membiayai sekolahnya. "

"Kalau begitu, kau memanfaatkannya untuk mendapatkan saham?! " Seokjin mulai menaikkan nada bicaranya.

Pria itu sangat marah karena Taehyung seolah-olah menjadikan Sejeong alat untuk mendapatkan uang.

"Awalnya memang begitu,tapi sekarang tidak lagi. Dia terlalu berharga untuk itu. "

"Lalu apa rencanamu sekarang? "

"Menjaganya, tentu saja. Bahkan mengadopsinya, aku bisa melakukannya sekarang juga. "

"Ide bagus. Tapi aku masih penasaran. Kenapa bibinya bisa setega itu pada Sejeong? "

"Entahlah. Tapi saat aku pertamakali bertemu dengannya, wanita itu terlihat sangat kejam. Dia meminta uang padaku dan menampar Sejeong waktu itu. "

"Benarkah? Wah, benar-benar keterlaluan." Ujar Yoongi kaget.

"Taehyung. "


Panggilan Jimin membuat Taehyung menoleh.

"Ada apa? "

"Terimakasih karena sudah mau jujur pada kami. "

"Tapi tolong jaga rahasia ini, ya. Hanya kalian saja yang tahu. "

"Tentu saja."




My Little Sister | Taehyung & SejeongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang